Kevin mencari keberadaan Pine dan menemukannya. “Pine, apa yang kamu lakukan di sana?” tanya Kevin.
Pine berbalik dan tersenyum, “Hanya berpikir.”
Kevin menghela napasnya, “Jangan terus menyalahkan dirimu, ini bukan salahmu,” dan Pine hanya menganggukkan kepalanya.
Hap!
Dua tangan kecil memeluk erat kaki Kevin dari belakang, “Ayah!”
Kevin langsung menggendong anak ini, “Ada apa pangeran? Bukankah pangeran seharusnya bersama Julio?”
Dan yang disebut namanya datang dengan tergesa-gesa, “Maafkan saya Yang Mulia, tapi pangeran berlari terlalu cepat!” ujar Julio.
Pine mendekat dan menjentikkan jarinya pelan ke kening anak ini, “Regis...”
Regis pun mengerutkan bibirnya, “Aku hanya bermain, Ibu. Tapi Julio sudah terlalu tua untuk mengejarku.”
Julio memandang Regis dengan wajah tidak percaya, “Apa..
Lub. Dub. Lub. Dub. Lub. Dub.Suara detak jantung terdengar saling berirama. “Apa kamu mendengarnya?” dan sosok yang sedang ditanya ini menganggukkan kepalanya.Terlihat Diana yang masih berada di tempat tidur. Ia tidak bergerak dan juga tidak bernapas. Tubuhnya sedingin es, dan wajahnya sepucat salju.Ika menatap Iki, “Jadi, apa seorang vampir yang merupakan anggota keluarga utama dapat mendengarkan bunyi detak jantung seorang vampir?”“Aku rasa begitu, Ika,” jawab Iki menjawab pertanyaan kembarannya.“Apa sejak pertama, Kak Diana juga dapat mendengarnya?”“Shhh... Ika!” seru Iki.“Ada apa?” tanya Ika tidak mengerti.“Kita tidak bisa memanggilnya dengan Kak Diana. Itu sangat tidak sopan, Ika.”“Ah... ya... Aku lupa, maaf.”Ika lalu duduk di atas tempat tidur dan menyentuh tangan Diana, “
Halo semuanya! Saya Selist Emerald Valley, penulis dari novel Pure Blood. -Terima kasih untuk kalian para pembaca yang sudah mencintai dan membaca Pure Blood sampai akhir! Ini adalah akhir dari Pure Blood! Saya harap kalian menyukai Pure Blood dan para tokoh di dalamnya! - Tanpa adanya dukungan dari para sahabat dekat saya, tentu saja Pure Blood tidak akan pernah ada! Terima kasih untuk HAKUJI dan Affifah, kalian memang yang terbaik!!! -Senang rasanya mempublikasikan Pure Blood di Goodnovel, selain bisa menjangkau lebih banyak pembaca, Pure Blood juga bisa diakses dengan mudah, baik menggunakan aplikasi maupun website Goodnovel.-Pure Blood merupakan novel pertama saya, sekaligus debut karya pertama saya di dunia penulis dan novelis. Dari dulu hingga sekarang, Pure Blood selalu menjadi bagian utama dan penting dari kehidupan saya dan karir saya sebagai penulis dan juga novelis.-Rencananya, Pure Blood akan menjadi novel s
Haltz, nama dari salah satu tiga klan vampir yang ada di dunia. Merupakan klan vampir terkuat dengan persentase darah vampir murni mencapai lima puluh persen dalam keluarga utamanya.Berada di wilayah selatan, Haltz dikelilingi oleh kawasan hutan-hutan dengan dominasi pohon Pinus yang dinamakan Hutan Silver, dan juga merupakan daerah yang lembap. Wilayah ini pun merupakan salah satu dari tiga wilayah yang sangat terlarang untuk dimasuki bagi para manusia.Setiap klan vampir dipimpin oleh seorang vampir terkuat dalam keluarga utama, atau ditentukan berdasarkan peraturan komite vampir yang disebut dengan Harawaltz. Namun pada kasus unik milik klan Haltz, maka anak pertama yang dipilih menjadi pemimpin.Pemimpin dari setiap klan dipanggil dengan sebutan “Yang Mulia”, berstatus hampir sama dengan “Raja”. Ini mengikuti tata cara pemerintahan yang sama dengan Kerajaan Aima, kerajaan yang telah runtuh
Suara derap langkah kaki terdengar menggema memenuhi lorong panjang yang didominasi warna hitam. Perlahan... suara ini kian meredup dan berganti menjadi suara embusan angin. Bayangan hitam bergerak dengan cepat membelah lorong menuju ke suatu tempat. Terus melaju hingga mencapai suatu ruangan yang terdapat sebuah singgasana didominasi oleh bahan beludru berwarna merah gelap dengan beberapa bagiannya terlapisi oleh emas dan hiasan beberapa batu-batu berlian yang berkilauan. Semua sangat kontras dengan ruangan yang didominasi oleh warna hitam ini. Perlahan, sosok wujud manusia terbentuk dari bayangan yang sekarang menduduki singgasana. Bayangan ini semakin mempertegas wujudnya menjadi seorang pria yang berpenampilan “layaknya” manusia. Ya, layaknya. Wujudnya memang tidak jauh berbeda dengan manusia, hanya saja kulitnya sedikit lebih pucat, sorot mata yang lebih tajam, dan juga dua buah taring yang menghiasi deretan gigi atasnya. Sosok i
"ALBERT!" teriak Rai yang sekarang sudah duduk di singgasananya.Albert yang baru saja tiba langsung menjawab panggilan tersebut, "Ya, Rai?""Besok pagi, bawa wanita itu. Kembalikan dia ke tempat kau menemukannya," perintahnya dingin."Baik. Saya mengerti."Albert pun pergi dengan menghela napas sangat dalam. Dia sangat tahu, pasti wanita ini tidak akan selamat. Rai memang terkenal kejam dan sadis, dia tidak akan segan-segan menghisap darah korbannya sampai habis.Padahal hal tersebut sangat tabu dilakukan oleh seorang vampir. Vampir tidak boleh membunuh manusia. Jika kejadian ini ketahuan oleh pihak manusia, keberadaan mereka akan terancam.Mereka akan diburu lalu dibinasakan. Kekuatan vampir tentu jauh lebih kuat dibandingkan manusia, tapi manusia tetap tidak bisa diremehkan. Mereka memiliki berbagai senjata canggih yang dapat menyamai kekuatan para vampir, dan jangan lupa bahwa manusia adalah makhluk yang sangat licik.
Kilas balik saat Rai dan Al pertama kali bertemu."Kau ini sedang menangis atau berteriak? Kenapa kencang sekali?" tanya Rai kecil yang saat itu berusia tiga belas tahun.Albert terkejut mendapati sosok vampir kecil berada di hadapannya. "K-kau siapa?" tangisannya pun langsung berhenti seketika."Beraninya kau tidak menjawab dan malah bertanya padaku! Kau tidak tahu siapa aku?!?" serunya dan Al hanya menggelengkan kepalanya tanpa rasa bersalah."Aku Raizel Harrison de Haltz! Aku adalah pemimpin klan vampir bernama Haltz! Kau sudah lancang bertanya tanpa seizinku!!" jelas Rai dengan angkuhnya.“Maaf—” ucapnya datar, “—aku tidak tahu siapa dan apa Klan Haltz ini karena aku tinggal di dunia manusia. Namaku Albert... Albert Valentino. Aku juga seorang vampir, lebih tepatnya—“"—vampir hibrida, huh?" potong Rai."Bagaimana kau tahu?" tanya Al bingung.Rai meng
Tubuh Al kini telah dipenuhi oleh luka-luka berdarah hitam akibat serangan yang terus dilancarkan oleh para vampir ke dirinya maupun Rai. Dia bisa saja menang karena meskipun Albert adalah vampir hibrida, dia tetap memiliki kekuatan yang sangat besar.Entah mengapa, kekuatan yang dimilikinya hampir setara dengan para pimpinan para klan, dan dia juga memiliki mental dan fisik yang kuat. Inilah yang menyebabkan Al masih bisa bertahan di tengah cacian, hujatan, dan serangan yang dia terima selama ini.Namun, di perkelahian kali ini dia lebih memilih melindungi Rai. Vampir kecil ini tidak tahu apa-apa. Ia akan merasa sangat bersalah jika sesuatu terjadi padanya. Oleh karena itu, Al melindunginya mati-matian, membuat kekuatannya menurun signifikan.Sedangkan Rai, dia masih saja diam berdiri di tempatnya, mengamati perkelahian yang terjadi. Sudah berkali-kali dia diminta pergi oleh Al, namun dia mendadak tuli dan tidak menaati perkataannya.&nb
"Yang Mulia Harrison. Apa yang Anda lakukan di sini?" tanya sosok vampir dewasa sambil memberikan hormat yang diikuti oleh sepuluh orang pria di belakangnya. "Bukankah itu kepala keamanan Kastel Haltz, Vero de Haltz!?" ucap para vampir penyerang menyadari siapa yang datang. "Ah... rupanya kau, Vero. Hampir saja aku membunuhmu karena mengganggu waktu bermainku," jawab Rai seraya menoleh, membuatnya Vero yang melihatnya langsung gemetar. Bagaimana tidak? Dia sangat tahu arti dari iris merah darah ini, aura membunuh ini, dan seringai yang menakutkan. Saat ini, Rai sedang benar-benar marah. Senyuman di wajahnya bukan senyuman yang hangat. Itu adalah senyuman kematian. "Maafkan hamba, Yang Mulia," balas Vero membungkuk hormat diikuti oleh para prajuritnya yang juga terlihat gemetar. "Aku jadi kehilangan selera untuk bermain," ujar Rai. "Ck! Kenapa aku harus bertemu dengannya saat seperti ini," batin Vero menyadari