Rai menatap Diana marah, "Kau tuli!? Aku sudah bilang lupakan tindakan bodohmu!”
"Aku yang bodoh atau kau?" tanya Diana.
Rai menghela napas dalam-dalam. Lebih dari siapa pun, ia mengetahui bahwa baik dirinya atau Diana sama-sama keras kepala. Parahnya, keras kepala Diana jauh melebihi miliknya. Membuat setiap perbincangan mereka akan selalu diakhiri dengan pertengkaran.
Dengan wajah yang penuh kepasrahan Rai berkata, "Baik, baik, baik. Aku memang belum memakan apapun, dan seperti apa yang kau katakan, sekarang aku merasa tenggorokanku sekering gurun sahara.”
Rai kemudian mengangkat telunjuk yang berdarah milik Diana, "Aku akan makan. Tapi tidak sekarang. Kau mengerti?"
Diana hanya melihatnya, “Aku menyukainya.”
“Aku tidak mengerti.”
Tangan Diana terulur dan menyentuh wajah Rai, menariknya mendekat. “Warna merah darah ini… Aku menyukainya. Terlihat cantik.”
Daerah netral merupakan daerah tengah dari empat penjuru arah mata angin mewakili masing-masing kekuasaan wilayah klan dan dunia manusia. Setiap arah mata angin memiliki para prajurit penjaganya masing-masing dan mereka adalah vampir, berjumlah sekitar dua atau lima vampir dengan satu vampir menjadi komandannya.Namun, ketika Rai dan Diana telah sampai di daerah netral, mereka sama sekali tidak menemukan satu vampir prajurit penjaga pun. Membuat Diana yang melihatnya jadi bertanya-tanya.“Haltz, Waltz, dan Antro memang sedang bertarung, jadi ini tidak aneh jika perbatasan mereka tidak ada yang menjaganya. Namun untuk Waltz... bukankah ini aneh? Apa mereka juga ikut terlibat dalam konflik?” tanya Diana."Aku tidak tahu tentang itu. Waltz adalah klan yang tertutup, dan aku sangat jarang berkomunikasi atau mengetahui sesuatu tentang mereka. Tapi yang aku yakini, mereka tidak terlibat dalam konflik ini."Diana memandangnya, &ldquo
"Ya, ya, ya. Kita tidak akan ke kastel. Tempat itu sekarang pasti sudah menjadi arena pertempuran. Pine dan Kevin tidak akan ada di sana, mereka ada di utara,"Rai kemudian menatap Diana, "Jangan jauh-jauh dariku, atau kau hanya akan menambah masalah." Tapi Diana tidak merespons, dia malah melihat Rai dengan tatapan kosong."Ada apa lagi?" tanya Rai menyadari tingkah laku Diana yang aneh."Aku memiliki firasat yang buruk," jawab Diana.***Di dalam gua yang diselimuti es, pendeta melakukan pemberkatannya pada Pine dan Kevin. Pemberkatan ini merupakan sesuatu yang sangat sakral, namun juga sekaligus menjadi awal bagi perubahan Pine dari manusia menjadi vampir.Rai memang mengatakan pada Diana bahwa Pine akan diubah menjadi vampir jika keadaan mendesak. Tapi Kevin tidak mengatakan seperti itu. Dia memberikan pilihan pada Pine dengan segala penjelasan juga konsekuensinya, dan Pine memilih untuk mengu
Kevin mengambil suntikan dan mengisinya dengan sisa darah yang ada di cawan. Dia mencoba mendorong isi suntikan sebelum berniat menyuntikkan isinya ke pembuluh darah Pine.Sebelumnya, Kevin sendiri sudah menjelaskan cara kerja upacara perubahan yang akan ia lakukan ke Pine, dan ada lima tahapan proses sebelum seorang manusia akan menjadi vampir seutuhnya.Yang pertama adalah manusia harus meminum setengah dari isi dari cawan darah yang merupakan gabungan dari ketiga darah milik masing-masing pemimpin klan vampir.Hal ini dilakukan agar manusia tersebut mendapatkan energi dari darah vampir, karena bagi manusia, darah vampir memiliki efek yang sangat kuat. Hal lainnya, darah tersebut juga berguna untuk mengurangi dampak rasa sakit dari perubahan yang akan terjadi.Yang kedua adalah menyuntikkan sisa dari isi cawan darah ke tubuh manusia tersebut. Darah vampir merupakan parasit. Mereka akan mengambil alih tubuh dan mengubah fungsi fisiologis
Gail mengedarkan pandangannya. Ia sudah berada di luar bangunan namun semenjak dia berada di mulut bangunan, telinganya mendengar suara-suara aneh. Ia tidak takut hantu, tapi yang ia takutkan adalah suara ini berasal dari pihak lawan atau dengan kata lain, vampir.Dengan waspada, dia terus memegang botol pemberian Al. "Aku yakin mendengar sesuatu sejak tadi," pikirnya.Suara tersebut seperti suara orang berjalan, cara berjalan yang sangat kasar, dan suara ini menggema sampai ke dalam bangunan. Gail lalu memasukkan kamera ke dalam tasnya dan berjalan sangat perlahan, mencoba tidak membuat suara apapun.Krrassh...!Sebuah suara kencang mengejutkannya, menggema ke seluruh ruangan dan terdengar oleh telinganya. Gail terkejut, ia langsung merunduk dan berjalan perlahan mencari tempat aman."Apa itu!? Sial...! Jantungku akan benar-benar pindah posisi!" omel Gail dalam hati.Dak! Dak! Dak!
Rai mengangkat telunjuknya dan mengarahkannya tepat ke Diana, “Dengar! Aku memiliki hak untuk memanggilmu dengan panggilan apapun, dan kau tidak bisa melarangnya!”“Atas dasar apa kau berbicara seperti itu?”“Atas dasar hak asasi vampir!” balas Rai dan langsung membuat Diana tertawa terbahak-bahak.“Kenapa kau tertawa?” kesal Rai.“Kau pikir aku tidak tahu. Kalian para vampir tidak memiliki hak asasi vampir. Yang kalian miliki hanya aturan yang dibuat oleh Harawaltz, dan aturan tersebut adalah mutlak!”Rai menggeram, “Siapa yang mengatakan hal itu?”“Hmm... salah satu pelayanmu, tapi aku tidak tahu namanya, karena dia terus menolak memberitahukan namanya.”“Sial!” maki Rai. “Cepatlah berjalan! Aku lelah berdebat denganmu,” dan Rai berjalan secepat mungkin meninggalkan Diana.“Huh... dasar vampir lem
"PINE!" teriak Kevin melihat wanita yang dicintainya tidak berdaya menahan rasa sakit. “Sial! Siapa vampir sialan ini!? Jika perubahan ini tidak segera diselesaikan maka Pine akan dalam bahaya!Vero dan Julio melesat ke vampir ini, mengerahkan semua tenaga mereka untuk melawannya. Namun, semua sia-sia. Dia benar-benar kuat. Dengan mudah dia membalas serangan mereka, membuat luka terbuka di bagian tangan Vero dan juga luka terbuka di bagian dada Julio.Kevin tidak tinggal diam, dia langsung maju menyerang dan mencekik vampir ini. Tapi ini bukanlah kemenangan. Vampir asing ini langsung membalas dengan memukul tangan Kevin menggunakan lengannya.Ia juga menendang Kevin kembali, tapi kali ini Kevin berhasil menghindar. Kevin menangkap kaki vampir ini dan melemparkannya ke dinding. Lemparan yang cukup kuat hingga membuat tembok es tebal ini retak.Napas Pine mulai tersengal-sengal. Tubuhnya merasakan rasa sakit yang teramat sang
Rai yang sedang berjalan tiba-tiba saja berhenti, membuat Diana dengan sukses menabrak punggungnya. "Ssttt...!" seru Rai sebelum Diana sempat protes.“Jangan berhenti mendadak dan menyuruh orang lain untuk diam padahal kau yang salah!” omel Diana tidak peduli.Tapi Rai tetap tidak meminta maaf, ia kemudian melirik ke samping. Melihat adanya pergerakan, tanpa aba-aba, Rai langsung menggendong Diana di bahunya, dan berlari secepat mungkin. Membuat wajah Diana membeku karena terkena udara dingin yang menghantam wajahnya begitu saja.“Oi! Aku bisa menjadi es kalau seperti ini!” protes Diana.Namun, Rai tidak berkata apapun, dia hanya berlari dan terus berlari. Diana heran, maka manusia ini pun terus bertanya tapi Rai sama sekali tidak menjawab. Vampir ini malah terus berlari dan berlari.“Sialan! Siapa dia? Kenapa auranya kuat sekali!” batin Rai merasakan firasat buruknya semakin menjadi-jad
Hamparan salju yang luas seakan tidak pernah terlewati, secepat apapun Rai berlari, ia masih saja bisa melihat salju di mana pun. Namun dari kejauhan, ia bisa lihat gua yang diceritakan oleh Kevin kepadanya.Rai terus berlari menuju gua tersebut, tapi ia langsung terhenti ketika matanya menangkap sosok mayat sang pendeta. “Ini jelas bukan pertanda yang baik,” batinnya.Rai menurunkan Diana, Diana yang tidak terlalu siap untuk menyentuh daratan langsung terjatuh begitu saja. Namun Rai tidak merasa bersalah, ia malah mengedarkan pandangannya ke sekeliling, dan juga menajamkan pendengarannya.Rai pun memegang erat-erat dahan pohon yang ia patahkan sebelumnya. Diana hanya diam melihat tingkah laku vampir ini, karena ia pun tahu bahwa ada vampir lain yang sedang mengincar mereka.Wsshhh! Tab!Tanpa aba-aba, Rai melemparkan dahan pohon bagaikan anak panah, yang dengan sukses menancap ke tubuh Rena yang sedan