Menolak Punya AnakMeski moodnya sedang buruk, Lerina tetap ikut menjemput Sean ke sekolah, tapi dia hanya menunggu di dalam mobil saja. Lerina tidak siap bertemu dengan orang-orang yang dia yakini akan mengejek dan merendahkannya lagi. Setelahnya mereka langsung kembali ke rumah. Suasana buruk sepertinya belum mau meninggalkan Lerina, dia pun menghembuskan napas pelan kala melihat Laura sudah berdiri di dekat mobilnya di halaman rumah menunggu sang cucu turun."Nenek!" Sean menghampiri Laura."Oh, Sayang, sudah berapa hari tidak bertemu, Kau tampak ceria." Laura memeluk Sean seraya tersenyum."Karena sekarang Sean punya mommy!"Dia terkejut mendengarnya dan Laura melepas pelukannya dan mendongak ke arah mobil bersamaan dengan Lerina yang turun sambil menenteng tas sekolah Sean.Senyum yang terpatri di bibirnya seketika berubah dengan tatapan benci. Laura tidak menyukai Lerina apa lagi melihat wanita itu tinggal dirumah putranya. "Apa yang sudah Kau berikan pada putraku, Hah?"Awww
Di Permalukan LagiHan yang merasa tersinggung dengan penolakan dari Lerina pun tidur di kamar tamu. Dia mengira hubungan mereka telah membaik, namun ternyata tidak, Lerina masih belum percaya padanya.Istrinya nampak masih meragukan ketulusan Han. Dia menghela napas kasar. Membaringkan dirinya di atas ranjang berbantalkan lengan menghadap langit-langit kamar.Lerina seperti membuat jarak bagi dirinya, hanya Sean yang bisa membuatnya bersikap leluasa. Mereka tak saling bicara sejak pagi hingga selesai sarapan di meja makan. Bukan tidak ingin menyapa, jujur, sebenarnya Lerina sangat merasa bersalah, terlebih Han tidak kembali ke kamar malam tadi. Dia sempat keluar mencarinya, namun saat pelayan melihatnya dan mengatakan Han masuk ke dalam kamar tamu. Lerina sempat ingin menyusulnya, tapi urung saat nany memanggilnya.Sean ingin tidur dengan Lerina. "Mommy, bisakah kita tidur bersama seperti tadi malam?" Sean bertanya, saat ini mereka akan mengunjungi rumah kucing milik Lerina.Han yan
Apa Kau Masih Meragukanku? "Maafkan aku Tuan muda! A-aku tidak tahu kalau ...,""Kalau dia bukan istriku Kau bebas memperlakukannya dengan buruk begitu Maneger Lim?" potong Han cepat. Melihat sang istri di seret paksa oleh security membuat Han mendidih. Menager Lim dan pelayan yang mengolok-olok istrinya kini duduk bersimpuh memohon agar di maafkan. Mereka sangat menyesal dan tidak menyangka bahwa Lerina adalah istri presdir Zoku Holding yang berarti orang yang sangat berpengaruh di Minnesota terkhusus di dunia bisnis. "Pelayanan kalian sungguh buruk, aku pikir lebih baik untuk memecat kalian dari sini. Mall ini terlalu berharga untuk manusia berpikiran sempit seperti kalian," desis Han lagi yang mana membuat maneger Lim dan pelayan itu semakin pucat.Mendengar kata di pecat membuat mereka semakin ketakutan. Kalau sampai itu terjadi, maka akan sulit mencari pekerjaan dan di mall ini pekerjaan mereka tidak terlalu melelahkan dan dengan gaji yang lumayan.Oh, tidak. Keduanya hampir m
Rencana Lerina AaaaaaSuara jeritan di jalan tepi taman mengalihkan semua mata orang yang mendengarnya. Saat Lerina dan Sean akan menyeberang, ada motor yang tiba-tiba melaju ingin menghantam tubuh Sean yang mendahului Lerina.Lerina refleks mendorong tubuh Sean hingga dia tidak sempat menghindar dan jadi sasaran motor besar yang melaju itu.Kini tubuh Lerina tergolek bersimbah darah dan tidak sadarkan diri."Nyonya, Nyonya!" teriak Jinli yang baru menyadari nyonyanyalah yang barusan mengalami kecelakaan.Dengan bantuan orang sekitar, Jinli membawa Lerina ke rumah sakit terdekat.Tak lupa dia menghubungi Han. Pria yang tengah mengadakan rapat itu pun langsung meninggalkan kantor menuju rumah sakit begitu mendengar istrinya kecelakaan. Sampai disana Han di ceritakan kondisi istrinya yang mana harus, segera di operasi karena perdarahan di otak.Han segera menandatangani dan meminta dokter segera melakukan yang terbaik."Han, bagaimana keadaan istrimu?" Philip baru saja datang bersama
Mulai BergerakSelesai mengantar Sean Lerina langsung bertolak dengan dua orang polisi menuju perusahaan mendiang ayahnya yang sebenarnya telah di wariskan untuknya.Lerina akan menghentikan keserakahan keluarga pamannya, biarlah di bilang memanfaatkan kekuasaan suaminya, Lerina tidak peduli lagi. Kenekatan Selena yang selalu ingin mengusiknya harus di hentikan, mungkin kemiskinan lebih pantas untuk manusia jahat seperti mereka. Mobil mereka tiba di lobby perusahaan. Jinli membukakan pintu belakang mobil majikannya. Lerina melangkah keluar, ia mematung, sekelabat bayangan masa lalu muncul di benaknya. Lerina menatap gedung tinggi itu, dia masih ingat dengan jelas tempat ini salah satu tempat yang memiliki banyak kenangan dengan kedua orang tuanya. Dulu tak jarang Rose Smith membawanya kemari menemui ayahnya.Sungguh Lerina ingin menangis, namun sebisanya ia tahan air mata itu. Tujuannya kesini adalah ingin merebut kembali apa yang menjadi haknya, ia harus kuat, tidak boleh terlihat l
Cukup Lahirkan Anak UntukkuUntuk sesaat mereka terdiam mendengar penuturan polisi tersebut, hingga terdengar kembali suara tawa dari Barbara. "Apa Kalian percaya dengan wanita ini?" deliknya sambil berjalan mendekati Lerina.Lerina mencoba untuk tidak terusik, dia tetap berusaha tampak biasa. Barbara pasti ingin memprovokasi polisi. "Tugas Kami adalah menjalankan perintah sesuai tuntutan pelapor, jadi Nyonya tidak berhak menanyakan tentang kepercayaan kami," jelas polisi dan itu mulai membuat Barbara geram."Ayo, kita geledah tempat ini!" ajak polisi satunya dan di angguki oleh temannya."Tuan, silahkan buka brankas ini!" perintah mereka setelah tidak menemukan apapun yang di cari.Robin mendekati polisi. "Pak, aku bisa membayar Kalin lebih dari wanita itu, tidak perlu melakukan hal sia-sia, karena ini perusahaan saya," bisik Robin. Dia tidak ingin masalah ini berlanjut, mungkin dengan mengeluarkan sedikit uang untuk kedua aparat ini, maka semua akan beres. Polisi tersebut tampak me
Mendatangi Frederick Seperti keinginan Sean, di siang hari Lerina selalu bersamanya, sedangkan Han tidak boleh lagi mengajak Lerina ke kantor."Han, Tuan Frederick tidak tinggal di kota ini lagi, dia sudah pindah enam tahun yang lalu," lapor Paman Peng. Dia menyampaikan informasi dari informan mereka."Dimana Paman?" tanya Han singkat, dia tidak peduli kemana pun Frederick pindah, mereka akan membawanya kesini."Ke Kanada, dia ikut bersama putranya," jawab Paman Peng. "Berikan alamatnya, aku akan kesana menemuinya," ucap Han tegas."Kau yakin?" "Tentu saja, perusahaan itu harus kembali kepada istriku, Paman," jelas Han sambil melihat ke arah laptopnya. "Tentu bukan hanya itu tujuanmu bukan?" tebak Peng.Han menutup laptopnya yang di buka sedari tadi, Paman Peng memang lebih mengerti dirinya. "Aku senang Lerina mandapatkan kembali apa yang menjadi miliknya, Paman. Selain itu, bila Lerina memiliki perusahaan, ibu tidak akan meremehkannya lagi. Dia pantas memiliki itu, keluarga Robin
Ketakutan FrederickKini Han dan Lerina sudah duduk di sofa sedangkan Frederick masuk ke dalam menemui istrinya."Nuela, apa yang harus kulakukan? Di-dia, dia datang Manuela!" Tuan Frederick tidak dapat menutupi ke khawatirannya."Bersikaplah seperti biasa Frederick, Kalau Kau seperti ini akan sangat mencurigakan bagi dia," jawab Nuela menatap aneh pada suaminya."Manuela, apa Kau tahu dia datang dengan orang terpandang di Minnesota, sudah pasti ini ada hubungannya dengan masa lalu." Frederick berjalan mondar-mandir dengan ekspresi tidak tenang.Manuela menepuk jidatnya sendiri. "Astaga, Frederick, Kau bahkan belum tahu tujuannya datang kemari. Jangan berburuk sangka, siapa tahu dia hanya mampir dan ingin mengunjungimu!" Manuela mengingatkan suaminya."Manuela, tidak ada yang kebetulan, tempat ini terpencil dan tidak ada yang tahu aku berada di sini," ucap Frederick. Dia berbicara dengan istrinya berharap mendapat dukungan, namun Manuela selalu menyangkal apa yang dia katakan."Freder