Share

Chapter 111 Masa lalu Yang Mengusik

“Mau kemana putri? Kita belum selesai berdansa.” Fikri mengucapkannya terbata-bata, antara yakin atau tidak. Apakah itu, dialog yang harus dia ucapkan atau tidak.

Safira mencoba bangkit, dan high hillnya tidak copot dari kakinya, seharusnya ketika dia jatuh high hill itu terjatuh sebelah. Melihat adegan demi adegan telah berantakkan, Fikri berinisiatif untuk memberitahu gadis itu, melewati dialog tambahan. Fikri meraih tangan Safira yang sudah berdiri.

“Putri, apakah kamu akan meninggalkanku?” fiks, dialognya tidak ada didalam naskah.

Membuat para guru dan siswa lainnya, hanya mengelus dada dan tepuk jidat. Mata keduanya beradu, berharap Fikri mengatakan sesuatu padanya. Karena saat ini, otak Safira sudah seratus persen, blank.

“Jatuhkan sebelah sepatumu, sesuai adegan didalam naskah.” Fikri mengingatnya sambil berbisik.

Safira hanya menghela nafas, dan beracting berlari lagi. Itu membuat Fikri mengerutkan dahinya, namun ketika Safira berusaha melepaskan sepatunya, dengan melak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status