….. “Berbeda?” ulangku kebingungan. Seolah tengah mengulur waktu, Duke Leander tidak segera menjelaskan maksud dari ucapannya. Pria itu justru fokus mengisi ulang gelas wine kami yang sudah kosong. “Aku memilih Pangeran Zielle karena dia berbeda dari saudaranya yang lain.” “Berbeda bagaimana? Jujur, saya masih belum paham.” Mendadak, aku teringat momen pertemuan pertama kami di salah satu kafe yang ada di Dorian Plaza. Yang aku bicarakan di sini adalah pertemuan tidak terencanaku dengan Pangeran Zielle. Hari itu, Pangeran Zielle datang ke Pallete Kafe ditemani para wanita cantik yang berkerumun di sisi kanan dan kirinya. Perilakunya yang vulgar itu sempat membuatku mengiranya sebagai pria hidung belang. Aku yang penasaran lantas menanyakan masalah ini kepada Lady Otsana selaku tunangan pangeran. Dan dari mulut wanita itu, aku akhirnya tahu alasan mengapa Pangeran Zielle bertingkah seperti seorang philanderer kelas kakap saat dia berada di luar lingkungan istana. Pangeran hanya in
….. Butik mewah milik Marchioness Ronan hanya menerima kunjungan pelanggan yang sudah melakukan reservasi. Artinya, pelanggan harus membuat janji temu terlebih dahulu sebelum datang. Karena itu, tempat ini tidak mengenal istilah ‘berdesak-desakan’. Hanya ada satu atau dua orang pelanggan saja di dalam toko setiap jamnya. Tipikal butik eksklusif untuk kaum elit. “Aku mempersiapkan beberapa model gaun cantik rancangan butik kami.” Marchioness Ronan bersama Koa memasuki salah satu ruangan pelanggan naratama butik. Beberapa mannequin yang sudah dipakaikan gaun-gaun cantik nan mewah terlihat berjejer rapi di depan tatanan kursi sofa berbentuk U. “Model yang kuperlihatkan kepadamu sekarang adalah model terbaru sekaligus tren gaya busana bangsawan wanita musim ini.” Marchioness Ronan lalu mempersilakan Koa untuk melihat-lihat. Terdapat lima model gaun yang telah dipersiapkan. Koa akui, semua gaun itu begitu cantik dan elegan. Namun hanya ada tiga buah saja yang sesuai dengan selera wanita
….. Black sampai di Chanceux sehari lebih cepat dari perkiraan awal. Bersama rombongannya, kini mereka dalam perjalanan menuju kediaman Keluarga Denta. “Duke, apakah Lady Dorian tahu jika Xylia juga sepupu Anda?” tanya Gilbert memecah keheningan di dalam kereta. Black menggeleng dengan pandangan yang masih diarahkan ke jendela. “Dia belum pernah menanyakan masalah itu. Lagi pula, tidak ada gunanya memberitahu orang luar mengenai rahasia keluarga kita.” Keluarga Denta adalah keluarga asal dari Madam Adelaine dan ibu Gilbert. Keduanya merupakan anak kedua dan ketiga dari keluarga ini. Sementara ayah Xylia, beliau anak tertua yang sekarang menjabat sebagai kepalanya. Dalam sejarah Keluarga Denta, diketahui leluhur mereka merupakan penyihir Elinor yang kabur ke Chanceux setelah peristiwa pembantaian penyihir di ibukota. Chanceux yang sangat menghargai sihir menerima mereka dengan tangan terbuka. Selain memberikan tempat berteduh, Chanceux juga memberikan gelar kebangsawanan kepada lelu
….. Di ruang kerja Duke Sander, Koa sibuk membantu Madam Cleo memeriksa ulang daftar tamu untuk acara keluarga mereka nanti. Keduanya memastikan tidak ada yang tertinggal dan semua undangan sudah dikirim ke alamatnya masing-masing. “Madam,” panggil Koa. “Ada masalah?” “Bolehkan saya menambahkan satu nama lagi?” Madam Cleo memandang Koa dengan tatapan curiga. “Lady Aylin Otsana sudah ada dalam daftar. Aku juga sudah mengirimkan undangan ke kediaman Keluarga Otsana,” ujarnya kemudian. “Maaf?” Koa terlihat kebingungan. “Saya pun tahu itu.” Aylin Otsana adalah satu-satunya teman Koa yang Madam Cleo kenal. Sejak kecil, Koa memang jarang berinteraksi dengan orang luar. Madam Cleo bahkan sempat tidak percaya ketika mendengar kabar bahwa Koa pergi menghadiri undangan pameran seni Aylin di Akademi Kerajaan. Itu sebabnya Madam Cleo terkejut mengetahui Koa ingin menambahkan lagi tamu pribadinya. “Kau punya teman atau kenalan yang tidak aku ketahui?” Sikap Madam Cleo yang satu ini Koa akui
….. Suasana di mansion Keluarga Dorian terasa begitu berbeda malam ini. Bangunan mewah yang biasanya sepi kini terlihat ramai oleh pengunjung. Di luar gerbang utama, satu per satu kereta kuda milik para tamu mengantri rapi, menunggu gilirannya masuk ke area acara. Demi memeriahkan pesta ulang tahun sang istri, tuan rumah sengaja mengundang banyak kenalannya, mulai dari bangsawan Elinor sampai bangsawan kerajaan tetangga. Di aula besar yang sudah didekorasi sedemikian rupa, Duke Sander sibuk menjalankan tugasnya, menyapa tamu yang datang dan menemani mereka bercakap-cakap selagi Madam Cleo mempersiapkan diri di belakang. “Anda mengundang banyak sekali orang penting Duke Dorian,” celetuk Count Albert Lucian. Suami dari sahabat Madam Cleo itu tiba-tiba saja muncul di sebelah Duke Sander sambil memasang tampang jahil. Pria yang saat ini bekerja sebagai akuntan di perusahaan dagang milik Keluarga Dorian itu memasang senyum simpul di wajah. “Jangan-jangan ada pengumuman penting malam ini.
….. Elle heran saat mengetahui tak satu pun bangsawan mengajaknya bicara. Orang-orang hanya memandangnya dari jauh, tanpa ada niat mendekati. Jika diperhatikan lagi, mereka malah terkesan sengaja menjaga jarak. ‘Kenapa menatapku seperti itu? Ada yang aneh dari penampilanku?’ batin Elle bertanya-tanya. Merasa disisihkan tamu-tamu lain, Elle yang kecewa memutuskan pergi meninggalkan aula besar. Setelah mendapatkan izin dari Count Kimoni dengan beralasan jika ia kelelahan dan ingin beristirahat, Elle akhirnya keluar dari tempat itu. “Astaga, ini menakutkan,” seru Elle saat mencoba menaiki salah satu anak tangga menuju lantai dua. Gadis itu kesulitan bergerak karena terhalang gaunnya yang kebesaran. Elle menyesal. Seharusnya ia turuti saja saran ibunya hari itu. Usai menerima undangan tak terduga dari Keluarga Dorian, ditemani Countess Kimoni, Elle pergi ke kota guna membeli gaun baru yang akan dikenakannya pada pesta nanti. Tanpa mempedulikan kenyamanannya sendiri, Elle langsung menu
….. Belum juga selesai menyuarakan seluruh ancamannya, Nathaniel malah mendapati senyum miring menghiasi wajah cantik Koa. Sikap meremehkan yang sengaja diperlihatkan Koa semakin mengguncang pusat pengendalian emosi Nathaniel. Koa tak tahu jika ancaman Nathaniel bukanlah ancaman kosong belaka. Malas menanggapi, Koa benar-benar pergi tanpa mengindahkan tata kramanya di hadapan tamu penting Madam Cleo. Dan sesuai perkiraan, Nathaniel kembali menghentikan Koa. Namun aksinya kali ini terbilang jauh lebih kasar dibanding sebelumnya. Pria itu dengan sengaja mencekal lengan Koa dan hampir membuatnya jatuh terpelanting jika saja tidak ditangkap. “Yang Mulia!” seru Koa marah. Cengkeraman tangan Nathaniel semakin bertambah kuat setiap kali ia berusaha melepaskan diri. Mengetahui Koa yang tak juga menyerah, Nathaniel kembali menarik, kemudian membanting tubuh wanita itu ke kursi panjang balkon. Untung saja kursi itu kursi busa, jadi Koa tidak merasakan sakit yang kentara meski dijatuhkan cuku
….. Ketika Nathaniel menarik dan memeluk tubuhnya erat, Elle refleks mengigit bibirnya kuat-kuat. Ia berharap usaha itu bisa meredam suara tangisannya. Fakta Nathaniel pernah bertunangan dengan wanita lain sukses menghancurkan kepercayaan Elle pada sang kekasih. Bukan barang aneh jika Elle kecewa. Dari awal mereka menjalin hubungan, Nathaniel tidak pernah lelah membisikkan Elle jika ialah satu-satunya perempuan istimewa di hati Nathaniel. “Anda berbohong, Yang Mulia.” Suara gemetar Elle terdengar begitu memilukan. “Ternyata, selama ini saya hanyalah seorang selingkuhan.” “El! Dengarkan aku. Pertunangan kami sudah lama berakhir. Tidak ada apa-apa lagi di antara kami sekarang.” “Jika sudah lama berakhir, kenapa Anda masih menemuinya? Anda bilang— “Kita hidup untuk masa depan. Kenapa kau terus memusingkan masa lalu? Sementara aku memilihmu untuk masa depanku.” Andai saja Elle tidak bersembuyi di dada Nathaniel dan melihat wajah pangeran itu secara langsung. Dewa pun menjamin, kepe