….. Pintu besar berbahan kayu oak putih itu berderit panjang saat didorong dari luar. Begitu memasuki ruangan yang sepi, Dave Lando malah kebingungan. Hanya ada beberapa jejak sepatu tanpa pemilik yang jelas. Belum juga menemukan sosok yang dicari, Dave memutuskan untuk melanjutkan penelusurannya. Skenario-skenario mengerikan mulai dirancang kepala Dave. Kebiasaan yang selalu ia lakukan guna meningkatkan kewaspadaan. “Dari luar memang terlihat rapi. Namun, area dalam seperti tidak pernah huni,” komentarnya saat memeriksa satu per satu ruangan. Saat tiba di pintu berikutnya, badan Dave sontak membeku menyaksikan sebuah teror mengerikan yang terpampang nyata di depan mata. Dave menemukan genangan darah, masih dalam kondisi segar membanjiri lantai. “D-darah siapa ini?” bisik Dave dengan nada gemetar, hatinya berdebar keras dalam ketidakpastian. Merasakan adanya tanda-tanda bahaya, pria itu segera berlari ke arah pintu keluar. Dave menarik gagang pintu tersebut, tapi berhenti tak lama
….. Dari yang awalnya hujan salju ringan lalu menggila menjadi badai dasyat, cuaca terus bergejolak seiring ketakutan Koa yang semakin tak terkendali. Wanita yang tengah menghangatkan kakinya di depan perapian itu terlihat was-was menatapi langit-langit yang dirasanya seperti ingin ambruk. Setiap kali angin besar lewat, bagian atap gubuk akan terangkat hingga hampir terlepas dari rangkanya. Kendati perasaan cemas melanda, Koa tetap bersyukur bisa menemukan tempat ini. Jika tidak, mungkin ia dan Yona bisa saja mati terserang hipotermia di luar sana. Diterangi cahaya perapian, wajah Koa tampak diliputi raut penyesalan menyaksikan dirinya terjebak dalam pusaran kekacauan dan tersesat di antah berantah. Ia memandang ke belakang, memikirkan betapa berbedanya keadaan jika saja hari itu ia mengabaikan surat kecil yang terselip dalam undangan Riona Raspe. ‘Lady Dorian, izinkan saya menyampaikan permohonan penuh kerendahan hati ini. Kehadiran Anda sungguh saya harapkan, sebab ada urusan pent
….. Dave dengan penuh susah payah memanggul tubuh Hale Ethan keluar dari dalam bangunan. Pertarungan sengit yang beberapa waktu lalu baru saja ia menangkan tak disangka menguras banyak sekali tenaganya. Sementara untuk Hale Ethan sendiri, Dave menemukan pria itu tergeletak tak sadarkan diri di ruang belakang dengan sebuah luka menganga pada bagian perut. Dave harus segera membawa Ethan ke dokter sebelum nyawanya tak bisa lagi terselamatkan. “Bertahanlah kawan,” seru Dave memberikan semangat seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Dari jauh, tampak dua kuda berwarna cokelat gelap milik Keluarga Dorian berdiri gelisah menunggu kedatangan mereka. Perasaan Dave berubah was-was mengetahui badai besar tengah menerjang daerah ini. Sambil memikirkan nasib Koa dan rekan-rekannya yang lain, Dave menaikkan tubuh Ethan ke atas punggung kuda. Pria itu melepaskan jubahnya, lalu menggunakannya untuk mengikat tubuh Ethan agar tidak terjatuh saat kuda mereka berlari. Setelah semua persiapan s
….. Kebakaran besar yang melanda wilayah paling selatan Dorian menyebabkan hilangnya puluhan nyawa pekerja pelabuhan. Ditemani Count Albert Lucian, Duke Sander langsung melakukan peninjauan tempat kejadian perkara begitu dirinya sampai di Dorian. “Petugas keamanan menemukan belasan jeriken minyak kosong di belakang gudang.” Count Lucian mengarahkan Duke Sander ke area bekas kebakaran yang sudah disterilkan petugas. “Kebakaran ini jelas sebuah kesengajaan, Lord. Saya yakin sekali.” “Albert, tolong kau totalkan seluruh kerugian yang kita alami. Untuk masalah pertemuan dengan para pedagang, perwakilan keluaga korban dan juga masalah kompensasi, biar aku saja yang mengurus itu.” “Baik Lord. Laporan akan saya serahkan siang ini.” Ekspresi Duke Sander tampak mengeras saat mereka melewati area lapang pelabuhan di mana puluhan mayat korban kebakaran dijejerkan. Mayat-mayat yang hampir seluruhnya hangus itu tengah menunggu giliran identifikasi agar secepatnya bisa dipulangkan. “Ini benar-b
….. Bunyi ketukan berulang mengejutkan Oliver yang tengah kerepotan membereskan kekacauan di kantornya. Sekretaris Black itu segera mengedarkan pandangan ke jendela kamar dan menemukan seekor burung hantu kecil malang bertengger manis di sana. Heran sekaligus penasaran, Oliver memutuskan meninggalkan pekerjaannya dan pergi menemui makhluk mungil berbulu itu. Melihat jendela di depannya terbuka, burung hantu jenis Eurasian Pygmy itu berlarian menghampiri Oliver. “Kau bekerja dengan siapa?” tanya Oliver pada si burung dan langsung dibalas dengan geraman bernada rendah. Oliver mengamatinya cukup lama sebelum akhirnya memeriksa tempat penyimpanan surat yang terpasang pada bagian perut. Dari era duke pertama, para ksatria Leander memang dilatih menggunakan burung hantu untuk sarana komunikasi mereka. Dibandingkan burung merpati yang lebih umum digunakan sebagai alat pengantar surat, burung hantu dipilih karena burung jenis ini mampu terbang tanpa mengeluarkan suara. Kelebihan tersebut c
….. Pernahkan kalian terjatuh dalam mimpi, lalu tersentak sampai terbangun dalam keadaan dada kalian sakit? Fenomena itu dinamakan dengan hypnagogic atau periode transisi antara terjaga dan tidur. Koa sendiri baru saja mengalaminya. Ketika pengaruh obat yang diberikan Rieka habis, kesadaran Koa perlahan-lahan kembali. Namun, bayangan wajah Nathaniel yang mendadak muncul di ujung mata menarik kesadarannya secara paksa. Sambil meremas wajah, Koa mengira-ngira berapa lama dirinya tertidur. “Sepuluh menit—ah bukan, aku pikir yang benar dua puluh menit.” Saat menoleh ke samping, wanita itu dibuat kelimpungan setelah mendapati Nathaniel terbaring dalam posisi miring membelakanginya. Mimpi yang dikiranya mimpi ternyata kenyataan. “K-kami tidak melakukannya, kan?” Cara paling jitu untuk memastikan kebenarannya adalah dengan memeriksanya sendiri. Sejauh ini, Koa pikir pakaiannnya masih aman. Rapi, tidak ada tanda-tanda disentuh seseorang. Lalu badannya, sekujur badan Koa terasa pegal-pegal,
….. Selepas acara makan malam, Zielle mengantarkan Aylin ke teras depan rumah Keluarga Dorian. Di dekat undakan, telah menunggu kereta kuda kerajaan yang akan mengantarkan wanita itu pulang ke istana. “Tolong, jaga diri Anda.” Aylin membelai pipi Zielle, tampak begitu khawatir. “Semoga Tuhan memberkati niat baik Anda.” Zielle menangkap tangan Aylin, lalu meremasnya dengan lembut sebelum membawanya ke bibir untuk dikecup. “Jangan risau. Aku pandai menjaga diri.” Pangeran pertama Elinor itu membantu Aylin naik ke kereta. Setelah menutup pintu, ia memberikan kode kepada kusir untuk melajukan kendaraan. Ketika kereta itu mulai bergerak, dari bangku penumpang, terlihat Aylin melambaikan tangan untuknya. Zielle masih bertahan di undakan teras, terus menunggu sampai kereta Aylin hilang dari pandangan. Begitu badan kereta tak lagi terlihat, Zielle masuk kembali ke dalam bangunan. Sebelum pergi, Zielle ingin menemui Ernest, dan juga Oliver yang kebetulan belum pulang dari tempat itu. “Sir
….. Koa tampak kecewa. Sabetan pisaunya melenceng jauh dari target yang diharapkan. Sejak awal, ia mengincar leher Nathaniel, tapi yang didapatkan malah mata pria itu. Meskipun gagal, tetap ada sedikit perasaan lega di dada Koa. Pasalnya, ia berhasil membalaskan sedikit dendam atas kemalangan yang menimpa Yona. “WANITA KEPARAT!” Koa buru-buru beringsut ke tengah ranjang. Ujung pisau tak lupa ia arahkan ke depan. Sudah kepalang tanggung, Koa tidak bisa mundur lagi. Darah segar masih mengucur deras dari wajah Nathaniel. Karena dalamnya goresan, mata kanan Nathaniel dipastikan telah rusak. “Ah, sial!” rintihnya sambil menekan lukanya menggunakan sehelai sapu tangan. Dengan tergopoh-gopoh, Nathaniel mencoba bangkit dari lantai dengan mencengkeram pinggiran nakas. “JANGAN MENDEKAT!” Saking kencangnya teriakan Koa, suaranya sampai pecah. “SAYA BILANG, JANGAN MENDEKAT!” “TUTUP MULUTMU, JALANG!” Nathaniel membalas Koa dengan teriakan yang tak kalah kencang. “MANUSIA TAK TAHU DIRI SEPERTI