Part 28
Have the courage to say no. Have the courage to face the truth. Do the right thing because it is right. These are the magic keys to living your life with integrity.” — W. Clement Stone
***
Warna emas yang menyilaukan indera penglihatan tetapi sangat cantik itu membuatnya sangat penasaran. Alex menguatkan diri untuk terus mendaki demi melihat benda yang berkilau itu dari dekat.
Alex terus melangkah naik ke sebuah bukit yang tanahnya terjal dipenuhi kerikil yang menusuk sendi telapak kaki. Kedua kakinya sesekali diangkat karena merasakan sakit. Alexandra melihat sebuah pedang emas yang berkilau menancap di sebuah batu besar.
"Pedang siapa itu, kenapa bisa menancap di batu itu?" gumam gadis itu.
Ia sangat takjub dengan bentuk dari pedang itu. Alexandra memberanikan diri untuk menarik pedang itu. Ternyata kejadian tak terduga terjadi, gadis itu dengan mudahnya dapat menarik pedang tersebut dari batu besar itu. Sarung pedang itu ikut mena
Part 29Every struggle in your life has shaped you into the person you are today. Be thankful for the hard times, they can only make you stronger. — Unknown***Alexandra jadi tahu kalau naga bernama Ares itu bukan makhluk pemakan daging, ia hanya memakan buah-buahan dari dalam hutan. Gadis itu pergi bersama Obis untuk mencari makan di dalam hutan di bawah bukit. Banyak tulang belulang yang ia lihat dan terlihat menyeramkan."Apa kau takut?" tanya Obis."Pastilah aku takut, siapa juga yang suka melihat tulang manusia berserakan begini," sahut Alexandra."Itulah persembahan yang kerajaan mu berikan untuk penyihir jahat itu," jawab Obis.Alexandra lalu menangis, ia teringat dengan Maria, kakaknya Selena."Mungkinkah tumpukan tulang itu salah satunya adalah Maria?""Siapa Maria?" tanya Obis."Dia sahabatku, dia tertangkap untuk dijadikan persembahan ke Bukit Kegelapan di sini. Tuan Obis, maukah kau membantuku untuk m
Part 29Your biggest weakness is when you give up and your greatest power is when you try one more time.— unknown.***Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara langkah kaki yang menginjak daun kering di dalam hutan itu. Obis memasang indera pendengarannya lebih awas. Ia juga memberi peringatan pada Alex untuk diam. Sesuatu sedang mengawasi mereka kala itu."Jangan bersuara, dan jangan bergerak, ayo kita sembunyi," bisik Obis pada Alexandra."Hai, Edward! Di mana Obis sekarang?" bisik makhluk kerdil yang sama dengan Obis."Tadi aku melihatnya di sini, aku juga masih mencium bau tubuhnya," ucap Edward."Lalu sekarang di mana dia?""Aku juga mencium seorang gadis, dia sedang bersama gadis persembahan dari Albanus, hmm... sepertinya santapan kita akan dia ambil," ucap Edward."Edward, aku menemukan dia di sini!" seru salah satu makhluk kerdil kawanan Edward.Panas bola api biru yang dilontarkan Obis langsung menerjang
Part 30Fighting your way with brave and don't afraid to your next journey in life. —unknown.***Di lautan lepas itu. Sosok Rusalka muncul ke permukaan untuk menggoda para nelayan. Jika salah satu terkena sihirnya, maka dia akan terjebak oleh rayuan maut makluk yang menyerupai putri duyung itu."Cantik sekali, kau," ucap nelayan itu."Ayo, ikut saya!"Pria si nelayan itu lalu mengikuti sosok Rusalka tetapi ia langsung terkejut kala kedua mata makhluk itu menyala seperti api berwarna hijau, rambutnya berwarna kehijauan dan selalu basah. Bahkan menurut beberapa legenda, jika rambut Rusalka kering, maka ia akan mati.Dia juga suka menggoda laki-laki, dengan menariknya melalui tarian dan nyanyiannya. Termasuk kepada nelayan itu. Ia berhasil menggodanya. Namun, sosok itu butuh tumbal untuk bertahan hidup. Rusalka kemudian menenggelamkan si nelayan itu.Dan laki-laki yang tergoda oleh Rusalka akan mati dalam pelukannya. Bahkan lebih
Part 31Every struggle in your life has shaped you into the person you are today. Be thankful for the hard times, they can only make you stronger. — Unknown*****Si Kerdil itu melepaskan ikatan tangan Alexandra. Gadis yang sudah terlepas itu langsung mendorong si kerdil jatuh. Ia langsung meraih pedang emas miliknya dan menebas si kerdil. Gadis itu mencoba untuk ke luar dan melawan."Ares!" seru Alexandra kala melihat naga besar itu."Bagaimana kau bisa keluar dari sana?" tanya Satani dengan nada penuh amarah.Alexandra mengacungkan pedang di tangannya ke arah Satani."wah, wah, wah, sudah kubilang kau belum mampu mengendalikan kekuatan pedang itu," ejek Satani.Ares lalu mengangkat kaki depan sebelah kanan miliknya. Ia arahkan sinar biru dari ujung kukunya ke arah pedang yang ada di tangan Alexandra. Pedang Brave Gold itu bersinar berkilauan. Ada sesuatu yang membuat pedang itu bergetar. Gadis itu mencoba menahan kekuat
Part 33"If you're brave enough to say goodbye, life will reward you with a new hello". -Paulo Ceolho*****Obis mengalami kemajuan dan mulai pulih. Ia mendapati makhluk itu hilang di dalam gua itu. Ia yakin kalau Rusalka pasti bersama kawanannya mencari mangsa. Malam itu, Obis mencoba ke luar dari gua. Ia mendapati seorang pria yang tengah terpikat saat melihat makhluk itu bernyanyi sambil menyisir rambut di atas pohon."Hmmm... sepertinya itu mangsa baru bagi dia dan kawanannya," gumam Obis. Kaki kanannya masih terasa nyeri saat digunakan untuk melangkah.Perlahan-lahan, pria yang terbuai itu masuk ke tepi pantai dan lanjut melangkah sampai ke tengah laut lebih dalam. Makin kelamaan pria itu tak terlihat dan tenggelam.Menurut sebagian besar tradisi, rusalka merupakan perempuanikan, yang tinggal di dasarsungai, kadang juga berada di lautan.
Part 34Don't be afraid of being different, be afraid of being the same as everyone else. —unknown.*****Di dalam hutan terlarang, Lycan bernama Fang datang menundukkan kepala di hadapan Devilla."Salam Ratu Devilla, saya membawa kabar buruk dari Bukit Kegelapan," ucap Fang."Kabar buruk tentang?" Wanita penyihir yang sedang menyantap daging seorang pria muda itu langsung menghentikan aksinya.Ia menatap tajam ke arah Lycan Fang."Tuan Satani, dia sudah mati," sahutnya."Satani mati? Jaga ucapanmu!"Devilla menghantam Lycan itu dengan serbuan api hitam dan membuat makhluk itu terpelanting membentur dinding."Aku, aku tak mengada-ada, Ratu. Aku sudah pastikan sendiri kalau memang Tuan Satani telah mati," sahutnya menahan rasa sakit dan nyeri di punggungnya."Siapa yang bisa membunuh saudaraku?" hardiknya."Seorang gadis yang bersama Naga Ares," sahutnya."Seorang gadis? Dia juga bersama Ares?"
Part 35Every struggle of love in your life has shaped you into the person you are today. Be thankful for the hard times, and they can only make you stronger. —unknown.*****Alexandra berhasil melewati hutan belantara dari kaki Bukit Kegelapan. Ia melihat seseorang bertudung dan berjubah hitam melintas di hadapannya."Sosok itu, iya aku yakin sekali dia membawa seorang perempuan ke dalam hutan, apa aku harus mengikuti dia, ya?" gumam Alexandra.Gadis itu mengikuti si jubah hitam tadi masuk ke dalam hutan kembali karena saking penasarannya.Alex akhirnya melihat sosok itu membuka tudung kepalanya. Ia mendapati seorang pria berambut panjang yang dikuncir, sedang merangkul seorang gadis menuju ke dalam hutan. Sosok pria itu merebahkan si gadis dan berusaha mencumbu si gadis itu."Hei, bukankah ini terlalu kurang ajar untuk kulihat, aku harus menolong gadis itu, tapi bagaimana jika mereka berkencan, ini bukan urusanku, kan?" guma
Part 36Human progress is neither automatic not inevitable. Every step toward the goal of justice requires sacrifice, suffering, and struggle; the tireless exertions and passionate concern of dedicated individuals. – Martin Luther King, Jr.*****Alexandra merasa terkejut karena mendapat sergapan dari belakang."Ini aku, Alex, aku Josh!" bisiknya.Alexandra menoleh pada pria itu."Josh, kenapa kau ada di dalam hutan ini?""Bukan hanya aku, beberapa warga yang dianggap membelot dari kerajaan juga berada di sini," sahutnya melepas sergapannya dari tubuh Alex."Beberapa warga yang membelot katamu?""Ya, kerajaan tak lagi sama, entah apa yang terjadi, Raja Evander tak pernah kelihatan, kudengar dia memilih menyendiri di dalam istana. Dan kau tahu siapa yang memimpin kerajaan?""Albanus, pasti dia.""Tepat sekali, dia memimpin kerajaan dengan sangat kejam. Entah apa yang dia berikan pada Raja Evander samp