Share

Mandi bareng!

Aris keluar dari kamar dengan gelak tawa yang menggelegar memenuhi ruangan. Puas sekali rasanya ia menjahili Nisa. Membuat pipinya memerah seperti kepiting rebus.

Aris terduduk di sofa sembari menghembuskan nafas dalam. Kejadian semalam seakan membuatnya candu. Rasa ingin mengulangnya begitu dalam. Tapi sungguh tak tahu diri jika ia meminta lagi haknya. Andai saja pernikahannya bukan dengan jalan seperti ini, dirinya pasti sangat bahagia bersama Nisa. Tak ada Sarah dan rencana liciknya. Hanya Dirinya dan Nisa.

Entahlah, Aris sendiri tak tahu apa yang harus dilakukannya pada Sarah. Perasaannya sudah mati melihat kelakuannya yang tak dapat lagi ia toleransi. Namun, menceraikannya bukanlah keputusan yang bijak jika hanya karena sifatnya. Namun hidup dengannya terasa hambar, tak ada rasa.

Aris melihat jam tangan. Setengah delapan pagi. Ia memutuskan menghubungi ibunya untuk menggantikannya memimpin rapat.

"Halo Ma?" sapa Aris, setelah Henni menjawab panggilannya.

"Ada apa, sayang?" tanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status