Share

Bab 48

Sekuatku, Semampumu

***

Dina merasa kulit keningnya lelah saat kedua kelopak mata mulai bergerak lambat. Terbuka sedikit lalu mengernyit oleh cahaya lampu yang tajam menyelinap, menyilaukan dan menyamarkan pandang.

Ia menggigit getir bibirnya saat menyadari masih ada di tempat yang sama seperti terbangun sebelumnya. Bahkan yang lebih menyesakkan dada, ada nyeri di lipatan paha, ada sakit yang terulang, ada luka batin menguar oleh kepercayaan yang tergadai.

Yah, Dina merasa dibawa kembali ke masa lampau, waktu di mana Elan merenggut kesuciannya. Bayangan akan kenangan itu semakin nyata kala ia mengintip di balik selimut dan menemukan beberapa bekas merah, antara hasil gigitan dan hisapan. Bau peluh yang menyengat menggetarkan mata, menjatuhkan airnya. Ia benci.

"Sudah bangun?" Tanya seseorang yang sedang mengucek mata di belakangnya.

Dina beringsut, reflek merapatkan selimut pada tubuh telanjangnya. Tak

Aulia Lapan Bilan

Semangatin otornya yak

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status