Di dalam ruangan berwarna nude, terdapat banyak manekin dengan gaun yang sangat indah.Kebanyakan yang ada di butik ini adalah gaun pengantin dan gaun pesta. Saat ini Ganesha dan Ganindira sedang berada di sebuah butik pengantin di pusat perbelanjaan terbesar di Kanada. Rencananya pernikahan Ganesha dan Ganindira akan di laksanakan di Amsterdam, Belanda.
Ya. Sangat jauh memang. Tapi memang seperti itulah keinginan dari neneknya dan nenek Ganesha. Alasannya adalah Negara tersebut merupakan pertemuan dan awal persahabatan mereka berdua, singkat cerita mereka ingin mengingat kenangan
Berawal dari pertemuan tak sengaja di sebuah cafe, Ganindira harus rela dinikahkan dengan pria yang tidak ia kenal. Berencana untuk melupakan masa lalu yang kelam, mengharuskan Ganindira mengikuti rencana neneknya untuk menikah. Sejak awal Ganindira sudah menolak, namun sepertinya kuasa neneknya lebih kuat dari pada dirinya, ditambah lagi dengan Stefana yang secara tidak langsung mendukung neneknya agar dirinya cepat – cepat menikah.Mereka tidak tahu kalau selama ini Ganindira berusaha melupakan semua kenangan buruk yang menimpa dirinya. Namun sangat mustahil baginya untuk melakukan itu semua karena dirinya yang selalu dilanda kesedihan dan kegundahan setiap harinya.
Suara tepuk tangan bergema di dengan kuat. Pemasangan cincin keduanya telah selesai dilaksanakan. Yang terlihat adalah tatapan kebahagiaan dari kedua belah pihak, termasuk Ganindira dan Ganesha. Terutama Ganindira, sekuat tenaga dirinya menahan gejolak dari dalam hatinya yang paling dalam. Dulu dirinya memang menginginkan pertunangan dan pernikahan dengan Axell. Namun kenyataannya, bukan dengan Axell, melainkan dengan pria yang sudah sedikit mencuri hatinya dalam waktu yang singkat, Ganesha Erlangga.Pria tampan dengan tampilan memukau yang membuat pesonanya semakin terlihat. Tatapan kagum terang – terangan di perlihatkan oleh para wanita yang menghadiri acara pertunangan mereka. Dengan Tuxedo berwarna hitam yang melekat sempurna di tubuh nya yang atletis,
Ganindira sedang mengambil makanan untuk mengganjal perutnya yang lapar. Setelah acara ini selesai, ingatkan Ganindira untuk mengajak Ganesha makan di salah satu restoran yang ada di tempat ini.Ketika sedang menikmati hidangan yang tersaji, tidak sengaja matanya menangkap tubuh Ganesha yang dipeluk dari belakang oleh Celia. Tatapan Ganindira datar saat menyaksikan tayangan langsung tersebut. Sambil tersenyum miring, Ganindira menunggu apa yang akan di perbuat Ganesha kepada wanita murahan itu. Sesuai dengan apa yang difikirkannya, Ganesha menyentak tangan Celia. Ganindira juga
Flashback onLima tahun laluDengung music menggema di pendengaran Ganesha. Dengan santai, ia terus menyesap wiski yang biasa ia nikmati saat berada nightclub. Memperhatikan lautan manusia yang mencari kesenangan dunia dari lantai VIP yang biasa ia tempati, mata tajammnya terus memperhatikan lekuk tubuh wanita penghibur yang mencari nafkah di dunia malam.
Udara dingin menyambut Ganindira yang sedari tadi diam mendengarkan cerita Ganesha. Selama itu juga, Ganindira memikirkan kisahnya yang lalu. Didalam benaknya, entah kenapa Ganindira merasa sangat familiar mendengar kata Gabrielle Jovanka. Perasaanya mengatakan kalau dirinya mengenal dengan pria tersebut.“Aku merasa familiar dengan nama Gabrielle Jovanka. Tetapi dimana ya aku mendengarnya..?”, Ganindira membatin dalam hati.Ganesha yang sedang meminum wiski nya menoleh kearah Ganidira yang sedari tadi diam saat dirinya b
Di dalam kamar mewah yang luas berwarna putih gading, terbaring sepasang anak manusia yang masih terlelap dialam mimpi. Ganesha dan Ganindira masih tertidur dengan posisi Ganesha yang memeluk Ganindira dari belakang. Kicauan burung dari balkon kamar yang terbuka tidak membuat mereka bangun dari tidur nyenyaknya.Hingga terdengar suara ketukan dari luar kamar yang membangunkan mereka. Ganesha yang terbangun duluan mengerjabkan matanya untuk menghalau sinar matahari yang masuk kedalam kamar. Dengan pelan, Ganesha melepaskan pelukannya dari Ganindira dan mendudukkan diri di ranjang ukuran King Size tersebut. Sambil menyampirkan selimut berwarna coklat muda dari tubuhnya, Gane
Mengelilingi Markthal Rotterdam sambil membeli perlatan untuk memenuhi Apartement miliknya, setidaknya bisa membuat perasaan Ganindira lebih baik. Nyatanya perasaaan deg – degan sangat mendominasi dirinya saat ini. Melarikan diri untuk melepas penat akibat jeratan Ganesha Erlangga membuat diri Ganindira tidak tenang. Pikirannya berkecamuk saat mendarat di Belanda tadi pagi. Seharusnya dirinya bisa beristirahat akibat jetlag, tetapi nyatanya tidak. Yang ada hanyalah perasaan cemas. Ganindira takut kalau Ganesha tahu keberadaan nya saat ini. Ganindira butuh waktu untuk mencerna semua. Dalam waktu satu bulan ini, dirinya hampir saja melepas mahkota yang ia jaga selama
“Abrar? Saudara kembar..? itu tidak mungkin…” ujar wanita tersebut.“Bisa saja mungkin…”, jawab Ganesha. “ kalau aku mengenalmu kenapa aku tidak menyapamu?Wanita itu menganga. Raut wajahnya juga terlihat sangat shock. Jadi Ganindira berinisiatif untuk mengalihkan pembicaraan. “Aku Ganindira, siapa namamu..?” Ganindira mengulurkan tangannya ke wanita tersebut.“Maafkan aku sudah bertindak tidak sopan. Aku Sarah, mama Aurora..”, terangnya.Mereka berdua berjabat tangan dan saling memperkenalkan diri. Disaat Sarah mengulurkan tangan keaarah Ganesha, Ganesha hanya menatap uluran tangan itu dengan datar. Ganindira yang melihat tingkah Ganesha seperti itu mencebik kesal dan menyikut tangan tunangannya. Ganesha yang mendapat sikutan dari Ganindira menolehkan tangannya kesamping dan menaikkan alisnya sebelah.Ganindira kembali melototkan matanya untuk memberi tanda ke Ganesha agar m