Di suasana yang berbeda, Arlan masih melakukan aktivitasnya sebagai pria yang masih diakui Shinta sebagai ayah mertua. Kini pria mapan itu hanya bisa pasrah menerima takdirnya, jika wanita itu akan pergi meninggalkannya ketika Leon datang menjemput ibu dari Baby Sandy tersebut.Sejak awal Arlan telah mempersiapkan dirinya akan kehilangan Shinta untuk kembali hidup bersama Leon membina rumah tangga mereka. Membuat Arlan memutuskan untuk membesarkan Baby Sandy seorang diri. Selayaknya Arlan kehilangan Yasmin beberapa tahun lalu. Namun keputusan itu berubah dalam sesaat, setelah keduanya berjanji, akan melanjutkan hubungan terlarang mereka ke jenjang pernikahan, akan tetapi ...Shinta masih disibukkan dengan mengurus Baby Sandy hingga terlelap disamping Arlan, kemudian memerah susunya sendiri untuk ia simpan di freezer yang tersedia didalam kamar mewah mereka, jika sewaktu-waktu harus meninggalkan baby kecil itu bersama pria mapan tersebut, untuk melakukan kegiatannya dilu
Suasa hati Arlan dan Shinta tidak baik-baik saja, apalagi ketika pria mapan tersebut mendengar makian yang di lontarkan wanita yang telah menjadi ibu bagi Baby Sandy itu, dengan suara lantang."Bibi, aku ingin melihat Sandy, dia anakku! Buka pintunya! Aku akan mengambil anak ku, dari tangan mu! Akan aku lakukan!! Karena Sandy juga darah ku, Bibi! BUKA PINTUNYA!!!!" teriaknya semakin frustasi, terus berusaha membuka hendel pintu, sambil menggedor-gedor dengan sekuat tenaga.Arlan justru tersenyum tipis, mendengar ancaman Shinta dari balik pintu kamar, yang sudah ia tutup kemudian menguncinya. Kini, tidak ada satupun yang bisa mengganggunya lagi, karena ia tidak akan pernah memberikan maaf kepada orang yang telah menyakitinya.Itulah yang terjadi pada Raline juga Liberti. Arlan tidak akan pernah berbaikan, walaupun yang dikatakan wanita serigala itu benar adanya mengenai sang menantu. Namun, ia masih belum bisa untuk berbaikan dengan keluarga almarhumah istrinya.
Jika mungkin dikatakan bahwa hidup itu adalah pilihan yang disesuaikan dengan perbuatan maka karma itulah yang akan kita jalani. Shinta kali ini harus mendapatkan hukuman yang setimpal dari perbuatannya selama ini, karena telah tega menyakiti perasaan seorang suami yang memiliki riwayat kesehatan kurang baik kala itu, sehingga Leon menjadi korban perselingkuhan dari kelakuan Shinta bersama Arlan.Shinta berteriak sekeras-kerasnya, ia merasa frustasi dan tidak menyangka bahwa Leon tega menyakiti perasaannya seperti ini, "LEON! Kenapa kamu tega mengkhianati pernikahan kita!!" Leon tersenyum sumringah, ia bahkan tertawa bahagia karena dapat melakukan hal serupa kepada wanita yang selama ini merawatnya dengan status sebagai istri. "Kenapa kau memarahi aku! Bukankah kita impas? Aku melakukan hal ini, karena kau lebih dulu yang melakukannya! Sehingga kau melupakan bagaimana perasaanku, Shinta!" tawanya menyeringai bak pembunuh berdarah dingin.Shinta menggeleng, "Aku seperti itu, karena ak
Enam bulan berlalu ...Arlan kembali ke Jakarta, setelah mendapatkan surat atas permintaan maaf dari Seno secara resmi, yang ia kirimkan melalui email dan diunggah di media masa sebagai rasa penyesalannya.Kedua pria dewasa itu kini berada di ruang rapat rumah sakit, didampingi Leon yang duduk bersebelahan dengan Raline juga Liberti.Pesona duda tampan seperti Arlan, lagi-lagi membius mata hati seorang Raline, yang sangat dikagumi sejak dulu.Akan tetapi, Arlan masih duduk dengan wajah tenang, sambil menatap layar gawai hanya untuk memastikan kondisi sang putra yang ia tinggalkan bersama baby sitter paruh baya tersebut.Tidak ingin menunggu lama, Arlan menautkan kedua alisnya, menatap lekat kearah Seno hanya berkata lirih, "Jadi apa yang harus aku tandatangani, cepat katakan! Karena aku tidak memiliki waktu yang banyak untuk duduk bersama kalian diruangan ini!"Seno yang masih dalam proses pemulihan, dari amukan Leon beberapa waktu lalu, hanya dapat bica
Cuaca semakin panas menyinari kota metropolitan, suasana terik sore menjelang matahari terbenam semakin melelahkan. Langkah kaki Shinta sedikit tertatih menuju apartemen milik Arlan. Wanita yang telah bebas dari kurungan penjara beberapa hari lalu, kini berada dilokasi apartemen duda beranak satu yang pernah menjadi bagian penting dalam hidupnya."Bi, maafkan Shinta telah menyakiti Bibi. Shinta ingin bertemu Sandy anak kita, Bi ..." isaknya dalam kesendirian.Kini Shinta tengah mencari cara untuk dapat bertemu dan membawa Baby Sandy dari tangan pria yang sangat tulus mencintainya. Ia yang semakin memiliki keberanian untuk melakukan apapun, demi merebut kembali buah hatinya saat mengendap-endap memasuki koridor, ketika berada dilantai apartemen milik Arlan.Tidak menunggu lama, Shinta melihat pintu apartemen milik Arlan yang terbuka lebar, memberi kesempatan baginya untuk bergegas masuk kedalam apartemen tersebut.Akan tetapi, ketika pintu ruang tamu akan tertutu
Lebih dari dua jam Arlan dan Shinta saling bercerita. Berbincang ringan seputar kegiatannya ketika meninggalkan kediaman pria mapan tersebut dan kembali ke panti asuhan tempat ia dibesarkan di Singapura.Setelah mendapatkan pemeriksaan dari Dokter pribadi Arlan, dan kini tangan kanannya terpasang infus vitamin untuk menstabilkan kondisi tubuh Shinta."Jadi, apa maksud mu datang ke Jakarta? Dari mana kamu mendapatkan uang? Sementara rekening tabunganmu tertinggal dikamar ku!" Arlan menyuapkan potongan buah ke mulut Shinta, sambil memperhatikan Sandy yang masih sibuk memainkan jemari halus sang Mama.Shinta menekukkan wajah, dia masih belum dapat memaafkan diri sendiri, karena kebodohannya."Hmm Nyonya Rabeca yang memberikan Shinta uang, Bi. Waktu itu Shinta mau kembali ke apartemen, ta-tapi Bibi mengatakan tidak akan melihat Shinta lagi. Shinta takut, Bi," ucapnya sedikit berbisik.Arlan tersenyum lirih, dia merasakan apa yang dirasakan oleh wanitanya, "Jika
Malam berkabut kelam, Arlan tiba di kediamannya, langsung mencari keberadaan Leon dikamar yang berada lantai yang sama dengan ruang kerjanya. Ia datang membawa Raline di mobil yang sama, karena tidak ingin meninggalkan wanita itu di apartemen miliknya.Benar saja, ketika ia tengah membuka pintu kamar Leon, Arlan dikejutkan dengan pemandangan yang sangat menjijikkan.BRAK"Ogh my God! Leon! What the hell!? Ogh shiiit!" teriaknya lantang.Bagaimana tidak, Leon tengah asik bermadu kasih dengan Cua, didalam kamar tanpa mengunci pintu kamar pribadinya, seketika terlonjak melihat dua insan tengah bertelanjang bulat.Leon menoleh kearah Arlan, bergegas mengambil pakaiannya, untuk menutupi tubuh sang kekasih, sementara Cua langsung berhamburan masuk kedalam kamar mandi.PLAK Dengan sigap Arlan mendekati pria muda itu, melayangkan satu tamparan keras pada tubuh Leon, membuat pria muda itu terjerembab dilantai kamar."Apa yang kau lakukan dirumah ku! Ini
Malam semakin larut. Insan dewasa anak menantu itu tengah berdebat serius saling menyalahkan, menghakimi satu dan yang lainnya.Arlan membentak keras Liberti yang telah mengakui semua perbuatannya dihadapan Raline serta Leon, "What? Jadi Mama yang telah meminta Seno, dan membayar anak binatang itu untuk mendekati Yasmin? Membuat Yasmin jatuh cinta? Damn it!" Ia menggeleng kemudian melanjutkan ucapannya, "Aku pikir kalian dari Keluarga Utama yang kaya, bahkan tidak pernah jatuh miskin, memiliki jiwa baik juga tulus! Berarti Mama tahu selama ini bahwa Leon, bukan anak ku? Pantas Mama yang meminta Yasmin melakukan pencangkokan, padahal Seno juga mau melakukannya! Kenapa Mama begitu kejam padaku! Ogh Tuhan, bodohnya aku percaya pada kalian semua selama ini! Ternyata kalian keluarga jahat, tidak punya perasaan! Ja-ja-jadi selama ini, kalian mendukung Yasmin mengkhianati aku? JAWAB!!!"Wajah Arlan mengeras, bahkan merah padam. Dadanya terasa semakin sesak, menatap satu persat