"Tidak...bisa...berhenti.”
Suara parau dari Kania seolah menambah bahan bakar hasrat Nick yang semakin menggebu.Tak ingin melakukan kesalahan, Nick kembali mengulang pertanyaannya untuk yang terakhir kali."Kau yakin?""Kenapa bertanya lagi?" gumaman lembut itu terdengar tidak sabar."Aku ingin kau sadar sepenuhnya dengan pilihanmu."Sebagai seorang pria, Nick tidak pernah memaksa wanita, apalagi memanfaatkan wanita yang tengah mabuk.Makanya, dia berkali-kali bertanya untuk meyakinkan Kania, dan meyakinkan dirinya bahwa Kania tidak mabuk, karena dia tidak ingin dihadiahi drama di pagi hari usai mereka bercinta habis-habisan.“Kita punya waktu semalaman. Aku tidak akan mudah berhenti ketika aku sudah memulai.”Nick mulai memanjakan tubuh indah yang disembunyikan dibalik pakaian rumahan kebesaran yang biasa-biasa saja.Kania yang masih perawan merasa asing dengan gairah yang di rasakannya.Dalam benak Kania, tiba-tiba melintas perkataan adik tirinya. Kania yang dicap terlalu dingin saat merespons sentuhan kasih sayang yang diberikan Bramantyo, konon jadi penyebab perselingkuhan keduanya.'sepertinya aku tidak sedingin seperti yang adik tiri dan tunangan sialannya itu tuduhkan, hanya saja memang Bram yang tidak bisa membangkitkan gairahku,' batin Kania.Untuk itu, kali ini Kania menantang dirinya sendiri keluar dari zona yang selama ini mengungkungnya.Harta yang selama ini dia jaga mati-matian, entah mengapa Kania memutuskan untuk melepasnya sekarang.Kania melenguh, tubuhnya meliuk seiring godaan Nick di sekujur tubuhnya.Bibirnya seketika mengukir senyum, karena pada akhirnya dia mampu merasakan perasaan tertarik akan sentuhan pria.Dia merasa terbakar!Panas!"Kau begitu responsif, Honey."Nick heran dengan gairahnya yang seketika melesat. Dia tidak berekspektasi apa pun di balik pakaian Kania yang biasa saja. Namun, ternyata wanita itu menutupi kemolekan tubuhnya, dengan mata terpejam pun Nick bisa merasakan tikaman tajam di jemarinya saat dia menangkup bukit ranum yang cukup berat ditangannya, juga kulit halus dan hangat yang menempel ditubuhnya.Wanita berwajah bidadari dengan tubuh molek bagai dewi.“Nick.”Kania dengan suara parau karena telah dikuasai gairah menggumamkan nama pria yang sedang memanjakannya.Nick tersenyum, dia merasa begitu diterima oleh Kania yang ternyata juga menginginkan sentuhan lebih jauh. Tubuh mereka kini sudah sama-sama polos. Keringat mulai muncul di permukaan pori-pori. Kania yang semula hanya merespons tindakan Nick, kini mulai berani berinisiatif memanjakan Nick.Ragu-ragu, wanita itu bergerak ke atas pangkuan Nick."Kau begitu seksi, Kania." Nick memuji Kania, meyakinkan wanita itu untuk melanjutkan aksinya. “Menarilah di atasku.”Dibimbing Nick yang lebih pengalaman, Kania menggerakkan tubuhnya mengikuti hasrat.Nick memanjakan tubuh Kania sambil menatap tajam wajah lembut yang sangat ekspresif, Nick melihat Kania makin panas, tak ada kepura-puraan, semua yang Kania lakukan terkesan sangat alami di mata Nick.Wanita spesial!Nick bukan orang suci, dia pernah bersama banyak wanita akan tetapi tak satu pun yang rasanya begitu nikmat seperti saat berada di dalam tubuh Kania!Terlalu NIKMAT! Erangan mereka makin keras terdengar seiring gerakan yang semula lambat, kini berpacu lebih cepat.Nick menggulingkan Kania lalu mengambil alih memimpin mereka berdua sampai akhirnya Kania tak dapat lagi mengendalikan tubuhnya, dia melengkungkan tubuhnya seakan bisa menenggelamkan Nick lebih dalam lagi lalu keduanya pun MELEDAK!Hening.....“Berapa usiamu?”Usai sama-sama saling memuaskan, Nick berbaring menatap gadis yang terlihat begitu kelelahan itu.“23 tahun.”“Hem, masih muda.” Nick mendesah sambil menganggukkan kepala. “Kau berasal dari mana?”“Dari sini. Ehm, dari sana.”Nick terkekeh. Sepertinya Kania kebingungan hingga menjawab dengan tak pasti.'Mungkin tidak terlalu banyak kekasihnya, jadi tidak menguasai percakapan pasca bercinta,' tebak Nick dalam hati.Nick tahu harusnya dia mengajukan pertanyaan umum, karena pasti Kania belum ingin terbuka padanya.Akhirnya mereka membahas hal-hal yang lebih ringan hingga Nick melihat perlahan Kania mulai tertidur kembali dengan posisi meringkuk seakan sedang membentengi dirinya.Nick teringat ekspresi Kania saat masuk cafe, ekspresi terluka ditambah perkataan Kania bahwa dia sudah tidak punya apa-apa, Nick menyimpulkan bahwa Kania sedang menghadapi masalah dan kini giliran dia yang akan menolong Kania.Nick mengambil dompetnya, mengeluarkan kartunya dan dalam sekejap kartu itu telah berpindah tempat.Tidak ada HARGA YANG TERLALU MAHAL untuk pertolongan dan MALAM LUAR BIASA yang didapatkannya dari Kania.**Kania terjaga, memandang ke sekelilingnya...lalu kilas balik kejadian beberapa jam yang lalu menghampirinya.Dia telah tidur dengan orang asing!Perlahan Kania turun dari tempat tidur berpakaian tanpa menimbulkan suara sedikitpun lalu untuk terakhir kalinya memandang wajah tampan PRIA PERTAMANYA yang telah membawanya melayang tinggi berkali-kali, mematahkan tuduhan bahwa dia gadis yang frigid, pria pertama yang membuatnya yakin dia gadis muda dengan gairah dan hasrat yang sehat, pria yang menemaninya saat dia terpuruk."Terima kasih untuk pelukan dan....semuanya,"bisik Kania sambil keluar dan menutup pintu di belakangnya.'akankah mereka bertemu kembali?' Kania bertanya dalam hati.Dia berharap tidak!Karena dia tidak tahu harus bagaimana bersikap, mengingat betapa liarnya dia merespon sentuhan Nick, betapa binal sikapnya seperti orang yang haus belaian, sepanjang malam mereka habiskan dengan bercinta!Esok paginya Kania terbangun karena ada keributan di luar kamarnya, dengan kepala berat akibat baru tidur jam 3 dini hari setelah melarikan diri dari apartemen saat tunangan gadungannya baru terlelap, Kania bangkit dan keluar kamar, sebenarnya dia malas berurusan dengan mereka semua.Betapa kagetnya Kania, karena dia melihat ayahnya sedang tergeletak di lantai.Mungkinkah ayahnya mencarinya?"Pa, kenapa Pa?" Kania segera bergegas mendekati ayahnya."Anak nggak berbakti, nggak bisa bikin hati orang tua senang, sejak kau menolak menikah dengan Bram ayahmu seperti orang stress, inilah yang terjadi akhirnya, anak durhaka!" cerocos Ibu tirinya menyudutkan Kania."Kenapa jadi Kania yang salah? Kalian yang tidak tahu diri!" "Masih juga ngeles, kalau kamu setuju menikah dengan Bram, tidak akan begini jadinya!" "Anak dan ibu sama saja!" Cetus Kania. "Hei tidak usah sok alim ya, lihat aja di lehermu, ganjen pura-pura alim, huh!" Teriak ibu tirinya. Kania terkejut, teringat malam yang baru s
SATU TAHUN KEMUDIANNick Sebastian sedang dalam perjalanan ke kantor.Melihat kemacetan di jalan raya tidak mampu mengalihkan pikirannya dari seorang gadis yang dalam semalam telah berhasil mencuri hatinya satu tahun yang lalu. Dia teringat saat terbangun pagi hari Kania telah lenyap tanpa jejak. Percintaan mereka bagaikan mimpi.Awalnya Nick berusaha mengenyahkan bayangan percintaan mereka dan berusaha menganggap itu sama seperti percintaan-percintaannya terdahulu.Akan tetapi walau Nick berusaha keras, ingatan tentang kenikmatan luar biasa yang dirasakannya enggan untuk pergi. Nick berusaha menelaah apa yang beda hingga pandangannya tertumbuk pada noda merah di sprei. PERAWAN(?)Pantas nikmatnya tak terperi.Penggalan-penggalan adegan malam panas itu masih begitu nyata terpatri di memori Nick. Betapa Kania yang dalam keadaan setengah sadar sudah sangat menghibur Nick dengan jawabannya yang lucu dan polos. Berbanding terbalik dengan saat dia bercinta, begitu LIAR dan BINAL...ter
Di sebuah kamar yang cukup besar, terdapat ranjang kecil dan juga box bayi. Ditepi ranjang, Kania sedang menimang bayinya yang baru berusia tiga bulan. Bayi jagoan yang persis Nick! "Anaknya Mommy haus yaa, yuk sayang kita minum susu dulu yuk," ucap Kania dan mulai menyusui bayinya.Matanya nanar menatap sang buah hati yang begitu tampan. Mata, hidung, bibir bahkan alisnya sama sekali tak mirip dirinya. Kania mengernyitkan dahinya, ia baru menyadari jika wajah bayinya itu sangat mirip dengan ayahnya, Nick.Kania heran dia masih bisa membayangkan wajah pria itu walau satu tahun telah berlalu. Wajah tampan dengan rahang kokoh yang mencerminkan pribadi yang kuat.Selama ini Kania terus memutar otak, menimbang di sana sini dalam rangka menemukan cara yang tepat untuk memberitahu tentang keberadaan Nicholas kepada ayahnya. Sejak tahu dirinya hamil, Kania sudah ingin memberitahu Nick hanya saja saat dia sampai di area parkir kompleks apartement Nick, tanpa sengaja Kania melihat Nick
Pagi ini terasa begitu berbeda, Kania yang biasanya pagi-pagi sudah sibuk dengan Nicholas, kali ini menyerahkan Nicho pada bik Sih.Kania yang mendapatkan jadwal untuk interview CV SayOnTrack memulai aktifitas paginya dengan mengecek ulang segala persiapan dan berkas-berkas yang harus dibawanya. Setelahnya Kania sedikit melakukan perawatan wajah yang sebenarnya tidak terlalu perlu karena kulitnya sudah sehalus baby.Sambil mengoleskan lotion, tiba-tiba Kania teringat ucapan sahabatnya...."Di sana bosnya tampann dan buaikkkk banget, cuma nggak suka cewek!" Senyum terbit di sudut bibirnya, seandainya pria itu adalah bosnya alangkah bahagia hatinya, dia bisa bekerja dengan super tenang karena tahu tidak akan ada rayuan murahan di antara mereka. 'mimpi Nia, nggak mungkin kan, itu bos nya Antampura bukan SayOnTrack!' Dalam hati Kania menertawakan impiannya yang mustahil itu. Kania membuka lemarinya dan mengambil beberapa kemeja dan rok selutut. Awalnya dia akan memakai kemeja pu
Pria itu sudah tua! Kania memaki kebodohannya sendiri, dari kemaren dia selalu membayangkan cerita sahabatnya padahal ini bukan PT Antampura! Jelas saja dia tidak bertemu BOS MUDA yang tampan. Astagaaaaa...'kania fokus! Kania fokus!' Kania berusaha berkonsentrasi pada apa yang dihadapinya.Kania pun berjalan masuk dengan mengucapkan salam terlebih dahulu."Selamat pagi Pak Mochtar,” ucap Kania dengan sangat sopan."Oh ya, silahkan duduk. Apa bawa berkas CV nya?” tanya Pak Mochtar Ulin.Kania segera menyerahkan map-nya. "Oke, tunggu sebentar yaa.”Kania pun duduk dengan tegak dan menunggu dengan sabar melihat Pak Mochtar Ulin yang sedang membaca lamaran dan semua dokumen pendukung yang dibawa oleh Kania.“Semua data yang kau berikan sangat berguna dan cocok dengan salah satu posisi yang sedang kosong saat ini.”“Terimakasih Pak.”“Jika saya boleh tahu, kenapa Kania ingin bekerja di sini?”“Saya ingin bergabung dengan per
Walau enggan berdandan, Kania mengganti baju rumahnya dengan dress one piece simplicity berwarna hijau daun yang makin menonjolkan keindahan kulit Asia-nya. Kania bermaksud memakai baju yang sederhana akan tetapi dia tidak tahu efex gaun itu di tubuhnya. Saat Kania berpamitan dengan bik Sih terdengar bunyi decit halus ban mobil. Sebuah mobil terparkir di depan rumah Kania, Bella turun dari mobilnya dan berjalan ke pintu. Bella belum sempat mengetuk pintu karena Kania sudah membukanya dan langsung menarik Bella untuk segera naik mobil."Eh kok langsung berangkat aja, aku mau lihat Nicholas dulu loh," ucap Bella yang tetep duduk di kursi supir tanpa menyalakan mesin."Lagi tidur, yuk ah keburu macet entar," ajak Kania lembut sambil memasang seatbelt-nya."Macet apaan malam-malam begini, semua orang udah pada diem di rumah," jawab Bella sambil membawa mobilnya keluar dari rumah Kania."Nah itu baru bener. Malam itu di rumah bukannya berkeliaran di jalan kek kita."Bella tertawa."Ak
Sambil makan mereka menikmati dentingan piano, Kania teringat saat dia bermain piano dulu.Ada perasaan yang janggal dalam hatinya, perasaan rindu seseorang namun segera Kania tepis jauh-jauh.Hanya satu malam...sepanjang malam tapi kenangannya masih begitu kuat terpatri dalam hatinya!Dia masih harus fokus dengan tujuan hidupnya semula yaitu membalas sakit hatinya, mengambil kembali perusahaan keluarga dari tangan ibu tiri dan mantan tunangannya. Tujuan yang harus ia atur secermat mungkin untuk meminimalkan resiko kegagalan. Kania memandang pemain piano, ia melihat seorang wanita yang dengan lihainya memainkan jemari lentiknya. Namun Kania tak mengenali pemain piano itu. Dulu Dilla yang menjadi pemain piano, sekarang nampaknya sudah tidak lagi."Hmm, berarti sudah ganti orang," pikir Kania lalu melanjutkan makannya. "Nanti mau pesen buat bawa pulang gak?" Tanya Bella."Buat Bibik?""Ya iyalah, ada siapa lagi emang di rumah huh? Ada penghuni lain yang aku nggak tahu?" Tanya Bel
"Siapa dia?" "Aku tidak terlalu kenal sebenarnya..." Jawab Dilla."Dia jelas tidak menginginkan aku, dia hanya membutuhkan sesuatu dariku." Makin lama makin pelan suara Dilla. "Dia ingin kau mengandung anaknya?” tebak Bella yang penasaran karena menurut Bella cerita Dilla bak cerita dongeng.Dilla memanyunkan bibirnya."Kalau cuma mengandung anaknya yah bukan masalah, pasti aku langsung okelah." "Hitung-hitung memperbaiki keturunan kan?""Bener banget, jika kalian bertemu dengan pria itu aku yakin kalian akan langsung jatuh cinta padanya seperti snow white,” ucap Dilla sambil dengan keras menghembuskan napasnya."Jadi kamu lagi jatuh cinta? Happy end dong.” ucap Kania menanggapi cerita Dilla. "Aku belum selesai, kalian harus tunggu sampai ceritaku berakhir, ini bukan cerita bahagia makanya aku tidak terlalu menyukai cerita ini.""Baiklah, jadi gimana kelanjutannya?" tanya Bella. "Awas kalau nggak denger baik baik." Ancam Dil