Nick sampai di rumah langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya.Rasanya enggan untuk berpisah dengan Kania, tapi apa daya. Pikirannya masih terbayang Kania yang tampil cantik malam ini. Meski sangat sederhana, hanya gaun one piece polos berwarna hijau botol tapi entah kenapa pakaian sederhana itu sangat memesona jika Kania yang pakai. Nick merasa hatinya bahagia. Menghabiskan malam dengan Kania membawa rasa hangat di hatinya. Nick masih merasakan debaran dalam hatinya membayangkan Kania saat makan, saat minum, saat tersenyum, rupanya Nick diam-diam terus memperhatikan Kania sepanjang makan malam mereka.Nick benar-benar menikmati malam ini. Makan malam terlezat karena Kania yang menemaninya. Lalu ada princess kecil yang menghampiri mereka, saat itu Nick bisa melihat Kania sempat tersenyum sebelum kemuraman menghampirinya. Why??'Aih.. sudahlah, mungkin itu hanya bayangannya saja.' Nick menghibur hatinya sendiri. Nick sampai tersenyum-senyum sendiri bagai orang gila y
Nick tidak langsung menanggapi. Dia sedang memikirkan statement abangnya, dan kesimpulannya...abangnya benar. 'Memang aku sangat terpikat dengan Kania. Sangat!' Batin Nick."Jangan sok yakin,” balas Nick tapi dengan senyuman lebar. Entah kenapa saat abangnya berkata seperti itu wajah Kania yang ada di kepalanya.Apa benar Nick sudah tergila-gila pada Kania dan akan menjadi lebih bucin dari pada abangnya. Nick sampai tidak membalas salam perpisahan abangnya yang langsung mematikan ponselnya karena tak ada respon apa pun dari Nick.“Bang? Kok mati?” ucap Nick terheran-heran dan langsung menaruh ponselnya.Senyum masih tak lepas dari wajahnya. Nick pun beranjak dari tempat tidurnya, melepaskan pakaiannya kemudian mandi untuk menyegarkan tubuh dan pikirannya yang didominasi oleh Kania.Beberapa saat kemudian, Nick pun keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan bathrobe, rambutnya yang masih basah meneteskan air membasahi lantai.Nick pun hanya mengibaskan rambutnya agar cepat ke
Sebuah mobil tiba di depan restoran yang cukup ramai. Dengan design modern, restoran itu terlihat megah dan mewah. Nick tiba 5 menit lebih awal, saat masuk beberapa pelayan menyambutnya.Sebenarnya Nick tidak sering ke tempat ini, mungkin mereka mengenalnya dari surat kabar, entahlah.Nick hanya menatap dengan datar dan mencari meja yang tidak terlalu jauh dari pintu masuk agar dirinya bisa melihat kedatangan Kania dengan mudah, begitu pun Kania akan bisa menemukannya dengan mudah.Ada sebuah meja yang kosong, Nick pun langsung berjalan ke sana dan duduk dengan perasaan sedikit resah. Gairahnya menggebu-gebu sejak bertemu kembali dengan Kania, tadi pagi dia sampai harus menambah porsi lari paginya satu putaran lagi untuk meredakan gairahnya. Nick melihat jam di tangannya, masih terlalu cepat dari waktu yang ditentukan. Nick terus melihat ke arah pintu saat beberapa orang mulai berdatangan. Namun, wajahnya tampak kecewa karena bukan Kania yang datang.Nick memaksa dirinya untuk
"Kau menyuruhku pergi?" "Aku sedang menunggu kekasihku yang akan datang dan kami akan sarapan bersama. Jika dia datang, aku akan memanggilmu untuk meminta pendapatmu tentang sarapan yang enak di sini. Jadi, sebelum kekasihku datang, apa kau bisa pindah duduk ke kursi lain?”Ucapan Nick benar-benar seperti sebuah silet yang langsung melenyapkan harapan Amira. Jelas sekali senyuman manis Amira langsung hilang dari wajahnya. Ia benar-benar kecewa ditolak mentah-mentah, ia sudah bisa menebak pria tampan di hadapannya ini tidak mungkin tidak memiliki kekasih akan tetapi dia berharap ada kesempatan baginya mungkin di hari yang lain.Akan tetapi rupanya belum juga melancarkan aksi, sudah langsung di tolak mentah-mentah.Nick tetap memandang dengan wajah datar melihat reaksi Amira. Meski pun ucapannya barusannya tidak sepenuhnya benar, tetap saja Nick yang memang sudah sangat jatuh cinta dengan Kania merasa bahwa dirinya adalah milik Kania.Dia adalah kekasih Kania, karena dirinya
Kania yang ditatap begitu intens oleh Nick merasa gugup. Ia pun merapikan sedikit rambutnya yang terterpa angin saat seorang pelayan datang dan memberikan buku menu pada keduanya.“Silahkan.”“Aku pesan kopi americano dan nasi goreng spesial ya,” ucap Nick memesan makanan untuk sarapannya.“Kamu mau pesan apa?” tanya Nick yang sedikit-sedikit terus melirik ke arah Kania.Kembali aroma Kania yang menenangkan menyergap panca indra Nick. Dia merasa harum Kania mendatangkan perasaan...bahagia. Nick berusaha mengingat siapa yang harumnya hampir sama dengan Kania, tapi ternyata dia tidak bisa mengingatnya. “Hmm ... aku pesan roti dan teh hijau yaa,” ucap Kania setelah beberapa waktu melihat isi daftar menu lalu langsung memberikan buku menunya pada pelayan.Nick mengernyit melihat pesanan Kania. "Kau tidak biasa sarapan?" “Biasa...biasa sarapan, hanya saat kuliah di luar negeri saja aku tidak bisa sarapan akan tetapi saat berada di dalam negeri aku selalu sarapan berat. Tidak hanya rot
"Seharusnya begitu yang benar, menurut para senior memang dahulu begitu keadaannya, itulah kenapa CV SayOnTrack bisa berkembang begitu pesat." Jelas Kania."Lalu apa yang berubah?" Kembali Nick bertanya."Sebenarnya, keadaan di CV SayOnTrack beda semenjak ada Taro!” ucap Kania akhirnya. Sejujurnya ia sudah memendam lama tentang masalah ini tapi tidak tahu harus berbicara dengan siapa.“Taro? Kenapa dengannya?” Nick berusaha menekan reaksinya. “Dia adalah anak pemilik perusahaan yang dalam setiap kesempatan berusaha memaksakan kehendaknya, menggoda anak-anak dan saat kami menolaknya selalu berakhir dengan Taro mengancam karir kami, karena itu kami berusaha menjaga agar tidak ada alasan apapun yang bisa dijadikan alasan Taro untuk memojokkan kami,” jelas Kania yang berusaha memperhalus masalah dengan mengatakan 'kami' bukan 'aku' padahal Taro jelas jelas saat ini hanya mengejar dirinya.Kania sangat kesal dengan semua kejadian yang Taro lakukan untuk mendekatkan dirinya dengan Taro.
"Obsesi?" "Yah, kalau hanya rasa tertarik biasa...ceritanya pasti beda.""Ya..memang rasanya sangat tidak nyaman berada di dekatnya.""Kamu harus berhati-hati, hindari berdua di ruang tertutup dan kalau bisa jangan pulang terlalu malam." Kania menatap Nick yang penuh perhatian bercampur kekhawatiran. Ia merasa ada perasaan asing di dadanya saat ada seorang pria yang mengkhawatirkannya seperti ini. Padahal sebelumnya dia sempat berpikir pria macam Nick tak terlalu jauh berbeda dengan Taro.Mereka hanya pria tampan kaya yang angkuh yang menginginkan Kania untuk kesenangannya saja, setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan, maka Kania akan dibuang begitu saja seperti tak berarti sama sekali.Tapi kali ini, Kania bisa merasakan perbedaan.Nick memang tampak tulus sekali mengkhawatirkannya.“Kalau tidak bisa juga, bagaimana kalau kau keluar aja dari sana lalu kerja dengan denganku. Aku akan memberikan apa pun yang kamu butuhkan. Bahkan jika kamu mengingingkan pembayaran yang lebih
"Aku bisa terancam kena denda, surat peringatan dan mungkin akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan lagi di perusahaan lain jika aku melakukan itu sebelum masa kontrakku habis,” ucap Kania mencoba memberikan alasan yang lebih masuk akal agar Nick tidak melanjutkan dan memaksa Kania untuk keluar dari perusahannya.“Astaga...aku pikir karena apa, itu sih perkara gampang, biar aku yang akan bereskan, kau hanya perlu memindahkan barang-barang mu dari sana ke kantorku,” ucap Nick dengan santainya.Bahkan Nick meminum kopinya tanpa ekspresi berat seperti sebelumnya, seolah semuanya gampang saja untuk dilakukan. Penilaian Kania pagi ini makin melengkapi karakter Nick yang mulai terbentuk dalam angan Kania. Orang kaya raya yang akan melakukan segalanya hanya untuk membiarkan wanita yang disukainya merasa nyaman dan jauh dari tekanan.Bahkan jika Kania niat untuk tidak kerja dan ingin harta dari Nick saja mungkin bisa Kania dapatkan. Sayangnya Kania bukan wanita yang seperti itu. Kania adal