Hendrik tak butuh waktu lama untuk menjalin kesepakatan dengan rekannya di Singapore, seorang anak kuliahan bergender laki-laki dengan perawakan kecil dan berkaca mata kini telah berada di depan bangunan apartemen China Town.Vincent, bukan nama yang sebenarnya. Tanda nama itu terlihat menempel di seragam kebersihan yang dikenakannya. Kebetulan sekali teman Hendrik ini memiliki teman yang bekerja sebagai petugas kebersihan di sana. Teman Hendrik menyamar menjadi Vincent karena perawakan mereka yang tak jauh berbeda.Untuk melancarkan drama, Vincent melakukan kegiatan bersih-bersih dengan baik. Sampai akhirnya dia tiba di apartemen nomor lima, dan berhasil masuk ke sana. Vincent melakukan kegiatan bersih-bersih, sembari terus memperhatikan sekeliling ruangan itu.Dua perawat perempuan tampak sedang makan pagi bersama di ruang tamu, dan mereka dengan ramah mengajak Vincent untuk bergabung. Namun, Vincent menolaknya. Tak lama, saat Vincent sedang mengepel lantai, tiba-tiba terdengar suar
Anna mengajak Sarah bertemu, lalu mereka mempersiapkan semua dokumen bukti-bukti kejahatan yang dilakukan Mike. Beruntung, suami Anna memiliki sahabat yang bertugas di kepolisian. Tak tanggung-tanggung, Gunawan Julio itu adalah seorang kepala kepolisian.Anna memberi penjelasan dengan sangat rinci, hingga kepolisian pun bersedia untuk menyelidiki kebenaran kasus ini. Namun, Anna meminta penyelidikan dilakukan dengan tidak terang-terangan dulu sampai bayi Vyolin dipastikan aman."Kami sudah menghubungi kepolisian di Singapura, dan mereka juga akan membantu untuk penyelesaian kasus ini. Karena kasus ini cukup besar, dan melibatkan anggota mafia di sana. Tempat bayi itu disembunyikan akan mendapatkan pengawasan dua puluh empat jam. Sampai nanti penyelidikan selesai, kami akan menahan juga terdakwa. Begitu lah prosedurnya," ungkap Pak Kapolda Gunawan Julio.Anna dan Sarah merasa semakin tegang, akan tetapi jalan ini harus mereka tempuh untuk bisa mengembalikan semuanya seperti semula. Dem
Rianti merasa begitu resah dengan ketidakpastian kabar Mike, belum lagi ditambah banyaknya media online yang mengirim permintaan interview dengannya. Rianti suka menjadi populer, tapi dia tidak suka populer karena kasus kejahatan seperti ini.Di dalam kamarnya, dua botol anggur telah tandas. Rianti terbaring lemas di tempat tidur, sambil berharap semua akan segera berlalu."Bagaimana dengan nasib perusahaan kalau terus seperti ini?" tanya Ibu Mike yang saat ini sedang berdiskusi dengan Ayah Mike di kamar kediaman mereka."Kondisiku sedang tidak sehat untuk mengambil alih lagi semua, aku akan biarkan Andrew untuk mengambil alih sementara," jawab CEO Samudera, Ayah Mike."Kamu yakin? Aku yakin Andrew berhenti dari Baskoro Group karena ada masalah pribadi dengan Mike. Apa kamu yakin mau membiarkan dia mengambil alih?" tanya Ibu Mike lagi."Dia tidak akan melakukan hal yang salah. Aku dan Ayahnya akan mengawasi semuanya. Lagi pula, kuasanya hanya sebatas menangani proyek," jawab Ayah Mike
Kelebihan dari seorang sosialita, adalah luas pergaulan dengan orang-orang penting. Setelah mengetahui beberapa orang yang berperan penting dalam penyelidikan kasus Mike, Ibu Mike pun langsung mendatangi mereka satu persatu. Dia datang menawarkan negosiasi untuk meringankan bahkan menutup kasus Mike."Mereka semua munafik! Mereka bilang tidak ingin uang dariku? Heh, apa mereka pikir mereka akan terus bertahan lama dengan pekerjaannya itu!"Ibu Mike terus menggerutu karena rencanya telah gagal. Tidak ada satu pun aparat hukum yang mau mengambil sogokan darinya, meski uang yang dia berikan bahkan lebih dari satu Milyar. Semua aparat telah berjanji pada negara bahwa mereka akan menjalankan hukum dengan kejujuran. Tidak akan tergoda oleh godaan uang atau kekuasaan.Begitulah konstitusi hukum di Indonesia, selalu jujur dan adil. Mengedepankan kebenaran dan berani menghukum keras perbuatan buruk yang melanggar hukum. Pikiran Ibu Mike menjadi buntu, tak tahu harus bagaimana lagi untuk menyel
BAB 93. DRAMA BARUSarah mengajak Anna untuk datang ke rumah sakit, memastikan keadaan Mike yang sebenarnya. Anna pun bersedia, dan mereka pergi ke sana ketika sore menjelang malam.Sepanjang perjalanan, keduanya terus mengutuk Mike. Mereka tak percaya kalau Mike yang berbadan bugar, tengah mengalami sakit serius. Setibanya di rumah sakit, mereka pun mencari tahu tempat di mana Mike dirawat. Ketika tahu Mike dirawat di ruang VVIP, makin kesal saja mereka jadinya."Keenakan banget dirawat di VVIP!" cetus Sarah sambil mereka berjalan menyusuri lorong demi lorong rumah sakit."Mereka punya uang, jadi mereka bisa gunakan kesempatan ini untuk menghirup udara bebas," sahut Anna.Di depan kamar rawat VVIP, terlihat seorang polisi sedang berjaga. Wajah pak polisi itu tampak lelah, akan tetapi tetap siap siaga. Sarah dan Anna pun menyapa Pak Polisi, lalu meminta izin untuk masuk.Rianti dan Mike yang sedang berdua saja di ruang rawat inap, begitu terkejut mendapatkan kedatangan Anna dan Sarah
Setelah mendapatkan ponsel baru, Mike langsung menghubungi Andrew. Tepat tengah malam saat para polisi sedang berjaga hanya di lorong rumah sakit. Rianti sengaja memilih duduk santai bermain ponsel di depan ruangan agar para polisi itu bisa menjauh dari ruangan saat Mike sedang menelepon."Hubungi orang-orang yang bisa kita bayar untuk rencana memalsukan kematian," ucap Mike tanpa basa-basi menelepon Andrew."Kamu serius meminta bantuan saya? Minta maaf saja tidak!" sahut Andrew ketus."Saya akan lakukan apa pun yang kamu mau, kalau saya bisa kabur dari semua jerat hukum ini!" Sambar Andrew.Andrew terdiam, lalu mulai berpikir keras tentang rencana Mike. Dia merasa ini begitu berat dan beresiko."Saya gak tahu harus mulai dari mana, nanti saya akan tanyakan dengan agensi mata-mata," ucap Andrew."Segera kabari saya, waktu saya tidak banyak!" sahut Mike lalu mematikan ponselnya.
BAB 95. GAGAL MELARIKAN DIRI.Jeritan Rianti terdengar hingga keluar ruangan, sontak membuat semua orang di dekat ruangan itu berhamburan datang. Dua orang rekan Mike yang tadi menunggu di luar, juga ikut masuk saat beberapa perawat datang membawa kereta.Brandon dan Andrew mengangkat Mike ke atas tempat tidur, dan para perawat mengecek kondisinya. Merasa tidak yakin dengan pemeriksaan mereka, mereka pun membawa Mike ke ICU. Di sana dokter pun datang dan melakukan pemeriksaannya.Brandon terus mengawasi jarum jam, memperkirakan rentang waktu Mike akan sadar. Reaksi dokter dan perawat cukup tidak bisa ditebak, hingga akhirnya Brandon memutuskan untuk membuat rencana kedua."Strategi tukar pasien! Siapkan itu," ucap Brandon kepada dua orang suruhannya yang ada di dekat ICU.Namun, tiba-tiba saja dua orang suruhannya itu berjalan mendekati Brandon yang ada di lorong. Tatapan mereka menunjukkan rasa putus asa.
Rianti merasa lega karena Mike telah bersikap santai, tak lagi grasak-grusuk ingin kabur dari rumah sakit. Selang infus dan oksigen sudah terlepas, Mike juga sudah berkata akan suka rela saja kalau segera dibawa kembali ke kantor polisi."Malangnya nasibmu, Nak," gumam Ibu Mike setelah mendengarkan penuturan Rianti."Papah gak mau jenguk aku, Mah?" tanya Mike."Papah kamu gula darahnya gak stabil dan sedang dirawat di rumah, Nak. Walau dia cuek sama kamu, dia terus memikirkan kamu," jawab Ibu Mike dengan rasa bersalah."Terserahlah," sahut Mike lemas.Empat hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Mike akan dibawa kembali ke kantor polisi. Tak disangka, di depan gerbang rumah sakit sudah ada beberapa media berita yang menunggu untuk bisa mengambil gambar Mike dan ingin mewawancarainya.Dari layar ponselnya, Vyolin bisa melihat jelas wajah Mike yang tertunduk lesu ketika digiring ke mobil polisi. Mike tak bicara sepatah kata pun dan langsung saja memasuki mobil. Para wartawan terlihat tid