Share

Rahasia Gelap Partner Misterius
Rahasia Gelap Partner Misterius
Penulis: Insensate Echo

Ketika Sinyal Pertama Muncul

Di antara gemerlap lampu neon yang menyala-nyala, Ava melangkah keluar dari gedung pencakar langit yang menjulang tinggi. Angin kota yang menusuk tulang membuatnya menarik mantelnya lebih erat. Sepi malam menyelimutinya meskipun keramaian masih terasa. Cahaya neon yang berkedip-kedip menciptakan aura futuristik yang khas dari kota metropolitan yang ramai. Namun, di tengah gemerlapnya itu, Ava merasa lebih sendiri dari sebelumnya, seperti terpisah dari kehidupan yang mengelilinginya.

"Duh, hari ini benar-benar menusuk, ya," keluh Ava sambil mengeluarkan ponsel pintarnya dari saku mantel. Dia mengamati layar kosongnya dengan harapan akan pesan dari seseorang. Namun, layar tetap gelap, tanpa ada pesan atau panggilan yang masuk.

Ava memutuskan untuk berjalan pulang, menikmati sepi malam yang mengelilinginya. Di langkah-langkah cepatnya, dia memikirkan Ethan, rekannya di proyek terbaru di perusahaan tempat mereka bekerja. Ada sesuatu yang menarik dari pria itu, meskipun Ava belum bisa memahaminya sepenuhnya.

Sementara itu, di sebuah laboratorium tersembunyi di jantung kota, Ethan duduk di depan layar komputer, terlihat tegang. Dia menatap grafik dan data yang berkedip-kedip di layar, mencoba memecahkan teka-teki yang semakin rumit.

"Bagaimana perkembangan, Ethan?" suara dingin seorang pria terdengar dari sudut ruangan, membuat Ethan terkejut.

"Eh, tengah malam sudah berlalu, Dr. Chang. Saya hampir mendekati titik balik," jawab Ethan dengan nada tegang.

"Kerja lebih cepat. Kita tidak punya banyak waktu," jawab Dr. Chang, suaranya terdengar penuh dengan urgensi.

Kembali ke Ava, dia hampir sampai di apartemennya ketika ponselnya tiba-tiba bergetar di saku mantelnya. Dia cepat-cepat mengeluarkan ponselnya dan melihat layar yang sekarang menyala dengan pesan baru.

"Pesan dari Ethan," gumamnya sambil membuka pesan tersebut.

"Pertemuan mendadak di kafe dekat apartemenmu. Penting. Segera datang."

Ava merasa aneh dengan pesan itu. Ethan jarang sekali meminta pertemuan di luar jam kerja. Tanpa berpikir panjang, dia mengubah arah langkahnya menuju kafe yang ditunjukkan Ethan.

Sementara itu, Ethan masih sibuk di laboratoriumnya ketika dia menerima notifikasi dari sistem keamanannya.

"Ada yang datang," gumamnya sambil menatap layar pengawasan. "Ava."

Ava tiba di kafe dan melihat sekelilingnya dengan waspada. Kafe itu terlihat sepi, hanya beberapa pelanggan yang tersebar di sudut-sudut. Ava menuju ke meja yang dipesan Ethan, berusaha menekan rasa cemas yang tiba-tiba muncul di dadanya.

"Ethan, apa yang terjadi?" tanya Ava begitu dia duduk di hadapannya.

Ethan terlihat gelisah, sesuatu yang langka terjadi padanya. "Ava, aku tidak punya waktu untuk penjelasan panjang. Kita dalam bahaya," ucapnya dengan suara serak.

Ava merasa jantungnya berdegup lebih cepat. "Apa yang kamu maksud, Ethan? Siapa yang mengancam kita?"

Sebelum Ethan bisa menjawab, kafe tiba-tiba gelap. Ava merasa sesuatu yang dingin dan berat menyentuh lengan kirinya. Dia menjerit kaget, mencoba melepaskan pegangan yang tak kasat mata itu.

"Ethan, di mana kamu?!" teriak Ava, tetapi tidak ada jawaban.

Saat cahaya kembali, Ethan telah menghilang. Ava duduk di meja kafe yang sepi, merasa kebingungan dan ketakutan. Apa yang baru saja terjadi?

Entah dari mana, dia merasakan kehadiran seseorang di belakangnya. Ava menoleh cepat dan mendapati seorang pria dengan mantel hitam yang melambai-lambai di belakangnya. Wajahnya tertutup topeng yang menakutkan, memberinya aura kegelapan yang mencekam.

"Ava," bisik pria itu dengan suara yang menggigilkan, "kamu dalam bahaya."

Ava menegakkan tubuhnya, mencoba menahan ketakutannya. "Siapa kamu? Apa yang kamu maksud?"

Pria itu melangkah mendekat, langkahnya gemetar di bawah mantel hitamnya. "Namaku Alex. Aku... aku adalah bagian dari sebuah kelompok yang melawan Dr. Chang."

Ava menatapnya dengan kebingungan. "Dr. Chang? Siapa dia? Dan kenapa dia mengancam kita?"

Alex menarik nafas dalam-dalam sebelum menjawab. "Dr. Chang adalah ilmuwan gila yang bekerja di balik layar. Dia menciptakan teknologi berbahaya yang bisa mengubah dunia seperti yang kita kenal. Dan sekarang, dia mengincar kalian berdua, karena kalian memiliki informasi yang bisa menghentikannya."

Ava terdiam sejenak, mencerna informasi yang baru saja dia terima. Dia tidak pernah membayangkan dirinya terlibat dalam konspirasi semacam ini. "Tapi bagaimana kamu tahu tentang kita?"

"Kami memiliki mata-mata di perusahaan tempat kalian bekerja. Kami mengikuti setiap langkah Dr. Chang, dan ketika dia mulai melirik kalian, kami harus bertindak cepat," jelas Alex, matanya memancarkan ketegangan.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Ava, mencoba mengumpulkan keberanian.

"Kita harus bergerak cepat. Dr. Chang tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan informasi yang dia inginkan," kata Alex dengan suara yang tegang.

Ava mengangguk, merasakan adrenalin mengalir dalam darahnya. Dia tahu bahwa mereka berdua harus bertindak, tidak peduli seberapa berbahayanya situasi itu.

"Saya punya rencana

," kata Ava, matanya bersinar dengan tekad. "Kita harus menyusup ke laboratorium Dr. Chang dan menghentikannya sebelum terlambat."

Alex mengangguk setuju. "Kita harus bergerak cepat. Saya tahu pintu masuk yang tidak terjaga dengan baik. Ikuti saya."

Mereka berdua meninggalkan kafe dengan langkah yang mantap, menembus malam yang gelap seperti pasukan bayangan yang siap bergerak dalam kegelapan. Misi mereka bukan hanya untuk menyelamatkan diri mereka sendiri, tetapi juga untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran yang mengerikan.

Di laboratorium, Ethan masih berusaha memahami data yang rumit ketika dia mendengar suara langkah di belakangnya. Dia menoleh cepat dan terkejut melihat Ava dan seorang pria yang tidak dikenal berdiri di pintu.

"Ava! Siapa dia?" tanya Ethan, matanya memperlihatkan kebingungan dan kekhawatiran.

"Aku Alex," jawab pria itu singkat. "Kita tidak punya waktu untuk penjelasan panjang. Dr. Chang sedang mengincar kita."

Ethan mengangguk, memahami urgensi situasi itu. "Apa rencananya?"

Ava menjelaskan rencana mereka dengan cepat, dan Ethan segera menyadari pentingnya tindakan mereka. "Kita harus menghentikan Dr. Chang sebelum dia menggunakan teknologinya untuk kepentingan jahatnya."

Mereka berdua bersiap-siap, menyusun rencana mereka dengan cermat. Meskipun rasa takut melanda, mereka bertiga bersatu dalam tekad mereka untuk melawan ancaman yang mengintai mereka.

Dengan hati yang berdebar, mereka memasuki labirin koridor gelap menuju laboratorium Dr. Chang. Setiap langkah mereka dipenuhi dengan ketegangan, karena mereka tidak tahu apa yang akan mereka temui di ujung jalan.

Saat mereka mendekati laboratorium, mereka merasa ketegangan semakin meningkat. Mereka bisa mendengar suara mesin berderit dan suara langkah-langkah yang datar di luar pintu.

"Apa kita siap?" tanya Ava, matanya bersinar dengan tekad.

Mereka berdua mengangguk, bersiap untuk menghadapi apa pun yang ada di depan mereka. Dengan satu dorongan terakhir, mereka membuka pintu dan memasuki lab Dr. Chang, siap untuk menghadapi takdir mereka dengan kepala tegak dan hati yang berani.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status