PoV (3)Kedatangan polisi dan pesan dari Kania membuat Kemala ketar-ketir. Di saat keadaannya belum terlalu pulih. Kemala sudah dihadapkan dengan masalah hukum yang siap menjerat nya. Ia tidak bisa kabur atau berbuat apapun. "Jangan tangkap saya!" ucap Kemala ketakutan."Kami akan membawa saudari Kemala ke kantor. Sebelum pulih maka akan ada petugas yang menunggu disini,' ujar salah satu polisi yang menggunakan jaket kulit berwarna hitam."Kenapa harus seperti itu? Aku bukan buronan!" ucap Kemala membela diri."Karena anda telah mangkir dari panggilan pertama, dan Ibu Dona ketika kami datang ke rumah. Ibu bilang tidak tahu keberadaan anaknya. Tapi ternyata ibu ada di sini," ujar polisi itu. "Tolong beri keringanan pada putri saya, pak. Saya tidak mengatakan yang sebenarnya karena saya takut. Lihatlah kondisi putri saya," Bu Dona meminta belas kasihan. Sedangkan Cilla juga ketakutan dan kasiha melihat Ibunya. "Kami akan menunggunya hingga pulih dan tidak akan menyakiti Putri anda, B
PoV (3)"Ibu sudah capek dengan masalah keluarga kita, mungkin lebih baik kita jujur saja. Ibu menyesal telah berbohong, apalagi Adnan tadi di jemput polisi, itu juga istri dan mertuamu tampak sekali mata duitan!" ucap Bu Sani dan berniat masuk kembali ke dalam rumah ingin mengatakan yang sebenarnya.Farhan menarik tangan Ibunya dan menjatuhkan tubuh sang Ibu yang menghantam tanah dengan rerumputan. Bu Sani nyalang menatap Farhan yang barusan dengan sengaja membuatnya jatuh."Farhan, kamu mau mencelekai, Ibu?" ucap Bu Sani merasakan pinggangnya sakit, walau ia jatuh tidak terlalu keras. Bu Sani berusaha berdiri, tanpa di bantu oleh Farhan."Pergi Ibu dari sini, jangan menganggu keluargaku!" Farhan menunjuk arah keluar menyuruh Ibunya pergi. "Ibu gak mau pergi, uang itu-""Pergi atau aku seret, Ibu!" hardik Farhan memotong ucapan Ibunya.Bu Sani tertegun. Mata Farhan penuh kilat kemarahan."Mau, aku seret!" ancam Farhan dengan bengis seakan ia tak menganggap perempuan paro baya di ha
PoV (3)Bu Sani ikut senang dan berharap bisa mendapat bagian dari Feli. "Ibu nggak ada kamu beliin sesuatu gitu, Fel?" "Ibu tenang aja ya nanti Feli ajak ibu jalan-jalan dengan Bianca. Kita akan belanja dan beli makanan di luar!"Jawaban Feli membuat Bu Sani tersenyum lega, ternyata Feli masih ingat dengan nya tidak seperti Farhan."Tapi Ibu kepikiran dengan Adnan. Bagaimana ya nasibnya, Ibu sudah minta pada Kania untuk dia mencabut laporan atas Adnan. Tapi kamu tahu sendiri, Kania itu keras kepala dan penuh dendam. Ia tidak mau menuruti permintaan ibu," "Sudahlah Bu, biarkan saja Adnan menerima ujian ini mungkin dia hanya dipenjara beberapa bulan saja. Kasus Adnan itu tidak berat!" sahut Feli dan kembali tersenyum menatap ponselnya. Ia tengah memasukkan beberapa barang ke dalam trolly belanja pada aplikasi online. "Kamu tidak kasihan pada adikmu?" tanya Bu Sani. "Salah Adam sendiri, selingkuh. Memang aku salah Bu, telah membela Kemala dulu dan memasukkannya ke dalam rumah tangg
PoV (3)Karena ucapan Feli kemarin. Mayang jadi mengetahui bahwa bukan Farhan yang memiliki semua itu.Dan Farhan juga akhirnya mengaku ia sekarang tak bekerja. Kemarin sempat bekerja pada temannya, tapi Farhan sudah keluar karena tidak betah belum lagi gaji yang sedikit. Saat bekerja pada Kania dia bisa mendapat gaji besar, belum lagi seseran uang yang ia kumpulkan dari menjual barang-barang yang di naikkan harganya oleh Farhan. "Memalukan kamu, Mas! Dasar pembohong. Jika kamu pengangguran aku tak mau menikah denganmu, tak punya mobil!" gerutu Mayang."Yang penting aku punya rumah untuk kita sayang, maafkan aku. Jadi kamu menyesal menikah denganku, karena keadaan ini?" "Bukk..! Mayang melempar wajah Farhan menggunakan bantal."Gak perlu kamu tanya, tentu aku menyesal menikah denganmu! Kamu tak punya apapun dan telah menipuku! Rumah saja tak cukup," berang Mayang dan merasa jijik menatap suaminya sendiri. "Aku akan mencari pekerjaan, jangan bersikap seperti ini. Kita baru saja men
PoV AuthorKania gelisah usai mendengar ucapan dari Araav. Ia memalingkan wajah dan menatap kearah lain, tak sanggup menatap pria yang duduk di hadapannya. "Tapi aku melihat saat itu, ada wanita bersamamu. Dia tunanganmu bukan?" tanya Kania. Saat itu ada wanita yang memperkenalkan diri sebagai tunangan Araav pada Kania. "Pasti Livy, dia bukan tunanganku. Kami hanya berteman," Kania hanya menanggapi dengan senyum canggung. "Aku serius denganmu," ujar Araav dan menatap lekat pada Kania untuk menyatakan kesungguhan akan ucapannya. Ia masih memiliki perasaan pada wanita di hadapannya itu. Selama ini Araav masih menyimpan perasaan pada Kania. Berusaha melupakan apalagi saat tahu Kania sudah menikah. Tapi dengan statusnya yang sekarang, dan bertemu membuat perasaan itu tumbuh kembali."Untuk saat ini, aku belum mau menjalin sebuah komitmen dengan pria. Aku masih ingin fokus pada anak dan usahaku, kuharap kamu mengerti. Apalagi pernikahanku sebelumnya tidak mudah dan berakhir tragis," Ka
PoV Author"Rumah akan di sita? Kamu bod*h Mas! Bisa tertipu dengan istrimu, yang pecundang itu!" cerca Kemala saat Erwin memberitahu jika rumah itu akan di sita. "Aku juga tidak tahu jika dia melakukan ini!" Erwin sedikit sebal karena di katakan bodoh oleh Kemala."Kamu yang tidak teliti, kenapa kamu tidak membaca surat itu sebelum kamu menandatanganinya?"" Ini semua karena Feli yang pandai memanipulasi!" elak Erwin."Lantas kita akan tinggal di mana, jika rumahmu akan disita?" Kemala duduk di sebelah sang suami. 'Di rmahmu, kan ada sayang. Bagaimana kalau kita di sana saja!" "Tidak bisa Mas," "Kenapa?" tanya Erwin mengerutkan dahi."Kamu tahu kan ibuku saja pindah kemari, rumah itu dulu aku gadaikan pada rentenir dan aku tidak sanggup membayar hutang kepada rentenir itu, karena bunganya sudah terlalu banyak. Karena itu keluargaku pindah kemari, Ibuku juga sudah bercerai dengan Bapakku, karena Bapak meniklah lagi," jelas Kemala. Erwin cukup kaget, karena ia baru tahu tentang in
PoV Author"Syukurlah sayang, kamu tidak keguguran," ujar Farhan yang merasa bersyukur, karena calon anaknya selamat. Berbeda dengan Mayang yang justru tidak suka dengan kondisi ini, dia ingin menggugurkan janin yang ada di dalam kandungannya. Tapi sepertinya obat yang ia minum itu belum mampu membuat janinnya luruh. Beruntung saja Farhan tidak tahu siapa Ayah dari janin yang ia kandung, itu cukup membuat Mayang lega. "Kamu kenapa cemberut seperti itu, apa kamu tidak suka jika anak kita selamat?" tanya Farhan menyelidik karena raut wajah Mayang tak bahagia."Bukan begitu Mas, aku hanya masih merasakan sakit pada perutku. Tentu saja aku senang jika tidak keguguran," jawab Mayang menutupi kecemasannya."Kata Dokter tadi penyebab kamu pendarahan karena mengkonsumsi obat. Obat apa yang kamu minum itu?" Darah Mayang berdesir ketika pertanyaan itu dilontarkan oleh suaminya. Ia juga belum sempat menyembunyikan obat aborsi yang ia beli secara ilegal itu. Bagaimana jika Farhan menemukan oba
PoV KaniaAku merasa pilihan Lisa bukan pria yang tepat. Pria itu pernah bersama Mayang. Seorang pria keluar dengan istri orang, bukanlah pria yang baik. Atau aku terlalu berprasangka buruk, bisa saja pria itu di tipu oleh Mayang dan bilang belum bersuami.Tetap saja hatiku tak tenang, dan merasakan firasat yang buruk. Mereka juga baru berkenalan satu bulan, jangan sampai adikku mengalami hal yang sama dengan diriku yang mengalami pernikahan bak neraka dunia. Apalagi Lisa meminjam uang 200 juta pada Ibu. Apakah Reyhan tak keluar biaya, sekarang menjadi wanita harus realistis, jangan hanya mengandalkan kepercayaan dan cinta sebelum menyesal seperti yang ku alami. **Aku menuju rumah Mama dan untuk menemui Lisa yang sedang berada di kamarnya. "Mbak," ucap Lisa yang sudah terlihat cantik dan rapi. Sepertinya ia akan pergi keluar."Kamu mau pergi?" tanyaku menelisik."Iya Mbak, aku mau bertemu kondangan dengan Mas Reyhan. Sepupunya menikah," jelas Lisa tampak dari raut wajah adikku, ia