Happy Reading Semuanya!Pupil mata Risky tampak terfokus pada perempuan di hadapannya tengah memperhatikan luka di tubuhnya. Irene sudah sukses membuatnya jantungan karena menyebrang jalan tidak memperhatikan sekitarnya, beruntung tadi dirinya tidak sengaja melewati peristiwa tadi.“Irene, jangan buat aku khawatir sayang! Untung saja tadi ada aku yang kebetulan lewat pas antar Komandan, kamu ngapain ada di perumahan mewah itu?” tanya RiskyIrene gelagapan, “Oh! Teman Papa ada di sana dan kebetulan aku ikut, tadi aku bosan makanya keluar cari makanan lain. Sekarang malah begini, lagian cuma lecet saja. Mukanya jangan khawatir begitu sayang,” ucap Irene sembari memeluk Risky di depannya itu.Risky mengecup kening perempuan di depannya itu, “Kamu kemana selama seminggu ini? Aku cari kamu di Kantor juga enggak ada, kamu kenapa dan kemana? Ada dinas di luar kota tapi kamu malah enggak kasih kabar ke aku, kamu tahu enggak sih aku khawatir banget."Dadanya berdegub sangat cepat, Irene gelag
Happy Reading Semuanya! “Akang! Kenapa kamu teh membiarkan dia pergi saat mobilnya penyok kaya begitu! Butuh uang yang banyak agar kembali seperti semula!” Irene hanya memperhatikan pasangan yang tidak di kenalnya itu berkelahi di tempat umum termasuk di hadapan Irene. Perempuan yang hanya menyimak sejak tadi hanya memandang bingung keduanya, Irene tidak tahu harus mengatakan apa lagi selain menyimak. Lagian dirinya kenal saja tidak, tapi memang tatapan yang di tampilkan oleh lelaki di depannya itu terlihat seperti hidung belang bukan baik-baik. Pandangannya berdalih pada Rangga terlihat memasang wajah datar tampak geram dengan pasangan di depannya itu. Sang suami tampak tidak nyaman di kursi duduknya saat ini. “Mas, mau pindah saja?” tawar Irene “Tidak ada tempat kosong lagi,” sahut Rangga “Kalau gitu mau cari tempat makan lain?” tanya Irene Rangga menghela nafasnya pelan, “Bukan kah tempat ini kesukaan kamu? Setiap kamu ke Bandung selalu membicarakan tempat ini, saya sudah
Happy Reading Semuanya!Tangan Irene memainkan kuku di depannya itu sembari menahan rasa takutnya. Rangga sudah berusaha keras untuk memundurkan waktu agar dirinya tidak mendapatkan inseminasi buatan, tapi dengan paksaan dan desakan sang kakak membuat Irene mau tidak mau harus datang kembali ke rumah sakit.“Jangan khawatir, ada saya di sini. Maaf saya tidak bisa melakukan apapun,” Rangga mengecup kening Irene lama dan menggenggam erat tangannya.“Mas saya takut sama malu,”“Malu kenapa?” tanya Rangga bingung.“Memangnya Mas mau itu saya dilihat sama orang lain? Apalagi katanya saya inseminasi di lakuin sama dokter laki-laki. Kalau mas rela saya juga enggak masalah, paling hanya malu saja dan enggak terlalu parah.”Rangga mengeraskan rahangnya dan berjalan meninggalkan Irene yang hanya menatap tidak mengerti lelaki yang menjadi suaminya itu.Pandangannya berdalih pada Mira yang menatapnya dalam, entah apa yang sedang dipikirkan oleh Mira pada dirinya. Kepala Irene menunduk menatap
Happy Reading Semuanya! Rangga benar tidak habis pikir dengan Mira yang terus menerus mendesak Irene, bahkan setelah sang adik melakukan inseminasi buatan perempuan itu masih mengharuskan Irene untuk berhubungan badan dengan dirinya. Rangga marah, Mira sangat keterlaluan. Rahangnya mengeras saat Mira kembali ingin mengganggu Irene yang sudah terlelap di atas ranjang kamarnya. Seharusnya ia menceraikan saja perempuan yang ada di depannya, toh ia cintanya hanya pada Irene bukan orang lain.“Mira bisakah kita bicara di luar? Saya enggak mau kamu mengganggu istirahat Irene,” ucap Rangga dengan nada datar. “Kita bisa bicara di sini Mas, kenapa harus di tempat lain?” tanya Mira “Kamu ingin Irene mendengar semuanya dan kita bercerai atau—”Mira dengan cepat menarik tangan sang suami di depannya itu. Iris mata Mira hanya terfokus pada Rangga tengah memasang wajah datar, rasanya sama seperti awal mereka bertemu saat ia mengantar Irene. Tatapan Rangga begitu tajam dan langkahnya tegap b
Happy Reading Semuanya!“Jadi, saya ingin di bagian program nanti akan ada perubahan yang signifikan sehingga masih terlihat bagus di pasaran dan paling di cari. Seperti barang best seller,” Irene menatap beberapa orang di depannya tampak berbayang.Kepalanya kembali terasa sakit, bahkan sejak tadi pagi sebelum ia berangkat ke Kantor dan sekarang ini semakin bertambah banyak rasa sakitnya saat ia sedang melakukan presentasi. Dalam satu sisi ia merasakan sebuah keberuntungan karena dirinya tidak mendengar wanti-wanti atau desakkan lainnya dari keluarganya termasuk Mira selama dua minggu belakangan ini.Kehidupannya perlahan berangsur kembali meskipun statusnya saat ini adalah tetap menikah dengan kakak iparnya, dan status sebagai pelakor itu sama sekali tidak bisa di rubah. Tatapan matanya memperhatikan sang suami tampak berubah menjadi dua.“Irene, kamu kenapa tidak jawab perkataan saya?” tanya Rangga “P-pak,”Mata Rangga membulat saat Irene terjatuh dan tidak sadarkan diri di atas
Happy Reading Semuanya!Kedua orang tua dari kedua belah pihak antara Irene dan Rangga sudah berkumpul di ruangan IGD menunggu hasil pemeriksaan Irene yang dilakukan beberapa jam lalu, Irene sendiri tampak merasa kesulitan bernafas menunggu hasil tentang dirinya,“Dari hasil pemeriksaan darah, jika hasil tes beta-hCG antara lima dan sepuluh bisa dikatakan Nona hamil. Pemeriksaan Nona memiliki hasil yang positif dan ini menandakan bahwa terdapat hormone hCG dalam urine, hal ini artinya kalau Nona memang sedang hamil.”“Serius?” tanya Nia“Hasil tespack dari Nona juga menunjukkan positif dan ini tidak pernah salah, Nona saat ini sedang hamil. Jadi saya ingin mengucapkan selamat pada Tuan karena sebentar lagi akan dianugerahi seorang anak." Penjelasan dokter di depannya sukses membuat Irene tidak bisa mengatakan apapun, perempuan muda itu tidak tahu harus berekspresi seperti apa terkait dengan berita yang baru saja ia dengar.“Kalau begitu kita periksa ke dokter kandungan bagaimana? Aga
Happy Reading Semuanya!Irene rasanya ingin membuang semua bahan yang ada di keranjang troly saat ini, semua pilihan Rangga adalah bukan kesukannya.“Mas saya enggak suka kacang merah, mas pernah merasakan makan kacang merah enggak sih? Rasanya itu aneh. Siapa juga coba yang suka sama kacang merah? Taruh lagi aja sih mas.” keluh Irene saat Rangga memasukkan satu pack kacang merah ke dalam trolli belanjaan mereka.Lelaki dengan wajah tampan itu menggeleng, “Irene, kacang merah itu salah satu sumber dari asam folat dan itu bagus untuk kamu yang sebagai ibu hamil baru.” Bibir Irene cemberut.“Tapi saya enggak suka! Mas kan bisa cari alternative lain yang bisa saya sukai,” ucap Irene sembari menyandarkan tubuhanya pada lemari pendingin di sebelahnya.Rangga tampak berpikir dan memandang perempuan di sebelahnya, “Hati sapi?”tawar Rangga.Irene menggeleng cepat. Memikirkan merah darah dari hati sapi saja membuat bulu roma Irene berdiri, perempuan muda itu sangat membenci hati sapi. Ia memb
Happy Reading Semuanya!Iris mata Irene memperhatikan gelas di depannya di mana sang suami terlihat menyuguhkan susu khusus untuk ibu hamil dan sarapan pagi ini, ia sama sekali tidak melakukan apapun. Enggan juga ia melakukannya. Jadi bisa di bilang kalau Rangga menjadi suami yang super duper siaga saat ini. Tangan Irene memainkan garpu di tangannya sembari mengambil potongan buah alpukat di depannya itu.“Mas, saya boleh pergi sama pacar saya?” tanya IreneRasa ingin marah menyergap. Rangga mengeraskan rahangnya mendengar perkataan dari Irene barusan,“Kenapa kamu belum putus dengan pacar kamu? Bukan kah saya sudah pinta kamu sama pacar kamu buat putus?” tanya Rangga“Sejujurnya ini enggak adil kaya begitu, masa saya mengorbankan perasaaan sedangkan Mas enggak. Saya memperbolehkan Mas pergi bahkan menginap sama Kak Mira, tapi kenapa Mas enggak memperbolehkan saya main sama mas Risky? Padahal saya main juga enggak sampai tengah malam,”Rangga yang mengunyah makanannya menatap Irene se