Happy Reading Semuanya!
Rangga menatap nanar Irene yang terpasang selang infus dan di pasang alat pernafasan di hidungnya, tangannya meraih tangan kecil Irene dan mengecupnya lembut. Rangga tidak akan lalai dalam menjaga sang istri dan anak di dalam kandungan Irene.
Bohong kalau Bayu tidak melihat tatapan khawatir pada sang anak, sampai saat ini pun tidak ada yang pernah mengerti dengan maksud dan tatapan Rangga. Anaknya menikah dengan Mira padahal yang lelaki itu cintai adalah adiknya. Rangga mempersulit dirinya sendiri dan sekarang sudah berjalan begitu saja.
“Sudah kamu jangan terlalu khawatir. Irene hanya perlu bed rest sampai kandungannya menguat, saat ini Irene sedang stress dan banyak pikiran. Papi sudah siapkan villa untuk kamu istirahat dengan Irene sampai keadaan istri kamu pulih,”
“Terima kasih Papi,” ucap Rangga
“Mami kamu juga sudah istirahat di rumah dan jangan khawatir, kamu bisa pergi ke villa mal
Happy Reading Semuanya! Risky memainkan ponselnya sembari menunggu kabar dari sang kekasih yang menghilang begitu saja selama hampir seminggu ini, apakah ini semua karena suaminya melarang Irene untuk berhubungan dengan dirinya? Risky tidak ingin berpisah dengan Irene. Batang hidung keberadaan sang kekasih juga tidak terlihat di Kampus di mana Irene menuntut ilmu, ayolah ia khawatir dengan perempuan belahan jiwanya. “Erika! Lo tahu ke mana perginya Irene?” tanya Risky “Lo pikir gue Ibunya? Gue juga enggak tahu dia ada di mana. Irene sibuk dengan dunianya sendiri, tadinya gue pikir lo culik dia terus mau bikin Risky junior." Erika terdiam setelah mengucapkan kalimat barusan, tatapan matanya penuh selidik pada lelaki yang ada di depannya itu. "Eh... tapi lo benar enggak culik dia habis itu di masukkin ke barak, kan?” Risky memutar matanya malas mendengar perkataan dari Erika barusan. Hanya otak Erika yang tidak waras di pertemanan Irene. “
Happy Reading Semuanya!Perempuan muda itu hanya bisa memperhatikan sang suami tengah sibuk dengan laptopnya, hanya ia yang sedang bed rest dan suaminya kembali sibuk bekerja. Mengendalikan perusahaan dengan jarak jauh, ia tidak heran kenapa Rangga begitu kaya.Irene menjadi sedikit merindukan pekerjaannya, kalau dipikir lagi. Kerjaannya tidak ada yang beres karena ia seperti ini.“Untuk tempatnya cukup strategis jika ingin membuka rumah sakit dengan cabang terbaru. Yang saya inginkan dari tempat ini adalah di dalamnya akan ada bagian khusus kecantikan dan kosmetik, lalu fasilitas yang sama dengan rumah sakit di Jerman.”Irene menyimak pembicaraan Rangga dengan rekan kerjanya melalui laptop di depannya itu. Meskipun hanya tidur tubuhnya benar-benar terasa penat karena hanya melakukan tidur dan duduk sepanjang waktu dalam jangka waktu seminggu ini. Perempuan muda itu juga dengan sengaja mematikan ponselnya agar keluarganya tid
Happy Reading Semuanya!“Dulu saya berharap kalau Papa akan bisa setulus ini pada saya, sama seperti Mas memperlakukan saya dengan baik tanpa perbandingan dengan orang lain." Rangga terdiam mendengar perkataan dari perempuan yang ada di depannya itu."Saya enggak pernah mendapatkan hal setulus ini dari Papa, saya hanya mendapatkannya dari Mas dan Mas Risky. Katanya cinta pertama anak perempuannya itu adalah ayahnya tapi saya enggak pernah jatuh cinta sama Papa saya karena itu,” cerita Irene.Rangga membawa Irene menuju pinggir danau tidak jauh dari villa mereka tinggal. Memperhatikan pemandangan gunung dan pepohonan rindang di sana sembari menghirup udara yang selalu fresh karena dekat dengan pegunungan.“Sebenarnya dulu Papa sayang sama saya sewaktu kecil, tapi karena Kak Mira selalu enggak mau kalah sama saya... jadi Papa selalu ada di pihak Kak Mira sampai sekarang. Bahkan sampai orang tua saya bercerai sungguhan seperti sekarang, Pap
Happy Reading Semuanya!Rangga tersenyum mendengar perkataan dari istrinya itu, “Kamu memang pantas mendapatkannya Irene, bahkan kamu membuat saya jatuh cinta untuk kesekian kalinya. Pelet kebaikan kamu sudah sangat menempel erat di dalam tubuh saya Irene, kamu harus tanggung jawab karena sudah membuat saya seperti ini.” Irene tersenyum simpul menanggapi perkataan sang suami di sebelahnya itu.“Mas, pulang ke Jakarta yuk! Saya mendadak kangen masakan Mami, sudah dua minggu kita disini dan enggak bisa makan masakan Mami yang enak.” Ucapan Irene membuat Rangga tersenyum tipis."Kamu bosan disini?" tanya RanggaIrene hanya tersenyum tipis dan menggeleng, "Enggak, disini pemandangannya bagus dan saya bisa menghirup udara segar. Tapi alangkah lebih baiknya kalau kita pulang ke rumah, pasti Mas jauh lebih nyaman bekerja di kantor, kan?"Lelaki dengan wajah tampan itu mengangguk membenarkan perkataan dari sang istri saat ini,
Happy Reading Semuanya!Kemarahannya semakin tidak terbendung, ia muak melihat kehadiran dari Mira di rumahnya sekarang ini. Irene benar-benar tidak keluar kamar sama sekali dan enggan untuk melihat kakaknya lebih lama, Rangga memaklumi itu dan seandainya ia berada di posisi Irene pun akan melakukan hal yang sama.Tangan Rangga menarik kasar lengan milik Mira dan membawanya ke tempat yang cukup jauh dari posisi kamar Irene ataupun orang tuanya yang sudah pergi meninggalkannya berdua. Tatapan mata Rangga tampak menahan amarah pada perempuan di depannya itu.“Kamu kenapa bisa ada di rumah ini? Bukan kah saya bilang kalau kamu enggak seharusnya ada di sini? Kenapa kamu enggak paham? Apa kamu sudah enggak mengerti bahasa manusia dan perkataan tegas kemarin?! Saya sudah bilang kalau kamu enggak perlu menginjakkan kaki kamu disini!” Nada suara Rangga tampak terdengar marah.Mira memandang tidak percaya sang suami di depannya itu, perasaan sang suami
Happy Reading Semuanya!"Aku ingatkan sekali lagi Mas, aku masih berhak atas kamu dan kamu masih berhak atas aku. Kita masih menjadi sepasang suami istri dan masih terikat dalam pernikahan, dan itu enggak akan berubah... aku cinta sama kamu dan begitupun sebaliknya."Rangga tersenyum kecut mendengar perkataan dari Mira barusan. Dirinya cinta dengan Irene bukan dengan Mira, apakah cintanya selama ini pada Irene tidak membuat Mira tersadar?"Kamu konyol, bukankah kamu sendiri yang mengatakan. Aku enggak pernah cinta sama kamu dan kamu tahu itu, sejak awal aku enggak pernah cinta sama kamu dan itu enggak berubah. Semua yang aku tampilkan ke kamu itu palsu,"Air mata Mira sudah mengalir deras, ia tidak menyangka jika orang yang paling dicintainya akan melakukan hal yang tidak pernah ia duga seperti sekarang ini. Bagaimana bisa Rangga memakai topeng begitu tebal sampai ia tidak memahami sedikitpun suaminya selain fakta jika orang tercintanya malah mencintai or
Happy Reading Semuanya!Meskipun Irene juga berkecimpung di dunia yang sama dengan Rangga, pekerjaan tetaplah pekerjaan. Ia memiliki ranah yang berbeda divisi dengan suaminya yang tahu semuanya, Irene tidak mengerti dengan dunia bisnis serakah yang suaminya jalani untuk menggaji karyawannya dan ia juga tidak begitu tertarik dengan dunia bisnis itu meskipun Irene bekerja di tempat itu."Kamu tahu pak Erlangga? Dia mempunyai simpanan sekretarisnya sendiri," ungkap Rangga."Mas bukan hanya bekerja tentang bisnis, tapi tentang gossip juga sepertinya lancar." Sindiran dari Irene membuat Rangga hanya memasang wajah bingung."Kenapa? Bukankah perempuan suka bergosip?" tanya Rangga dengan tampang polos."Memang, bukan itu maksud aku Mas! Daripada membicarakan orang lain, bukankah seharusnya Mas ngaca dengan apa yang mas kerjakan? Aku juga simpanan Mas jatuhnya, bahkan sedang hamil. Saya sama orang yang dibicarakan sama Mas enggak jauh beda.""Kita b
Happy Reading Semuanya!"Kamu akan berapa lama ketemu sama si Risky?"Irene memutar matanya malas mendengar perkataan dari Rangga barusan, bukankah itu hak dirinya bertemu dengan orang tercintanya tanpa harus memberikan waktu lamanya ia disana."Saya akan mengabari Mas kalau acara saya sama Mas Risky sudah selesai, saya merindukan mas Risky karena sudah hampir tiga minggu kita enggak ketemu." Rangga berkacak pinggang memperhatikan istrinya tampak sibuk dengan peralatan make up nya."Enggak bisa begitu dong! Mas ini suami kamu, sudah seharusnya kamu enggak menemui lelaki yang bukan suami kamu dalam jangka waktu yang lama!" emosi dari Rangga terlihat sangat jelas disana. Irene hanya memutar matanya malas.Rangga kembali dengan pikiran labilnya."Tapi setelah acara dengan Mas Risky, saya ketemu sama teman-teman akrab saya... teman kantor saya juga. Saya harus tahu sudah sejauh mana saya meninggalkan perusahaan," ucap Irene tidak mau kalah.