“Sir … Hisahilde, apakah Anda baik-baik saja?” tanya Fennel khawatir, begitu melihat ada keanehan dalam gelagat si pemuda pemilik mata semerah batu ruby.
“Saya tidak apa-apa,” jawab Hisahilde dengan gerak tubuhnya seperti orang yang sedang menggigil kedinginan, “Mungkin?”
“Young Mas— maksudku, Sir Hisahilde! Anda telah kembali!” teriak ksatria bernama Ridan, sembari menghampiri Hisahilde dengan diikuti oleh ksatria lainnya, yang telah berhasil menarik perhatian dari para pekerja kediaman Eiren ini.
“Oh, ya ampun! Itu Sir Hisahilde! Sir Hisahilde telah kembali!”
“Sir Hisahilde, Anda telah berhasil menemukan His Highness, bersama dengan Sir Eglantine! Saya sangat merasa bersyukur sekali.”
Para pekerja rumahan dan juga para ksatria-ksatria muda, langsung memanjatkan syukur dan mengerubungi Hisahilde
“Omong-omong, Darissa. Apa kau sudah melihat Hilide? Kenapa dia tidak datang ke kamarku dan menangis tersedu-sedu karena sangat mengkhawatirkanku dari kemarin? Bukankah itu aneh? Ini baru pertama kalinya dia melakukannya.”“Oh, benar!” Darissa yang tengah duduk-duduk di atas ranjang bersama dengan Putri Rosalina itu, melihat punggung Alesya yang tengah asyik memandangi sepinya pemandangan luar bawah sana, dari balik jendela yang terkunci rapat.“Haruskah aku pergi ke bawah dan mencarinya?” tanya Darissa disusul dengan suara derit ranjang bergerak, yang memberitahukan Alesya secara tidak langsung, kalau adiknya itu sekarang telah beranjak.“Tidak, tidak perlu,” Alesya berbalik, mengambil mantel bulu pendek yang menggantung di dalam lemari, kemudian menaruhnya di bawah tulang selangka, sampai bisa menutupi bagian dada.“Aku akan mencarinya sendiri,&
“His Majesty the Emperor, telah pergi ke kamar tamu yang ada His Highness the Prince Violegrent. Jadi, beliau menyuruh kita untuk segera pergi dari sana, … supaya bisa memberi mereka waktu privasi untuk mereka berdua.”“Dengan itu, ayo kita pergi melihat Her Excellency! Katanya, ada yang bilang bahwa beliau … telah jatuh pingsan, sesaat setelah mengantar His Majesty ke kamar di mana putranya berada.”“Oh my! Kalau begitu, bagaimana keadaan Madam sekarang?”“Sir Zeind dan Sir Hisahilde, telah membantu memboyong Madam ke kamarnya. Miss Poppy juga telah membantu menggantikan pakaiannya, dengan pakaian tidur yang lebih nyaman.”“Madam bisa sampai tak sadarkan diri seperti itu, karena beliau terlalu kelelahan dan tidak tidur selama semalaman suntuk, bukan? Ditambah, … beliau juga mungkin saja masih merasa syok atas ditangkapnya Mil
Rumor kepulangan sang pangeran yang kembali dengan selamat ke ibukota, telah merebak ke penjuru wilayah kerajaan.Semuanya bermula dari desa kecil di dekat perbatasan negara, … yang berada di bawah naungan pengawasan Marquess, merambat ke pedesaan, kota kecil, dan kota-kota besar, … sampai akhirnya terdengar ke ibukota.Rumornya, memang banyak dibicarakan orang-orang. Akan tetapi, tidak terlalu dihiraukan sampai dihebohkan, seperti rumor tentangnya saat ia menghilang di tengah kompetisi perburuan, … bersama dengan gosip ditangkapnya Marquess of Eiren, akibat telah berlaku lancang dengan menodongkan pedang miliknya, ke leher sang Raja.Pulang dengan menaiki kereta kuda, Lancient dan Fennel sampai ke istana, tepat di waktu yang telah memasuki senja.Segera saja si pemuda berambut pirang itu langsung membersihkan diri dan merawat luka pada bahu yang telah mengering, juga tak lupa untuk memakai pakaian keseharian
“Halo? Masih belum tidur, kan?""…?""Kenapa kau terlihat tak merasa senang sama sekali?”Sang pangeran berambut merah, si Ruffin Cailean Edelhert itu, … melambai-lambaikan tangannya ke arah di mana muka Lancient yang tampak termenung, di mana kini di pangeran pirang itu mulai memandanginya dengan tatapan heran.“Haruskah aku merasa bahagia?” tanya balik Lancient, yang justru malah berhasil membuat Ruffin menjadi bingung sendiri.Akan tetapi, tak lama kemudian, … Ruffin mulai memecahkan keheningan kamar ini lagi, dengan cara pungah berujar, disertai menyombongkan diri.“Tentu! Harus!” tukasnya pasti, sembari mengibaskan ekor rambut merah panjang kebanggaannya, “Karena aku, Master Ruffin Cailean Edelhert, yang sangat hebat ini, … akan secara langsung mengajarimu dan juga melatihm
“Master, aku sudah menunggumu dari tadi! Kenapa kau baru datang sekarang?! Kupikir, kau akan menunda kembali bualanmu tentang melatihku.”“Ya maaf.”Ruffin yang baru saja memasuki lapangan luas tempat pelatihan pedang di dekat istana kediaman Lancient itu, tampak seperti seseorang yang sudah melakukan suatu hal buruk.“Ke mana Fennel?” tanya Lancient sembari melonggok-longgokan kepalanya, mencari keberadaan si pemuda berambut ebony yang biasanya akan selalu mengikutinya, kemanapun ia menuju.“Oh, soal itu, ….” menghampiri Lancient dengan menggantungkan kalimatnya, Ruffin mengambil satu pedang kayu yang tersedia di dekat pangeran pirang itu, dengan lengan yang telah lengkap dibalut oleh sarung tangan hitam favoritnya, “… Aku telah menyingkirkannya,” sambungnya berujar dengan enteng.“Me-menyingkirkanny
“Senjata yang terbuat dari Mana-nya sendiri, adalah keahlian istimewa untuk seseorang yang memiliki banyak Mana dan banyak kepandaian dalam hal mengendalikannya, sampai bisa memiliki Mana sihir berpangkat tinggi.”Seakan-akan telah lihai dalam hal mengendalikan Mana sihir, dengan mudah … Ruffin mengubah bentuk dari pedang bara api miliknya, menjadi bentuk senjata lain yang ia ingin tunjukkan. Seperti busur panah, tombak, pecut rantai, kapak, gada, dan trisula.Namun, senjata yang paling ia banggakan dalam memamerkannya, dan mengatakan kepada Lancient bahwa itu adalah senjata kesukaannya, … adalah sebuah celurit setinggi bahu, bermatakan dua mata senjata saling bertolak belakang, dengan ujungnya yang sangat-sangat tajam.“Tidak sebarang orang bisa melakukan sihir tingkat tinggi. Hanya orang-orang yang pemilik Mana bawaan yang melimpah banyak, atau orang pemilik sedikit energi Mana namun bisa mengon
“Aku tak mau pergi.”“Kenapa tidak mau pergi?”Ruffin yang selalu muncul di mana saja, dan dalam waktu yang kapan saja itu, sudah membuat Lancient tak merasa aneh lagi.Padahal, sudah sedari habis mandi sore tadi, Lancient jelas-jelas berada di ruangan tempatnya belajar secara sendirian. Eh sekarang, malah mendadak ada suara orang yang sudah dipastikan kalau itu adalah Ruffin seorang, dibalik dinding di bawah jendela luar.“Ibumu, sang Ratu, … telah mengundangmu untuk makan malam bersama secara khusus loh,”Mendengar suara benda terbuka yang berbunyi dengan cara berderit itu, menjadikan Lancient langsung kembali menegakkan punggungnya dan duduk dengan benar, bersama kepala pirangnya yang sudah ia tolehkan ke arah asal suara.Ruffin, yang merasa telah terpergok saat memasuki ruangan belajar Lancient dari luar, lewat jalur jendela itu &hell
Di waktu sore, selepas Lancient tak jadi menemui Zelvin pada pagi hari tadi, … yang kini sedang disibukkan dengan belajar membaca dan menulis sejak dini ini, … telah diundang oleh si kakak berambut pirangnya itu, untuk segera hadir ke pesta minum teh kecil, yang tengah diadakan oleh gadis yang bertunangan secara politik dengan sang kakak.-“Salam, Your Highness, … the second Prince of Aethelred. Saya, Jihan Bentala Van Camerine, menyapa bintang kecil kerajaan Aethelred yang mulia ini.”-Seorang gadis berambut putih keperakan, lengkap dengan mata uniknya yang bermanik putih bening, … sebening es kristal, … menyapa Lancient yang berada di balik kaki jenjang Zelvin, dengan sapaan yang penuh akan sifat mengagungkan.Bersembunyi dengan wajah yang merona malu, Lancient segera membalas sapaan dari gadis itu, … dengan balasan yang tak kalah sopan.-“Salam u