Setelah Rayhan pergi tidur barulah Dika menelpon adiknya, untuk memberitahu kedatangan Rayhan besok pagi.
Meskipun tak rela, tapi apa yang bisa di lakukan nya jika yang meminta adalah ayahnya sendiri.
"Assalamualaikum," Salam Dika memulai percakapan, setelah panggilan tersambung.
"Apa!" Balas Raka di seberang sana.
"Jawab dulu Napa salam gue," ucap Dika.
"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh. Ngapain lo nelpon gue, gue sibuk tau!"
"Gak sopan Lo sama kakak sendiri."
"Biarin. Terserah gue dong. Gue gak punya waktu buat bicara sama lo.
"Gue juga sibuk. Emang cuma Lo doang. Kalo bukan hal penting gak bakalan gue nelpon elu."
"Yaudah sih. Langsung aja kasih tau sebelum gie matiin."
"Gue mau ngasih tau kalo mulai besok Rayhan bakal tinggal bareng kalian."
"WHAAAT!"
"Gak usah teriak gitu, telinga gue sakit. Gue tahu elu kaget."
"Lo jangan asal bicara. Pokoknya gue gak mau!"
"Lo gak bisa nolak, karena papi yg nyuruh gue."
"Tapi gue gak mau! Jangan maksa deh!"
"Dia itu anak lo Rak, tanggung jawab lo. Lo sekarang udah dewasa dan bisa jagain dia."
"Gue belum bisa."
"Lo gak bisa karena lo gak belajar. Sebenarnya gue yang pengen jagain dan rawat Ray sampai dia dewasa, dari pada garus tinggal bareng kalian, gue gak yakin dia bakal bahagia."
"Kalo gitu lo aja, kalo lo pengen banget. Dari pada sama gue, ke siksa batin dia nanti."
"Awas aja sampai lo nyakitin Ray. Udah deh, Gue gak mau ribut sama lo. Gue masih banyak urusan."
"Emang yang mau nyari ribut siapa."
"Pesan gue sama Lo, selama Rayhan disana, kalian harus menjaganya dan stop kelayapan."
"Jangan ngasal bicara, lagian gue balapan pun cuma buat kesenangan gue sendiri. Dan lo gak usah ngatur hidup gue. Dan gue gak janji bisa jaga anak kesayangan lo itu."
"Udah deh Rak. Lo gak usah sok gak peduli sama dia. Gue tau lo sangat menyayangi Rayhan, bahkan lo rela berpisah selama bertahun tahun demi Rayhan kan. Tugas lo sekarang cuma menyayangi Rayhan dan menjaganya."
"Pokoknya Lo harus jaga dia baik baik."
Panggilan terputus sepihak dari sang adik, belum selesai Dika berbicara namun sudah di matikan, membuat orang kesal saja.
"Gimana?" Tanya Megan pada Dika.
"Dia mau nolak tapi karena papi yang nyuruh jadi dia mau,"jawab Dika.
"Semoga aja mereka bisa jaga Rayhan dengan baik," kata Megan yg sebenarnya ia masih khawatir.
"Aku yakin mereka pasti bisa. Jika Rayhan gak ada di kehidupan mereka, mereka berdua gak akan bisa menjadi dewasa dan orang tua."
"Tapi rayhan masih kecil untuk tinggal bareng mereka yang kelakuan nya seperti itu. Aku takut Rayhan akan..."
"Kamu gak usah khawatir. Rayhan pasti bisa membuat mereka menjadi orang tua yang baik, dan si Raka yang kerjaan nya cuma ngabisin duit aja. Dengan kehadiran Rayhan mungkin akan sedikit mengubah kehidupan mereka."
"apa kamu yakin?" tanya megan ragu.
"Aku yakin. Dalam suatu rumah tangga, akan terasa sempurna dengan kehadiran seorang anak di kehidupan mereka. Begitu pun dengan Raka dan Dinda. Mereka pasti menyayangi Ray meskipun kedua nya belum siap menjadi orang tua."
"Kamu benar. Dan semoga saja."
"Jadi kamu ngizinin Rayhan pergi besok?" tanya Dika.
"Meskipun aku gak rela, tapi Ray juga butuh mereka. Selagi ray bahagia aku ngizinin."
Dika tersenyum mendengar jawaban dari istrinya itu.
Esok harinya...
Kini mereka sedang mengantar Rayhan ke mobil yang akan mengantarnya ke Jakarta.
"Kalo sudah sampai hubungin Tante," kata Megan masih setia memeluk Rayhan sambil menangis. Ibu mana coba yang rela merelakan anak nya pergi untuk waktu yang lama.
"Iya Tan, Tante jangan nangis lagi, Rayhan akan baik baik aja disana,"ucap rayhan mengusap air mata yang membasahi pipi tante cantik nya itu.
"Janji sama Tante Rayhan akan selalu bahagia,"pesan megan.
"Iya Tan, Rayhan janji, makasih selama ini sudah jaga Rayhan dan jadi sosok ibu bagi Rayhan,"ucap rayhan tulus.
Setelah berpamitan pada Megan Rayhan kemudian memeluk tubuh tegap Dika.
"Om makasih udah sayang sama Rayhan."
"Om yang berterima kasih karena kehadiran kamu, keluarga kecil kita bahagia, kalo mereka gak jagain kamu, kamu bilang sama om nanti om jewer telinga papa mu itu," kata dika dengan di akhiri kata bercanda di akhir kalimat nya.
"Iya om," kekeh Rayhan.
Tadi mereka memang sudah memberitahu bagaimana orang tua rayhan, dan rayhan juga harus siap menghadapi nya.
Rayhan berjalan ke arah Rafa dan memeluknya.
"Kak Rafa, thanks udah jadi sosok kakak buat Rayhan selama ini, thanks udah mau sayang sama Rayhan dan ngelindungin Rayhan,"ucap rayhan di pelukan rafa.
"Lo adek gue, jadi udah jadi tugas gue buat jaga lo," kata Rafa dan membalas pelukan Rayhan.
Setelah itu, rayhan berjalan menghampiri rafi yang tampak diam menunduk, mungkin tengah menangis.
"Kak Rafi," panggil Rayhan pada Rafi yang masih ngambek, menundukkan kepalanya.
"Kak Rafi jangan marah dong, kan Rayhan udah mau pergi."
"Tega Lo ninggalin gue," kata rafi mendongakkan kepala nya, menatap wajah rayhan untuk terakhir kalinya. Padahal kan mereka masih bisa video call jika kangen, atau pun berkunjung ketika libur sekolah.
"Maaf, Rayhan gak mau ngerepotin kalian terus,"jawab rayhan.
"Lo gak ngerepotin, malahan rumah ini ramai karena kehadiran Lo. Kalo lo pergi bakalan sepi, gak ada lagi teman berantem gue."
"Thanks kak, dan sorry selama ini gue sering jahilin elu,"kata rayhan terharu dengan perkataan rafi.
"Gak usah minta maaf berasa Lo mau pergi selamanya padahal cuma ke jakarta."
"Makanya jangan nangis, nanti tambah jelek loh,"ucap rayhan sekalian mengejek.
"Enak aja, gue ini manusia tertampan tau."
"Makanya kalo tampan gak boleh sedih harus selalu bahagia."
"Kalo Lo pergi gue gak ada teman lagi dong."
"Kak Rafa ada tuh,"balas rayhan menunjuk rafa.
"Si Rafa gak asik."
"Gue denger," sahut Rafa.
"Jaga diri Lo baik baik."
"Kakak juga,"kata Rayhan dan melepaskan pelukannya
"Rayhan pamit, terima kasih banyak untuk semuanya, janji sama Rayhan gak boleh ada yg sedih,"kata rayhan berpamitan.
Sebelum rayhan masuk ke mobil, rafi langsung berlari dan memeluk rayhan penuh sayang, begitu pun dengan rafa yang juga ikut bergabung.
"Kalo ada yang ganggu lo, bilang sama gue. Termasuk ok raka," ucap rafi.
"Sering hubungi gue, kalo lo kesepian butuh teman, gue datang. Gue sayang sama lo."
"Iya kak."
Setelah melepaskan pelukan nya, rayhan tersenyum menatap mereka, keluarga nya yang harus ia tinggalkan.
"Assalamualaikum ray pergi dulu,"katanya.
"Waalaikum salam. Hati hati Ray" jawab mereka bersama.
Rayhan tiba di sebuah apartement besar, yang hampir 6 tahun ini tak ia kunjungi, tak ada seorang pun di apartement ini, hanya ada pak Joko yang berdiri di belakangnya.Pak joko ialah supir pribadi dari Bima, om nya. Beliau juga lah yang telah menjemput Rayhan.Remaja tampan itu menoleh ke belakang di mana atensi pak Joko berada "pak Joko tahu mama sama papa kemana?" Tanya nya.Mendengar pertanyaan dari Rayhan sontak saja pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya "saya tidak tahu den, tapi menurut pak Bima, biasa nya kedua orang tua den Rayhan memang sering pulang larut malam, " jawab pak Joko sopan pada keponakan dari bosnya itu."Tapi kan Rayhan mau datang. Masa mereka gak mau nunggu Rayhan di rumah, emang nya mereka gak kangen sama Rayhan."Pak Joko hanya bisa terdiam, tak bisa membantu karena dirinya juga tidak tahu apa apa. Tapi apa yang di katakan Rayhan memang benar
Baru saja raka sampai di apartemen, seorang wanita yang juga baru datang langsung menghampirinya. "Kok telat?" Tanya wanita cantik itu saat telah berada di hadapan raka. "I..itu yang macet," jawab Raka sedikit gugup. Mereka berdua memasuki apartement dengan Raka yang terus bergelut manja di lengan istrinya tak mempedulikan dinda yang kesal karenanya. Nama wanita itu adinda Nia Az-Zahra istri sah Raka, seorang wanita cantik bak ABG meskipun telah berusia 31 tahun. Banyak yang mengira kalau dia masih anak SMA karena wajahnya yang baby face dan imut menggemaskan. Baru saja mereka tiba di ruang keluarga, raka mencium bau bau masakan. "Yang kamu tadi masak?" Tanya Raka pada adinda yang hanya duduk diam. "Nggak," Brukk (Anggap aja suara pecahan gelas). "Eh yang deng
"Halo om" sapa Rayhan saat panggilan terhubung. "Salam dulu" jawab om Dika di seberang sana. "Heheh assalamualaikum." "Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh. Ada apa tumben nelpon om? Udah sampai." "Ray udah sampai dari 1 jam yang lalu om. Ray ganggu gak?" jawab Rayhan sambil melirik ke arah Raka. "Alhamdulillah kalo kamu udah sampai. Gimana kamu udah ketemu sama orang tua mu? "Gini om, Ray nelpon om Dika itu mau nanya apa alamat yang om kasih itu benar. Maksud Ray apa aku gak salah masuk apartement orang." "Ya nggak lah Ray, emangnya kenapa?" "Yang punya apartement marah sama aku om, terus nuduh aku maling," adunya dengan suara keras. Raka mendelik tak suka mendengar bocah yang ia sangka itu maling kini men
🌼Happy reading 🌼Esok harinya.Rayhan terbangun di jam 11. Ia bangun agak siang karena tak ada yang membangunkan nya, yah begini lah jika gak ada tante Megan yang selalu membangun kan nya, maka ia akan tidur sampai siang bahkan sampai sore.Rayhan menatap jam di ponselnya."Udah jam 11 ternyata, kok gak ada yang bangunin aku sih, kalau ada tante Megan pasti udah dari tadi di banguninnya.""Gini amat sih nasib gue punya ortu kek mereka.""Tau ah mending gue mandi."Setelah Rayhan mandi ia ke dapur mencari makanan mungkin aja ada sisa makanan dari 2 manusia itu untuk Rayhan."Kok gak ada makanan sih?"keluh nya, mana dia udah lapar banget lagi, biasanya gak telat makan."Rayhan lapar.""Mereka kemana coba. k
Malam harinya, setelah bangun Raka pergi lagi ke basecamp dengan alasan ada urusan penting, padahal mah cuma nongkrong.Baginya basecamp adalah rumah kedua, dan tempat yang paling sering ia kunjungi."Kirain gak datang bos," kata Vano ketika Raka sampai di basecamp."Hooh, akhir akhir ini kan Lo jarang kesini," kata Ferro ikut menimpali."Gue sibuk," jawab Raka dan langsung duduk di sofa, tanpa mempedulikan tatapan anak anak black carlos padanya.Ok guys disini aku bakal kenalin 20 anggota blackcarlos, sebenarnya bukan hanya 20 orang hanya saja aku bakal kenalin sahabat dekat dari Raka kayak teman kecil, teman sekolah dan teman kuliah doang. Kalo nyebutin satu satu anggota blackcarlos gak akan bisa, soalnya banyak banget.- Yang pertama itu ada Richard anggota tertua berusia 34 tahun- Zico 34 tahun
Seperti perkataan dari Richard beserta anggota blackcarlos yang lain nya, pagi pagi sekali mereka mendatangi apartement Raka.Dinda yang masih tidur itu terganggu dengan suara bel yang terus berbunyi ditambah teriakan dari orang luar yang bisa memekakkan telinga.Dinda terbangun dengan kesal, ia pun keluar dari kamar hendak membukakan pintu pada tamu yang tak di undang itu.Ketahuilah ini itu masih dini hari, masih jam 4 pagi. Gimana Dinda gak marah dan kesal ia baru saja memejamkan matanya 3 jam yang lalu.Ceklek.Dengan sedikit kasar, Dinda membuka pintu apartement, dapat ia lihat 20 pria tengah berdiri di depan pintu apartement nya. Untung aja pada ganteng, kalo enggak udah Dinda tendang tuh para manusia yang menganggu tidur nya."Eh Din kok bengong," kata Ferro karena istri dari ketua blackcarlos itu hanya menatap mereka tak berniat me
"So sweet banget sih liat kalian kek gitu," ujar Ardi tersenyum penuh arti dan memotret Rayhan yang sedang tertidur di bahu Raka.Sungguh pemandangan yang begitu indah dan belum pernah terjadi. Ini pertama kalinya para anggita Blackcarlos melihat pemandangan itu, sesuatu yang langka."Gue gak nyangka Ka, Ray udah sebesar ini," ucap Langit dengan mata yang berkaca kaca.Mereka semua memang tak pernah membayangkan tumbuh kembang putra kesayangan dari ketua Blackcarlos itu. Waktu berjalan begitu cepat dan mereka tak melihat tumbuh kembang remaja tampan di depan mereka sekarang."Sama gue juga gak nyangka, Rayhan bocah gembul nan menggemaskan itu kini berubah menjadi remaja tampan dan manis," balas Willy masih memandangi wajah Rayhan."Kalo orang luar yang gak tau apa apa, terus liat kalian berdua itu. Mungkin kesannya kek kakak adek, kayak gue sama adek gue," sela Rion
Setelah puas bermain dengan Rayhan, akhirnya tamu tamu tak di undang itu pulang ke habitat masing masing.Dan kini tinggallah Raka dan Rayhan di apartement. Dua pasangan dan ayah itu hanya diam dan melalukan aktivitas sendiri, seperti Raka yang sibuk dengan ponsel miliknya dan Rayhan yang sibuk dengan pikirannya.Raka dan Rayhan tadinya udah akrab namun sekarang terjadi kecanggungan antara keduanya.Rayhan sebenarnya bosan, tapi papanya itu sama sekali tak peka ia asik sendiri bermain ponsel. Tanpa tahu saja kalo anaknya itu tengah dilanda kebosanan. Rayhan kan termasuk anak yang gampang bosan, gampang bad mood.Ingin berteriak tapi takut jika papanya itu akan marah, jadi yang bisa Rayhan lakukan hanya duduk tenang di sofa sembari memperhatikan papanya yang sibuk dengan dunianya sendiri. Berasa patung dia.20 menit berlalu dan Rayhan masih tetap berada di posi