Dafka berlari secepat mungkin menuju area kolam renang saat salah satu maid memberi tau nya jika kedua adiknya ada disana. Sumpah demi apapun perasaan nya sudah tak enak. Apalagi mengingat kondisi emosi Rafka yang sedang buruk. Dan pasti Rayhan lah yang akan jadi tempat pelampiasan nya.
"RAYHAN!! "
Mata nya membola melihat Rayhan berada di kolam renang dengan kondisi yang sudah mengenaskan.Wajahnya pucat dan seragamnya basah kuyup. Dengan segera ia menghampiri Rayhan.
"Adekkk!!?? " Panik Dafka.
Dengan tergesa Dafka mencoba menarik tubuh lemah Rayhan agar naik ke atas. Cukup sulit mengingat ia tak pernah menggendong Rayhan selama ini.
"Di... ngin... hahh... " Rayhan merasa dada nya menyempit.
Nafasnya bahkan nyaris habis. Namun jantung seakan tak mau di ajak kerja sama. Ingin menarik nafas saja rasanya begitu menyakitkan. Sesak.
Rayhan membuka mata nya perlahan saat dirasa merasakan sesuatu yang menimpa perutnya hingga menimbulkan nyeri. Ia menoleh dan langsung tersenyum begitu melihat kakaknya yang tertidur sembari memeluknya. Mungkin kakaknya terbangun dan pergi ke kamarnya.Padahal ia sendiri lupa ia kembali ke kamar nya jam berapa."Makasih ya kak masih mau di samping bocah nyebelin ini, maaf sering bikin kesel" Tangan Rayhan mengusap pipi kakaknya begitu lembut.Ia tersenyum sendu ingin menangis namun air matanya bahkan sudah tak mau keluar sama sekali. Rasanya terlalu menyesakkan untuk saat ini."Bangun kak nanti keburu ikan nya yang di goreng idup lagi" Rayhan menepuk nepuk pipi dafka yang tampak terganggu."Kak ihh ayok" Rayhan mendengus kesal ia duduk lalu dengan sekuat tenaga langsung menarik kasar tangan Dafka."Bangunnn!!! "Dafka terbangun paksa saat m
"Maaf tapi..... "BUGGG.....Tangan Sagara melayang begitu saja mengenai rahang kiri milik dokter Erlangga." Jangan bilang maaf!! bilang adek saya baik baik aja!!! "Teriak Sagara murka.Dokter itu menunduk mengabaikan rasa sakit yang menjalar di pipi kirinya. "Maafkan kami tapi pasien dengan nama Rayhan Kavendra Clarence dinyatakan meninggal dunia pada pukul 11.07."Liquid bening yang sejak tadi di tahan oleh Daniel luruh seketika mendengar nya. Adiknya, adiknya tak mungkin benar benar meninggalkan nya kan? adiknya tadi berkata merindukan nya tapi kenapa? kenapa mereka harus bertemu saat sang adik sudah tak bernyawa lagi?Tidak!! pasti dokter keparat itu berbohong, adiknya itu kuat adiknya tak mungkin secepat ini meninggalkan nya kan?"JANGAN SAMPAI GUE BAKAR RUMAH SAKIT INI SIALAN!! BILANG KE GUE RAYHAN BAIK BAIK AJA!!
Di sebuah rumah mewah terdapat seorang remaja yang masih berada di alam mimpi. Siapa lagi kalo bukan Rayhan saga febriano kesayangan semua orang.Ia adalah anak kesayangan dari keluarganya dan selalu di manjakan serta dituruti segala keinginannya. Selama ini ia tak pernah merasakan kekurangan kasih sayang dari paman maupun bibinya serta ia tak merasa kesepian karena kehadiran kedua sepupunya.Bisa dikatakan Rayhan lebih disayang dari Raffano Arlan haldio dan raffino erlan haldio sepupu kembarnya. Tentu saja hal itu membuat Rayhan sangat senang dan bahagia, di sayangi semua orang itu adalah hal yang paling membahagiakan.Tapi ketahuilah terkadang, ia juga merindu
Rafi segera menghampiri kedua saudaranya yang sudah lebih dulu mengambil posisi, menghadap bendera."lama amat lu," kata Rafa saat rafi sudah bergabung dengan mereka."Hehe sorry. Tadi habis nge rayu tuh guru gendut tapi gak berhasil,"Kata Rafi dengan mimik muka yg di buat sesedih mungkin tapi tak di pedulikan oleh mereka berdua.Untung saja, pelajaran sedang berlangsung. Jadi rafi tak perlu malu di lihat murid murid, di hukum karena telat.Mereka bertiga menjalankan hukumannya dengan Rafi yg tak berhenti bicara, membuat mereka yang menjadi pendengar ingin sekali Membungkam mulutnya dengan plaster saking kesal nya."Woi kok kalian berdua diam aja sih," kata Rafi mulai protes karena ocehan nya sedari tadi tak ditanggapi.Rayhan dan rafa masih tetap sama. Tak menanggapi rafi."Tau ah gue kesel sama kalian,"kata Rafi pura
Megan sedari tadi mengetuk pintu kamar keponakannya namun tak ada respon dari dalam bahkan kamarnya di kunci.Megan khawatir tak biasanya Rayhan mengunci kamarnya karena setiap pagi dirinya lah yang akan membangunkan remaja itu.Dengan gerakan terburu, Megan pergi ke kamarnya yang terletak tak jauh dari kamar Rayhan, berharap ada kunci cadangan, agar ia bisa membuka kamar anak itu tanpa harus merusaknya.Dan senyum terpatri dari wanita berusia 39 tahun tatkala ia menemukan kunci cadangan yang ia cari maka ia pun langsung bergegas ke kamar Rayhan.Ceklek..Pintu terbuka.Megan segera berjalan ke arah Rayhan yang masih tertidur dengan selimut yang menutup wajahnya."Ray," panggil Megan sambil menepuk nepuk pipinyaSaat merasakan suhu tubuh Rayhan yang panas membuat ibu dua anak itu merasa cemas."Rayhan
Setelah kepergian Megan, kini tinggallah Rayhan dan Rafi yang berada di dalam kamar.Rayhan bosan, moodnya hancur. Kalo sakit begini ia akan mudah sensitif dan mudah menangis. Maklum saja, dia masih bocah.Rayhan menatap jengah pada Rafi yg duduk membelakanginya sambil bermain game.Bukannya menjaga Rayhan malah si Rafi sibuk dengan dunianya sendiri, mengabaikan Rayhan yang mati kebosanan."Kak raf,"panggil Rayhan dengan lirih, bahkan untuk bicara saja dia gak mood."Kak Rafi," panggilnya lagi karena Rafi mengabaikan panggilannya atau hanya berpura pura tak dengar."KAK RAFIIIII," teriak Rayhan dengan kencang pada akhirnya."Apasih bocah," ketus Rafi karena di gan
1 Minggu telah berlalu..Setelah insiden ngambeknya Rayhan pada Rafi. Dan tentu saja Megan memarahi Rafi tak lupa untuk menghukumnya, kini mereka telah baikan dan lagi berkumpul di ruang tamu."Gimana sekolah kalian?" Tanya papa Dika yang menyempatkan diri ikut berkumpul pagi hari ini."Baik om/pah," jawab Ray dan Rafi barengan."Kalo Rafa?" Tanya Dika karena Rafa hanya diam."Baik pa," jawab rafa sekenanya."Syukurlah, kalian itu udah SMA, jangan sering berantem, apa lagi Rafi kamu jangan terlalu nakal,"ucap dika."Rafi gak nakal pah tapi Rafi ganteng.""Pede banget Lo," sahut Rafa yang sedang membaca buku."Biarin, bilang aja Lo iri kan sama kegantengan gue,"kata rafi. Padahal kan wajah mereka mirip, berarti sama sama ganteng dong."Gak ada kerjaan banget gue ngiri sama Lo,"balas rafa masih fokus pada buku yang di baca nya."Udah, bisa diam gak sih kalian berdua. Mama kan gak bisa fokus tuh nonton d
Setelah Rayhan pergi tidur barulah Dika menelpon adiknya, untuk memberitahu kedatangan Rayhan besok pagi.Meskipun tak rela, tapi apa yang bisa di lakukan nya jika yang meminta adalah ayahnya sendiri."Assalamualaikum," Salam Dika memulai percakapan, setelah panggilan tersambung."Apa!" Balas Raka di seberang sana."Jawab dulu Napa salam gue," ucap Dika."Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh. Ngapain lo nelpon gue, gue sibuk tau!""Gak sopan Lo sama kakak sendiri.""Biarin. Terserah gue dong. Gue gak punya waktu buat bicara sama lo."Gue juga sibuk. Emang cuma Lo doang. Kalo bukan hal penting gak bakalan gue nelpon elu.""Yaudah sih. Langsung aja kasih tau sebelum gie matiin.""Gue mau ngasih tau kalo mulai besok Rayhan bakal tinggal bar