Setelah 1 jam terbang kami berada di dekat kepulauan Kuril. Kami melihat ada empat buah kapal induk bersandar di salah satu pulau. Bendera RKAT, Sovyet, Sekutu, serta simbol yang tidak kuketahui dinaikkan pada semua kapal induk itu.
“Simbol apakah itu?” tanyaku.
“Gaia.” Jawab James. “Simbol bagi kita. Simbol bagi pihak-pihak netral yang diundang.”
“Atma kamu sudah tahu peranmu nanti kan?” tanya James pada Atma.
Atma mengangguk-angguk halus. James kemudian mengusap kepalanya. Perlahan helikopter kami mendarat di atas atap hotel di tepi pantai. Ah suasana yang sudah kembali normal, berkat Atma dulu memulihkan bagian timur. Tidak ada hujan abu, sinar matahari sudah masuk kembali.
Beberapa prajurit Silverstar ada di atap. James tersenyum melihat para pemimpin dari RKAT, Sekutu, Sovyet muncul menunggunya di atap. “Atma, apapun yang terjadi. Berhati-hatilah terhadap mereka bertiga. Mereka licik, bisa
Aku di bawa ke mana oleh ayah? Mataku terbuka secara perlahan dan menemukan diriku terduduk di kursi ruangan yang sangat gelap sekali. Madania ada di mana? Bukankah tadi aku ke sini bersamanya?Lampu menyala, dari atasku ada sebuah ruangan yang menyala dengan terang. Ada bayangan beberapa orang di dalam sana. Apa yang terjadi pada diriku? Setelah dia mengambil alih, lalu kita bertukar kembali. Lalu aku ada di sini?Dia sendiri saat ini sedang beristirahat. Karena tubuhku terlalu lemah katanya. Dia menjadi kecapekan saat menggunakan kekuatannya. Dari yang kulihat di dimensi lain itu ada pertarungan dahsyat. Lalu ... entah kenapa tiba-tiba suara doa jahat itu terdengar. Membuatku tidak sadarkan diri di dalam sana.SPATS!Pintu terbuka, seseorang berpakaian tanker mirip milik Madania masuk. Dia membawa sebuah kubus yang bercahaya gelap. Bayangan itu muncul di hadapanku. “Jangan sentuh kubus palsu ini. Ini dibuat manusia untuk mencoba mengendalikan kita
Aku tidak tahu apakah keputusanku ini benar atau tidak. Kami dibawa pulang kembali ke Kota 01. Madania dan aku ditempatkan di sebuah rumah khusus. “Maafkan aku Madania, kamu jadi terlibat.”“Yah tidak apa-apa. Setidaknya lebih baik daripada tidak tahu sama sekali.” Jawab Madania. “Ngomong-ngomong rumah ini bisa tidak ya tidak dijaga ketat. Aku ingin berangkat kuliah lagi dan berbincang-bincang dengan teman lainnya.”Tiga orang penjaga masuk melalui pintu depan rumah. Mereka menuju kami yang sedang bersantai di sofa depan televisi. Madania menghembuskan napas panjangnya, dia meninggalkanku bersama orang-orang ini.Tak lama ayah muncul dan menuju ke arahku yang sedang duduk di sofa dalam keadaan tegang. Dia duduk di sampingku dan merangkulku. Tangannya secara kasar mengambil tangan kananku dan melepas sarung tanganku.Bekas-bekas kekerasannya padaku kelihatan. Dia tersenyum melihat luka-luka ini. Diperintahkannya seorang
Aku tidak ingin membahas apa yang terjadi di sana. Mencium bau makanan enak dari bawah. Aku turun dari kamarku ke lantai 2 menuju dapur yang ada di lantai 1. Kakak masih memasak makan malam untukku dan dirinya.“Ada sebuah buku kuno yang kakak temukan untukmu. Cari di saku jas kakak.” Kakakku menunjuk jasnya yang ada di tiang gantungan dekat pintu depan.“Akan kucari.” Aku berjalan perlahan mendekati pintu. Tapi langkah kakiku semakin berat dan diriku melemas. Aku kenapa ini? Sesampainya di dekat gantungan aku malah terjatuh dan tidak bisa bangkit lagi.Pintu depan terbuka lagi. Mengejutkan sekali, ayah datang bersam para tim peneliti. Kakak melihatnya dengan santai. Ayah melihatku jatuh di depan pintu membantuku berdiri. “Kamu kenapa?”Si brengsek ini sudah memasang gelang sialan ini. Menyiksa diriku atas nama sains dan ilmu pengetahuan serta menyelamatkan manusia. Memasang wajah tidak bersalah dipegangnya tanganku, &l
Kami sudah sampai di kampus. Suara doa itu terdengar lagi. Aku menahan rasa sakit yang timbul dari suara doa terlarang itu. Kami pun menuju area latihan kami.Roger dan kawan-kawan sudah ada di sana. Dia tampak sedang memberikan arahan pada teman-teman lainnya. Lalu melihatku dan Madania. “Wah, pagi-pagi tampak mesra.”“Bukan seperti itu!” seruku dan Madania.“Bergandengan tangan dengan erat. Apa yang cocok untuk mendeskripsikan kalian berdua.” Ucap Roger lagi. “Pembagian posisi tetap sama. Berhubung Atma ada bersama kita sekarang. Aku masih menimbang-nimbang apa yang cocok untuknya.”“Karena fleksibilitasnya yang luar biasa. Serta dia punya kemampuan yang banyak. Kurasa posisi spesialis cocok padanya.” Roger memberikan sebuah lencana padaku. Lencana bergambar beruang dengan segitiga di belakangnya. “Keuntungan spesialis senjata yang kamu kuasai banyak.”“Latihannya juga
Ide darinya memang bagus sekali. Baiklah, aku akan menghampirinya sendiri dan bilang niatku dengan tulus untuk membantunya. Kira-kira di mana orang tua itu? Oh ya, sehabis ini aku masih ada acara dengan instruktur Roux.“Instruktur Roux saya di sini.” Aku menemui Roux di ruangan para instruktur berkumpul. Setelah itu dia membawaku pergi naik kendaraannya.“Aku meminta bantuanmu untuk menyembuhkan ibuku.” Katanya. “Itu ada minuman soda kalau kamu mau.”“Terima kasih.” Aku mengambil minuman soda di tempat cup mobil darinya dan meminumnya. Perjalanan kami tiba-tiba berbelok ke tempat yang aneh. Masih termasuk area rural Kota 01 tapi agak lebih jauh bahkan hanya beberapa km saja sudah sampai di kubah pelindung.“Yang kamu minum adalah obat bius. Selamat tidur selama aku akan menculikmu dan bermain denganmu. Sekutu pasti akan membayarku mahal dengan mendapatkanmu.” Roux tersenyum bengis.Aku pe
Apalagi ini sistem pasangan? Aku sama sekali tidak tahu tentang hal ini. Tapi dengan berkata seperti itu ayah telah berhasil pergi. Aku mengambil napas lega dan duduk di lantai.Melirik ke arah gelang hitam terkutuk ini. Gelang ini menjadi baru seperti semula. Madania membuka sebuah kantong belanjaan di atas meja. “Mau makan?”“Apa itu? Aku minta penjelasan soal sistem pasangan dong.” Kataku dan duduk di depannya.“Sama seperti hubungan Roger dan Vivian.” Jawab Madania memerah malu. Menyadari hal tersebut aku juga sempat tersipu.“A-air panasnya sudah siap pasti. Sana mandi duluan!” ucap Madania sedikit gagap. “Akan kucarikan bajuku yang longgar untukmu. Aku akan bergabung denganmu nanti.”“Ha? Ha? Hah?”“Kamu masih ingat janjimu waktu di Kuril?” tanya Madania lagi.Aku bertanya pada bayangan yang ada di dalam diriku. “Apa yang kamu lakukan di Ku
“Kamu tidak boleh ikut.” Katanya dan tersenyum manis. “Tugasku ini. Jangan khawatir, tidak berbahaya kok.”Ya mana mungkin aku melepasmu setelah melihatmu terkapar tadi di depan asrama? Aku harus ikut pokoknya dan mengawasinya. Dari perkataan Komandan Vina, Atma sering diperlakukan kasar oleh ayahnya untuk diuji coba. Aku harus mengikutinya dan memastikan itu tidak terjadi.“Aku tetap mau ikut.” Balasku. Bila tidak apa yang akan terjadi pada kekasihku ini? Aku curiga pada ayahnya. Sekaligus mau mencari tahu apa rahasia Silverstars.Aku tidak ingin pria yang menjadi cinta pertamaku ini mati. Aku tidak ingin menyesal seperti ibu juga. Meskipun dia menjadi Diva pun aku akan tetap bersamanya. Adler menatapku tanpa ekspresi.Kemudian dia berbalik dan menyuruh kami menyelesaikan belanjanya. Setelah mengajari Atma cara membayar di kasir. Kami pergi keluar dan mendapati banyak sekali warga berkerumun.“Terkenal nih
Gelang di tanganku akhirnya di lepas oleh ayah. Aku dan bayanganku akhirnya bisa bertukar tubuh. Aku menuruti rencana ayahku untuk mengambil alih dunia. Pertunjukkan kekuatanku kemarin pasti akan membuat negara netral dan negara lainnya berpikir dua kali untuk mengganggu.“Ayo kita ambil kubus berikutnya.” Kata bayangan yang muncul di hadapanku.“Ayo.” Ucapku.Aku meminta ayah mengantarku ke kuil. Para pendeta dan pembantu pendeta memberikan jalan untukku dan membuka ruangan rahasia itu lagi. Sang bayangan memberi tahu cara membuka pintunya. Pasukan kemarin dan makhluk aneh kemarin bangkit lagi dan memberi jalan.Pintu kedua terbuka, sebuah tangga dari akar terbentuk. Prajurit dari tanah dan batu itu melarang siapapun selain aku masuk ke dalam sini. Aku mengamati sturktur dan relief yang ada di tembok ini.“Ini menggambarkan apa?”“Kehidupan kaumku dulu. Kaum yang dipilih oleh Gaia sendiri.”