Mohon maaf karena sudah tidak lama update. karena kondisi penulis sedang sakit. Author dengan ini resmi menyatakan sudah di axe. karena filenya hilang.
“Letnan? Letnan! Jangan melamun!”PLAK!DUAR!Petir menyambar, aku tersadar kembali dari lamunanku. Komandanku menamparku berkali-kali untuk membuatku tersadar. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan memberi hormat. Komandan Aung Hwan mengembalikan teropongku.“Amati medan pertempurannya. Saat ini markas kena serangan gangguan elektromagnetik. Mereka tidak akan bisa membantu mengobservasi area pertempuran.” Kata Komandan Aung Hwan. “Bawa pletonmu untuk mengintai!”“Siap pak!” jawabku. Aku keluar dari tenda komando. Kutembus hujan ini menuju tenda tempat pletonku berada. Hujan disertai angin kencang dan petir ini menambah susah tugas kami saja.Aku memasuki masing-masing tenda dan mengumpulkan pletonku. Aku membagi mereka ke dalam beberapa grup dan menyuruh mereka berpencar. Petir ini membuat kami tidak bisa menggunakan peralatan digital kami. Begitu juga saat ini menara pemancar sinyal penggangg
Oh ya, tadi ada mayat hidup. Mayat hidup itu adalah senjata biologis milik Sovyet. Hal ini akan tercatat dalam sejarah bahwa mereka menggunakan mayat hidup untuk berperang. Karena aku masih hidup pastinya. Aku akan jadi saksi mata pelanggaran aturan perang ini. Tapi hebat juga mereka menciptakan mayat hidup yang tak menyerang pasukan mereka sendiri?Bukan saatnya berspekulasi Atma! Saatnya mencari rekanmu yang masih hidup. Kuharap mereka tidak dimakan oleh mayat hidup itu. “Robby! Baskins! Adams?”Setiap konflik pasti ada korban jiwanya. Bagi mereka yang berada di dalam rumah duduk nyawan karena kami berada di sini. Mereka pasti tidak akan tahu rasanya bagaimana kehilangan nyawa di sini. Atau mungkin mereka bersedih saat akan tahu kerabat mereka sudah menjadi mayat.Aku menemukan mayat mereka. Rekan-rekanku tewas semua, syukurlah mereka tidak jadi makanan. Mereka tewas terkena tembakan. Hujan juga sudah berhenti, aku menyeret dan mengumpulkan semua m
Aku akhirnya ikut dengan orang sialan ini. Ketika aku mencoba membunuh diriku. Mereka semua menahannya dan mempertahankanku tetap hidup. Aku merindukan kakakku. Semoga aku segera keluar dari tempat neraka ini.Setiap hari diperlakukan boneka pemuas bagi setiap petinggi yang datang ke sini. Baik pria maupun wanita semuanya datang dan menggunakanku. Di dalam kamar tidur yang persis sel tahanan ini. Aku meringkuk ketakutan.“Hei. Jangan begitu.”Suara siapa tadi itu? Aku pasti berhalusinasi kan? Aku sudah gila rupanya.“Mengakhiri hidupmu tidak mengakhiri segalanya.”Seriusan, suara siapa itu? Kulihat para tahanan lain sedang tertidur. Aku berteriak sekeras-kerasnya. Para penjaga datang dan membawaku pergi. Mereka mencelupkan kepalaku ke dalam toilet.“Mau keluar dari sini?”Aku mau! Keluarkan aku dari sini! Kumohon keluarkan aku!“Kalau begitu, setelah kepalamu dimasukkan ke dalam toilet.
Sudah dua jam kami menunggu di sini. Madania dari tadi tidak henti-hentinya mengelus bulu kelinci yang ia pegang. Apakah benar di luar sana hewan sudah punah? Ketika aku menempelkan telingaku ke tanah. Aku mendengar suara langkah kaki.Kutarik Madania untuk bersembunyi di balik sebuah batang kayu besar. Terdengar juga suara pengaman senjata di matikan. Apakah mereka musuh atau teman?“Sinyal Madania berasal dari sini. Tapi di mana orangnya?” ucap mereka.Madania keluar dari persembunyian kami. Dia melambaikan tangannya, “Aku di sini! Terima kasih karena sudah datang!”Madania kemudian terlibat sedikit percakapan dengan temannya. Kemudian dia dan temannya menarikku keluar dari persembunyianku. “Perkenalkan, aku Roger. Senang bertemu denganmu peri hutan.”“Kami ada tugas tambahan untuk menginvestigasi lokasi di sekitar sini. Kamu mau ikut?” tanya Roger padaku. “Lalu Madania bilang kamu punya
Aku tiba-tiba saja berada di tempat lain. Banyak bintang-bintang di langitnya. Ada sebuah pohon besar di sana. Lalu ada seorang wanita di sana. Kakiku melangkah menghampirinya.Wanita itu melihatku dan tersenyum. Dia melompat secara tiba-tiba pada tubuhku. Lalu tidak terjadi apa-apa. Apakah ini aku pertanda dulunya wanita?Tempat ini pasti tempat sebelum menuju neraka atau surga. Mungkin wanita itu tadi malaikat maut? Aku lihat ada semacam garis-garis aneh di bawah pohon itu. Hingga beberapa waktu kemudian, aku menyadari bahwa garis-garis ini bukan garis. Melainkan gambar tata surya.Belum hilang rasa penasaranku tentang gambar ini. Tiba-tiba aku kembali ke dunia nyata. Kudapati Roger dan Madania memeriksa tentara sovyet yang tiba-tiba tewas begitu saja. Di tubuh mereka tumbuh tanaman yang menjulur keluar dari mulut mereka.Mereka juga menempel di tembok ruangan ini yang notabenenya adalah tanah. Roger melihatku yang memegang kubus ini. “Apa yang te
Hup! Hup! Hiyah!SRAK!Aku mendarat di semak belukar di halaman belakang gedung. Yang tidak kupikirkan adalah ada pengawal juga di sini. Untung mereka tidak melihatku turun ke sini tadi. Nah sekarang ada apa di sini, saatnya mencari tahu.Walaupun aku masih terbilang baru sebagai prajurit bayaran dari Silverstar. Kemampuanku mencari informasi sangatlah hebat. Perlahan-lahan aku mendengar perbincangan mereka.“Benarkah dia adalah ... .” kata pengawal satunya. Tidak terlalu jelas dan samar-samar pembicaraan mereka. Mau tidak mau aku harus mendekat. Tapi jika mendekat akan merisikokan posisiku.Kuputuskan untuk diam di sini. Pengawal satunya lagi membalas, “Jika benar, bumi akan terselamatkan. Nanti akhirnya kita bisa tinggal di permukaan tanpa takut adanya serangan dari mutan dan lain-lain.”Menarik, apa yang mereka bicarakan. Tapi itu saja tidak cukup. Perlahan aku keluar dari semak ini dan melangkah dengan hati-hati.
“Tentu saja akan saya jelaskan,” balasku. Komandan Vina tersenyum dan menepuk pundakku berulang kali.“Nah akan kujelaskan tentang B3. B3 area penelitian dan laboratorium. Serta area pembangkit energi kita.” Ucap Komandan Vina. Kami memasuki lift, “Gaiantum, tahu kan soal Gaiantum?”“Sumber daya yang baru kan?” tanyaku. “Mohon maaf saya tidak begitu mengerti soal ini.”“Dasarnya seperti itu. Lalu kamu tahu soal penyelamat Bumi?” tanya balik Komandan Vina. “Kurasa waktu di sekolah sudah dijelaskan kan?”Aku mengangguk-angguk. Komandan Vina melangkah keluar lift. Kami berada di sebuah lorong penuh dengan ruangan. Komandan Vina memberiku isyarat untuk mengikutinya. Aku mengekor di belakangnya.“Pria yang kamu temukan adalah adikku.” Komandan Vina berhenti di sebuah tembok kaca satu arah. Di dalam ruangan itu ada peri hutan, dia sedang berada di dalam sana b
Suara doa ini semakin dekat! Rombongan ini penyebabnya ternyata. Aku harus mencari tahu kepada mereka. Kenapa suara doa mereka bisa terdengar di dalam kepalaku?“Karena diriku.”Lagi-lagi suara wanita ini. Apa sih maumu? Jangan ganggu kehidupanku.“Tanpa diriku kamu sudah mati dimakan mayat hidup dan mutan. Ditangkap lagi oleh Sovyet tahu. Oh ya, aku sekarang bisa nampak tipis di hadapanmu.”Sebuah kabut terbentuk di hadapanku. Membentuk figur seorang wanita. “Bagaimana? Kamu masih kurang 3 kubus lagi untuk memberiku kekuatan menjadi manusia dan tidak mengganggu pikiranmu.”“Ah kamu. Terima kasih kalau begitu. Apakah aku harus mengikuti orang-orang dengan doa itu?” tanyaku padanya.“Hmm. Aku juga tidak tahu, selama 15rb tahun aku hidup. Baru kali ini aku lihat mereka.” Jawab kabut itu.“Kalau begitu aku akan mengikuti mereka dan bertanya-tanya kepada mereka. Keberuntung