Hola....Happy reading and enjoy!Chapter 18Taboo"Dasar, anak perempuan jalang!" teriak ratu di depan pintu paviliun putri Xia Lin. Xia Lin mendengar itu dan dia keluar dari paviliunnya. "Salam untuk Ratu," ucapnya kepada Ratu. "Kau pikir kau siapa? Berani-beraninya kau menyamar menjadi putriku dan menemui calon menantuku!" hardik Ratu seraya mengangkat dagunya tinggi-tinggi di depan Bao Xia Lin.Xia Lin mengernyit. "Jadi, Yang Mulia Ratu sudah tahu?" "Kau pikir anak kemarin sore sepertimu bisa bertahan lama bermain trik di belakangku? Jangan harap kau bisa menikahi Pangeran Dongli!" Ratu tersenyum mengejek dan tatapannya mengancam Xia Lin. "Aku tidak pernah bermain-main dengan ucapanku, jika Xia Yan tidak menikah dengan Pangeran Li BoYan, maka jangan harap kau juga bisa."Xia Lin menelan ludah, ciut dengan ancaman Ratu. Bukan tentang dirinya, tetapi tentang keselamatan ibu dan adiknya yang berada di ujung tanduk. Di dalam istana bukan berarti aman karena Ratu memiliki segudang tr
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 19Sensual MassageTian berbaring di samping tubuh Shashi dan memeluk wanita itu. Tatapan sendu Shashi selalu membuatnya lemah hingga tidak sanggup melakukan hal keji itu, kecuali jika Shashi menginginkan adanya hubungan seks di antara mereka. Hingga saat ini, Tian masih tidak mengerti mengapa ia dengan sukarela menolong gadis kurus yang entah berasal dari antah berantah mana dan langsung ambruk di dadanya. Terkadang ia berpikir seharusnya tidak perlu untuk menolong Shahsi dan menyerahkan wanita itu kepada dua pria yang sedang mengejarnya dan memilih untuk tidak terlibat. Fakta dirinya memilih menolong Shashi dan tidak cukup sampai di sana saja, ia memutuskan untuk membiayai pengobatan Shashi dan kemudian membawanya ke salah satu apartemen miliknya. Sungguh aneh padahal dirinya bukanlah seorang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi seperti yang Kai katakan. Mungkin benar jika dirinya sebenarnya memiliki motif lain kepada Shashi, ia adalah seor
Hola, Happy reading and enjoy!Chapter 20Kill Me!Kesalahan demi kesalahan terasa menyenangkan, menjadi seseorang yang dirahasiakan seolah memberikan sensasi tersendiri dalam hidup Xia Lin sehingga perlahan namun pasti, benih-benih kecemburuan karena Li BoYan akan bersanding bersama kakaknya mulai melingkupi akal sehatnya. Xia Lin merasakan sakit di dadanya setiap kali memikirkan masa depan di mana Li BoYan akan berada di satu tempat tidur bersama kakaknya, di satu sisi ia juga merasa berdosa kepada kakaknya karena telah diam-diam menjadi duri di dalam daging. Namun, rasa cintanya kepada Li BoYan sangat besar meskipun menyadari jika semuanya yang sedang dijalani adalah kesalahan fatal. Di malam sepekan sebelum pernikahan Li BoYan dan kakaknya digelar, Xia Lin meminta Li BoYan menemuinya di tempat rahasia mereka. Ia menatap Li BoYan dan air matanya bercucuran, rasanya sangat menyakitkan jika harus mengakhiri hubungan dengan Li BoYan. Tetapi, mati sepertinya lebih baik dibandingkan
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 21Dream Wedding GownTian melirik jam di mobilnya, memperhitungkan jika dirinya ikut masuk ke dalam studio sepertinya bukan pilihan yang tepat karena kemungkinan besar dirinya akan bertemu Yenny dan segalanya akan menjadi kacau.Tian tentunya tidak ingin terjebak dalam situasi rumit sekarang karena baru saja ia sedikit mengikis jarak antara dirinya dan Shashi, jika terburu-buru mengambil langkah Tian khawatir Shashi akan kembali menjaga jarak darinya. Di samping itu Su Yenny akan tahu jika ternyata dirinya mengenal Shashi. Dirinya bisa saja akan dibenci oleh dua wanita sekaligus hari ini.Sebenarnya Shashi boleh saja mengetahui hubungannya bersama Su Yenny, tetapi bukan sekarang melainkan nanti setelah ia membatalkan pertunangannya atau kemungkinan terburuknya hingga Tian menemukan cara untuk memberikan pengertian kepada neneknya dan sepertinya tahun baru adalah waktu yang tepat untuk berbicara kepada neneknya."Ya. Ada rapat dengan dewan direks
Chapter 22Kissing RoomPukul empat sore, Tian tiba di studio Shashi dan An membawanya ke lantai atas yang dijadikan tempat untuk Shashi dan timnya bekerja. Di sana Shashi sedang membungkuk di atas sebuah meja yang berukuran 2 x 4 m seraya memegangi penggaris dan kapur jahit yang berbentuk pensil. Tian berhenti beberapa meter dari tempat Shashi, sorot matanya lembut tertuju kepada Shashi, dan bibirnya mengulas senyum. "Sepertinya aku datang di waktu yang tidak tepat." Shashi mendongak, begitu pula lima orang lain di ruangan itu yang memiliki tugas masing-masing, pandangan mereka seketika tertuju pada sesosok pria tampan dengan postur tubuh tinggi dan berpenampilan layaknya eksekutif muda yang tiba-tiba muncul di sana."Crhirstian," desah Shashi seraya menegakkan punggungnya dan meletakkan benda di tangannya ke atas meja. "Kau masih sibuk?" tanya Tian. Shashi tersenyum kikuk. "Tidak juga, aku hanya sedang membuat pola." Kemudian ia berdehem karena menyadari jika timnya kerjanya mun
Selamat membaca!Chapter 23Fat!Shashi tiba di tempat tinggalnya dan pandangannya tertuju pada beberapa bungkusan yang diletakkan di atas meja dan jelas sekali jika barang-barang itu adalah barang yang diperlukan untuk menyambut tahun baru China. Alisnya berkerut karena seingatnya tidak menyuruh An membeli apa pun."Kenapa An belanja sebanyak ini?" tanyanya pada dirinya sendiri, atau mungkin kepada Tian seraya mendekati meja dan memeriksa barang-barang tersebut.Beberapa macam kue yang masih berada di dalam dus, permen, macam-macam dekorasi ruangan, dan entah apa lagi."Aku yang membeli semuanya," kata Tian. Shashi melongo dan mengalihkan pandangannya kepada Tian. "Anda? Untuk apa?" Tian tersenyum dan mendekati Shashi. "Kita akan merayakan tahun baru, bukan?" Kerutan di alis Shashi semakin dalam. "Anda akan merayakan tahun baru di sini?" Tian mengambil sebuah paper bag dengan ukuran besar dan tersenyum. "Kau tidak mau merayakan tahun baru bersamaku?" Li BoYan di kehidupan sebelu
Hola, enjoy this chapter.Chapter 24Invited by Su Yenny Sehari sebelum tahun baru China tiba, Shashi di studionya menunggu Su Yenny yang dijadwalkan akan melakukan fitting gaun pesanannya. Ia duduk di ruang kerjanya sembari menggeser-geser layar ponselnya, mengamati foto-foto dekorasi ruangan tempat tinggalnya yang kini didominasi oleh warna merah. Bibirnya melengkung membentuk senyuman mengingat betapa serunya memasang dekorasi itu bersama Tian, mereka bahu-membahu melakukannya. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya jika dirinya akan berada di dalam suasana hangat penuh canda tawa setelah bertahun-tahun tahun baru China hanya dilalui sendirian di Milan, terlebih lagi bersama Tian."Nona, Jim bertanya jam berapa studio kita akan tutup hari ini?" tanya An. Shashi mendongak menatap An dan alisnya berkerut. "Jim?" "Asisten Tuan Muda," jawab An. "Tuan Muda sedang sibuk dan meminta Jim untuk menanyakannya padaku.""Kalau dari perkiraanku fitting ini memerlukan waktu paling cepat satu ja
Hola, enjoy this chapter!Chapter 25You're Mine!Setelah Su Yenny meninggalkan studio, sembari menunggu Tian sedang dalam perjalanan untuk menjemputnya, Shashi mengunggah beberapa sketsa gaun terbaru ke Instagram dan Weibo-nya lalu mengambil kertas kosong dan pensil. Beberapa menit kemudian ia memeriksa pemberitahuan di Instagram dan mendapati Erick Miguel memberikan tanda suka, nyaris berbarengan dengan Jordan kemudian Erick memberikan komentar di bawahnya berupa pujian. Shashi tentu saja membalas komentar Erick, mengucapkan terima kasih dan memberikan emoticon dua mata bertanda amor. Tidak berselang lama, Jordan menelepon. "Aku baru menyadari jika Erick Miguel ternyata salah satu pengikutmu,' ucap Jordan.Shashi terkekeh. "Ya. Kau terkejut, 'kan?" "Aku yakin kau sebenarnya sangat senang," kata Jordan. Shashi menjilat bibirnya dan tersenyum karena ucapan Jordan benar, saking senangnya saat bertemu Erick dan ternyata pria itu adalah salah satu pengikutnya, Shashi ingin sekali ber