Hola, happy reading and enjoy!Chapter 33DNA test "Bao Shashi, apa yang selama ini kuberikan masih kurang?" tanya Tian seraya memicingkan matanya. Ucapan Tian masuk akal, tubuhnya mungkin tidak lebih berharga dari pada seorang pelacur jika pria yang berbicara di depannya bukan Christian Li atau Li BoYan. "Saya menyadari jika tubuh saya hanya alat transaksi, Anda mendapatkan kesenangan dari saya dan begitu pula berbaliknya. Saya mendapatkan kehidupan yang nyaman dari Anda. Tetapi, setelah Anda menikah semuanya tidak sesederhana itu," ucap Shashi dengan lambat-lambat dan menatap mata Tian. Shashi memberanikan diri untuk mengucapkan semua isi hatinya setelah berpikir cukup lama di taman dan menyadari risiko menjadi wanita simpanan, apa lagi dengan statusnya sebagai seorang desainer gaun pengantin ternama akan dipertaruhkan. Shashi tidak ingin mengambil risiko yang akan membahayakan kariernya atau semua yang sudah dibangun akan musnah begitu Su Yenny mencium skandal terlarangnya bers
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 34That Bitch "Kau lihat, 'kan? Anak pelacur itu tidak tahu malu, sama seperti ibunya!" dengus Nyonya Besar Bao pagi-pagi sekali di kamar putranya.Bao Ji Yang, ayah kandung Shashi menghela napasnya. Hatinya terasa sangat sakit setiap kali membicarakan Gu Qian Zi. Ibunya memang tidak menyetujui hubungannya dengan wanita yang berstatus sebagai karyawan di kantornya, tetapi dia berniat memperjuangkan wanita itu bagaimanapun caranya. Sayangnya usahanya kandas bahkan sebelum dirinya mencoba karena pada malam ulang tahun Gu Qian Zi, saat dirinya bermaksud memberikan kejutan di malam ulang tahun kekasihnya, ia justru mendapati kekasihnya sedang bercinta dengan pria lain di atas tempat tidur. Baginya pengkhianatan adalah sebuah hal yang paling tidak dapat diterima, baik dalam bisnis maupun dalam hubungan lain. Bao Ji Yang tidak berpikir dua kali untuk meninggalkan tempat tinggal Gu Qian Zi, ia bahkan tidak ingin melihat wanita itu lagi. Sedikit pun t
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 35Husband to be! Besoknya jam lima sore, Tian datang ke studio Shashi, karena sudah di luar jam kerja di sana hanya ada Shashi dan An. Yang lain sudah pulang. Tian memberikan kode kepada An agar meninggalkannya berdua dengan Shashi dan An mengangguk patuh lalu wanita itu pergi. Tian mendekati Shashi yang sedang memegangi gulungan kain yang dibentangkan sepanjang dua meter berwarna merah yang dipenuhi dengan sulaman berbentuk burung Phoenix yang terbuat dari benang emas di dinding dengan salah satu ujungnya dijepit menggunakan alat khusus."Anda baru saja mempersulit hidup saya," ucap Shashi disertai dengusan pelan. Karena tanpa An, tidak ada yang membantunya menggulung kain dan memindahkannya ke tempat penyimpanan kain. Kain itu memang hanya berukuran 10 meter saat dibentangkan secara keseluruhan, tetapi beratnya lebih dari 10 kg dan menempatkannya di rak yang kebetulan berada di atas, ia harus menaiki tangga untuk menjangkau rak itu. Ia akan
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 36Let's Play the GameNyonya besar Bao menatap pria paruh baya di depannya, terlihat sangat kesal hingga seperti hendak menelan mentah-mentah salah satu pelayan yang sudah bekerja dengannya puluhan tahun. "Kau benar-benar tidak becus mengurus hal sepele!" katanya seraya mengepalkan tangannya."Nyonya, saat itu Anda hanya menyuruh saya mengancam Ming Hao dan memberikannya uang agar mereka kembali ke Henan." "Seharusnya kau habisi saja mereka dengan cara apa pun," gumam Nyonya Besar Bao, putus asa karena anak dari wanita yang dicintai putranya kini kembali lagi berada di Guangzhou. Ia khawatir jika Shashi benar-benar cucunya, maka putranya pasti tidak akan mengampuninya atas dosa yang telah dilakukannya. Ia telah memfitnah Gu Qian Zi, juga memisahkan mereka. Putranya pastinya tidak akan melihatnya lagi karena sepanjang hidupnya, putranya hanya pernah jatuh cinta satu kali yaitu kepada Gu Qian Zi.Kehidupan rumah tangga putranya bersama Su Lin E
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 37Agree "Bagaimana jika yang menang mentraktir makan malam di restoran termahal di Guangzhou?" tanya Tian. Ide makan malam di restoran termahal sepertinya ide terburuk yang ada di kepala Tian, batin Shashi. Ia menggelengkan kepalanya. "Tidak, saya tidak ingin terlihat di muka umum bersama Anda." Bibir Tian membentuk senyum. "Bukankah ini juga tempat umum? Siapa saja bisa memotret kita di sini." "Saya yakin Anda memiliki perhitungan yang matang sebelum menghampiri saya di tempat ini." Tian mengakui, Shashi cukup cermat dan realistis dalam berpikir. Ia tidak akan menghampiri Shashi jika tempat itu bukan bangunan milik keluarga Li dan orang-orang yang berada di sana adalah orang-orangnya juga yang sedang bekerja dengan gaya santai. Bar itu sudah ada sejak Tian belum dilahirkan, tetapi bisnis itu tidak lagi terurus dan perlahan tergerus oleh pergantian zaman menjadi bar kuno yang di siang hari dijadikan tempat bekerja beberapa pegawainya yang
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 38Sex in the CarShashi mendorong dada Tian menjauh karena meskipun bangunan itu milik Tian tidak pantas menurutnya jika bercinta di sana. Di Milan, ia sudah tidak asing dengan orang-orang yang berciuman di tempat umum dan beberapa kali memergoki orang yang melakukan seks di sudut-sudut bangunan. Orang-orang di sana tidak akan peduli, di sana ia juga tidak peduli. Tetapi, di Guangzhou tentu saja berbeda. Ia masih ingin menjunjung budaya timurnya. "Saya tidak mau bercinta di sini," ucap Shashi.Tian tersenyum seraya memandangi bibir Shashi yang terlihat memerah dan basah karena ciumannya. "Kau takut orang lain melihat?" "Apa Anda tidak takut?" Tian juga tidak ingin dipergoki orang, ia tersenyum menggoda. "Kalau kau mau, aku bisa memerintahkan agar tidak seorang pun mendekati area ini." Shashi membelalakkan matanya. "Tidak! Anda jangan gila." "Baiklah, jika kau tidak mau... bagaimana dengan...." Ekor mata Tian menunjuk ke arah mobil dan Shas
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 39Nothing Special Keesokan harinya setelah pekerjaan di studionya selesai Shashi tidak langsung kembali ke tempat tinggalnya karena nenek Gu mengundangnya minum teh di rumahnya. Shashi tentu saja tidak akan menolaknya karena setiap kali bertemu nenek Gu rasanya ia seperti bertemu dengan neneknya sendiri. "Xiao Bao, apa Nenek mengganggu waktumu?" tanya nenek Gu ketika Shashi baru saja keluar dari mobilnya. Shashi tersenyum lebar dan mendekati nenek Gu. "Nenek, bicara apa Anda ini? Tentu saja tidak, saya sangat merindukanmu, Nek." "Anak Baik. Kau pasti kelelahan setelah seharian bekerja," kata nenek Gu seraya memegangi telapak tangan Shashi. "Aku sudah memerintahkan pelayan untuk membuatkan sup untukmu." "Nek, tidak perlu repot-repot," kata Shashi.Nenek Gu mengibas-ngibaskan tangannya di depan dagunya. "Jangan sungkan, aku sudah bilang kalau kau sudah kuanggap cucuku sendiri. Aku tentu saja harus memperlakukanmu dengan baik." "Terima kasih,
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 40She Knows NothingShashi bertemu dengan Su Yenny di sebuah restoran di jalan Keyun Rd di distrik Tianhe, jarak restorannya hanya beberapa puluh meter dari hotel Shangri-La. Su Yenny mengenakan celana berbahan jins berwarna putih dipadukan dengan kaus warna hitam berkerah tinggi dilengkapi dengan long Coat dan kalung sebagai aksesoris di luar kausnya. Rambutnya ditata bergelombang lalu diikat tinggi di belakang kepalanya dan mengenakan sepatu hak tinggi, terlihat sangat anggun dan cantik.Sementara Shashi mengenakan terusan di atas lutut berwarna hitam dan sepatu bot hak tinggi, ia juga menyematkannya ikat pinggang kecil berwarna hitam yang strapnya berwarna emas dan berhiaskan Swarovski. Ia juga melengkapi penampilannya dengan coat sebatas lutut dengan aksen tali serut di pinggang. Rambutnya juga ditata bergelombang, namun dibiarkan tergerai di pundak dan punggungnya."Saya benar-benar puas dengan gaun rancangan Anda, Nona Bao. Dan saya pikir