Di sebuah rumah kumuh yang sangat minim pencahayaan seorang wanita paruh baya sedang duduk di sebuah kursi di bawah lampu penerangan yang berkedip-kedip. Alhasil, sosoknya tak terlihat begitu jelas.
“Nyonya, gadis itu selalu berada di taman dan tidak di temani seorang pengawal.”
Tiba-tiba dari sudut tergelap ruangan itu muncul sebuah sosok yang melaporkan hasil intaiannya.
“Hm, bagus selalu awasi pergerakannya dan laporkan kepadaku.”
“Baik Nyonya, jika tidak ada hal lain saya akan pergi.”
Sosok berbaju hitam itu berucap kemudian ia undur diri, dan tubuhnya kembali ditelan oleh kegelapan seakan sosoknya tidak pernah ada sebelumnya.
Wanita itu hanya mengangguk sebagai jawaban. Sebelum senyum iblis tercetak di bibirnya. “Hm, tunggu saja kehancuranmu jalang sialan, tunggu sampai hari itu tiba, kita liat siapa yang akan bertahan sampai akhir.” Wanita paruh baya itu bergumam dengan suara pelan, suranya kem
Selamat membaca, ya dan mohon dukungannya. Maaf baru up, baru ada paketan hehe 😅🙏
Jam telah menunjukkan pukul sepuluh siang. Al masih menunggu kedatangan Kyara . Tak lama berselang salah satu pelayan Al memberitahu mengenai kedatangan Kyara. Senyuman tiba-tiba tercipta di bibir Al saat mendengar berita itu. “Dia sudah datang.” Al tersenyum ke arah Febian yang hanya dibalas tatapan jengah oleh Febian. ‘Ck, dasar! Apakah seperti itu jika seseorang dimabuk cinta?’ Febian bertanya dalam hati tak habis pikir. Bahwa virus kasih sayang yang Kyara tularkan kepada Al ternyata sudah infeksi. “Hy, Al.” Kyara menyapa Al dengan senyum manis terbit di bibir peachnya, tak lupa ia mengusap puncak kepala Al dan juga mencubit pipi Al gemas. Namun, Kyara tak mencubitnya dengan tenaga full karena takut Al nanntinya menangis. Saat ini Kyara tampil cantik dengan mengenakan dress selututnya yang berwarna dark blue yang membuat aura keanggunan mencuak dari tampilan Kyara. “Gadis kecil kau datang.” Al tersenyum hingga membuat matanya menyipit
Saat ini Kyara dan Al sedang berada di salah satu butik yang telah disiapkan oleh Bram–khusus untuk mengurus pakaian pengantin mereka. “Selamat datang kalian pasti Kyara dan Al ‘kan yang diceritakan oleh Tuan Bram.” Seorang wanita cantik menyapa mereka dengan ramah. “Iya, benar.” Kyara menjawab tak kalah ramah. Sedangkan Alviano, senantiasa menggenggam tangan Kyara menegaskan bahwa mereka mempunyai hubungan yang spesial. “Silahkan masuk, saya antar untuk melihat baju yang akan kalian kenakan. Oh iya, panggil saya Tante Vio.” Pemilik butik itu memperkenalkan namanya sebagai Vio. Dia terlihat sangat ramah kepada Alviano dan Kyara. Vio mengantarkan mereka masuk secara pribadi dan memperlihatkan rancangan baju pengantin yang akan mereka kenakan pada hari pernikahan mereka. “Nah, ini yang akan kalian kenakan silahkan kalian coba dulu ya, karyawan Tante akan membantu kalian mengenakan ini.” Vio menerangkan seraya memper
Di saat suasana sedang genting Al bertanya kepada Kyara apa yang sedang terjadi kenapa semua orang menjerit ketakutan. “Gadis kecil ada apa ini?” Al bertanya dengan nada panik dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Terlihat dia sangat ketakutan karena situasi yang mereka alami. “Tidak apa-apa Al, kamu harus selalu bersamaku, ya.” Kyara menjawab dengan lembut. Tak ada nada ketakutan yang keluar dari pita suaranya. Ia memeluk Al lebih erat sembari mengusap kepalanya berharap hal itu dapat menenangkan Alviano. “Gadis kecil, kita harus telepon Febian.” Al mengusulkan untuk menelepon Febian. “Iya benar, ah, kenapa aku bisa melupakannya. Kamu punya nomor Febian?” Gurat kebahagiaan muncul di wajah Kyara. Ia kemudian melepaskan pelukannya dari Alviano. Kyara yang melihat ada jejak air mata di sudut mata Al langsung mengusapnya dengan lembut. “Nomor Febian selalu Al ingat.” Al menjawab dengan raut wajah polos kemudian menyerahkan ponselnya kepada Kyara u
Di lain sisi William sedang meratapi nasib perusahaannya karena lagi-lagi data-data penting perusahaan dicuri yang membuat harga saham merosot dengan sangat cepat. Beberapa penginvestasi pun menarik saham mereka, utang perusahaan di mana-mana. Hal, itu membuatnya hampir gila. Perusahaannya pun belum mendapatkan kejelasan kontrak mengenai kerjasama yang bernilai satu milliar itu. Begitu banyak kendala yang perusahaannya alami, sehingga saat ini perusahaan berada di masa krisis. “Kenapa jadi begini, sebulan yang lalu perusahaanku baik-baik saja, terkutuklah kamu Febian dan juga keponakan durhaka!” William berkata dengan nada frustasi karena masalah datang menimpannya silih berganti. Namun, diirinya belum ingin menyerah untuk mengembalikan situasi perusahaannya yang semakin hari semakin memburuk. Masih ada harapan untuk membalikkan keadaan. Iya, jika perusahaannya mendapatkan kerjasama itu, maka semuanya akan baik-baik saja. “Aku harus mendapatkan kontrak kerjas
Riuh tamu undangan memenuhi aula sebuah rumah mewah. Furniture pernikahan berjejer rapi di setiap jalan masuk. Karpet merah membentang dari arah luar hingga dalam, banyak mobil mewah yang terparkir di area parkir rumah tersebut. Tamu undangan yang mengenakan pakaian mewah dan rapi tampak tersenyum saat memasuki aula acara tempat berlangsungnya sebuah pernikahan. Di dalam, berbagai hidangan sudah tersaji, kue-kue di setiap meja tertata rapi. Berbagai jenis bunga tampak menghiasi beberapa tempat. Rumah megah itu sedang melangsungkan sebuah pernikahan yang sangat mewah, tamu yang berdatangan didominasi oleh para pebisnis, serta masyarakat yang khusus diundang oleh Bram–Ayah Kyara. Ya, hari ini sesuai waktu yang telah disepakati, Alviano Arga Dinata dan Kyara Angela Wijaya akan segera melangsungkan pernikahannya beberapa menit lagi. Banyak yang memperbincangkan tentang Alvino–pria idiot yang menjadi CEO sekaligus atasan mereka. Meskipun, dia idiot m
Kembali pada Kyara, banyak yang menatap Kyara dari tatapan kagum iri dan juga benci. Seperti yang Alexa dan Alexina layangkan ke arah Kyara, menatap Kyara seperti ingin memakannya saja. Namun, Kyara mengabaikan tatapan mereka. Ia menganggap bahwa mereka tak pernah ada di hari bahagianya saat ini. Di atas Altar sudah ada Al yang menunggu sang mempelai wanita. Kyara berjalan diapik oleh Bram menuju Altar. Karpet merah membentang dari arah tangga sampai ke altar pernikahan. Di sisi lain Al juga sangat tampan dengan pembawaannya yang tenang, tidak ada lagi kesan anak-anak seperti biasanya. Al menampilkan senyum terbaiknya kepada Kyara yang disambut baik oleh Kyara. Meskipun Kyara sedikit aneh. Namun, ia tidak menunjukkannya. Menurutnya, kali ini Al tidak seperti orang idiot dia seperti orang normal kebanyakan. Akan tetapi, Kyara tidak memikirkannya lebih jauh. Sesampainya di altar Bram menyerahkan tangan Kyara kepada Al yang disambut baik oleh Al. Setelah
Begitu banyak ucapan selamat yang diberikan kepada pasangan baru Kyara dan Alviano sangat berbanding terbalik dengan perlakuan para tamu terhadap pasangan Damien dan Alexa, tatapan menghina serta mengejek senantiasa mereka layangkan kepada pasangan tersebut. Amanda—Ibu Damien hanya menahan rasa bencinya karena insiden seminggu yang lalu. Nama keluarga mereka tercoreng, teman-teman sosialitanya bahkan sudah sudah berani menghina dirinya, wanita itu merasa bahwa semuanya karena ulah Kyara. Amanda hanya bisa menatap penuh benci ke arah Kyara dan Alviano. Namun, dia harus tetap tenang untuk menghadapi semuanya. Sementara itu, di tempat Kyara dan Al pasangan itu dihampiri oleh seorang gadis cantik tak lain adalah Anna Kharisma—sahabatnya. “Cie, yang udah sah aja, udah jadi Nyonya Dinata, nih.” Senyum menggoda itu terbit kemudian. “Hm, makasih, Na. Kamu juga buruan minta si Febian halalin kamu.” Kyara berucap dengan nada bercanda. “Ih, apaansi kamu, siapa j
Saat ini, jam telah menunjukkan angka sembilan lewat tiga puluh menit. Para tamu sudah banyak yang pulang, sebelum pulang mereka berpamitan kepada sang tuan rumah dan para pengantin baru. Febian melihat jam tangannya dan jam telah menunjukkan angka demikian, dirinya heran kenapa mereka belum menjalankan misi mereka. Febian mengkode Al, pria itu hanya berkedip untuk mengisyaratkan mereka harus menunggu sebentar lagi, dan benar saja kurang dari lima menit Alexa berteriak. “Kyara sini kau!” Teriakan Alexa menarik perhatian para keluarga inti, Bram yang melihat Alexa meneriaki Kyara yang sedang duduk lantas ingin mendekati Kyara. Namun, dirinya mengurungkan niat menunggu apa yang akan Alexa lakukan lagi. Dengan tidak tahu malu, Alexa menarik kasar tangan Kyara karena para tamu sudah pulang yang tersisa hanya keluarga inti saja jadi dia berani melakukan hal yang tak dipikirkan oleh sebagian orang. “Alexa, apa yang kamu lakukan? Lepaskan Kyara putriku!”