Share

BAB 5

Di malam yang begitu sunyi dan gelap, hanya suara rintik hujan yang dapat terdengar di malam yang begitu gelap gulita tanpa ada cahaya yang bersinar sedikitpun karena tertutupi oleh awan gelap. Seorang gadis cantik di seret seperti anjing oleh dua orang yang berbeda gender dengan tidak berperasaan.

“Ka-kalian tega!”

Gadis itu merintih kesakitan. Namun, ia belum kelihatan kesadarannya. Ia menatap dua orang di hadapannya dengan tatapan yang penuh kebencian. Gadis itu adalah Kyara Anastasya, CEO ANS Group. Karena nasib yang begitu malang dirinya berada di ambang kematian.

“Iya, kami tega! Karena, kamuu pantas mati!”

Tanpa berperasaan ia mengatakan hal tersebut. Gadis yang menyebutkan dirinya sebagai adik menatap bengis gadis yang terkapar tak berdaya di tanah. Ia tak bergeming sedikitpun ketika dengan susah payah sang kakak hendak bangkit.

“Ke-kenapa kau seperti ini Sa, Kakak sudah melakukan semuanya untukmu, memberikan apa pun yang kamu inginkan dan ini balasanmu?! Dan kau bajingan keparat aku menyesal pernah mencintaimu!”

Ia berteriak dalam keputusasaan, ia benar-benar tak habis pikir bahwa orang yang begitu ia cintai dan sayangi kini menusuknya tanpa berperasaan, rasa kecewa dan benci yang amat dalam terlihat di matanya yang sekelam malam.

“Karena aku benci padamu Kak, dari dulu kau selalu dimanja oleh tua bangka itu. Kamu tidak mengetahui penderitaanku selama ini. Kau tahu, aku juga mencintainya, tapi aku harus berpura-pura tidak menyukainya serta menjelek-jelekkan dirinya agar kau mau mendengarku untuk melepasnya dengan begitu aku bisa menikah dan hidup bahagia dengan Daniel. Akan tetapi, kau tidak mendengar kata-kataku, kau malah makin dekat dengannya! Dasar murahan! Jadi, jangan salahkan aku jika kejam kepadamu, Kakakku tersayang.” Gadis yang bernama Tessa Virginia itu meraung kesetanan dan menatap penuh kebencian ke arah gadis yang bernama Kyara Anastasia itu. Mereka adalah saudara kandung, tapi karena kebencian membutakan rasa persaudaraan itu yang membuat Tessa nekat membunuh sang Kakak.

Padahal sebenarnya mereka semua ingin merebut ANS Group jadi mereka menyusun rencana untuk membunuh Kyara.

“Sudahlah, Sayang, air matamu tidak pantas keluar untuk orang egois sepertinya,” ucap seorang pemuda sambil memeluk tubuh Tessa yang bergetar entah itu karena kedinginan ataukah karena amarah yang meledak. Ia lantas menatap Kyara tajam.

Hati Kyara bagaikan dirajam oleh seribu pisau dan ditusuk oleh banyak jarum yang membuat hatinya hancur berkeping-keping. Tidak ada lagi cinta, tidak ada lagi kelembutan semuanya berubah menjadi kebencian yang menyesatkan dada.

“Ba-bajingan kalian berdua, caough!” Setelah mengatakan hal demikian Kyara memuntahkan seteguk darah. Dia yakin pasti ini berakhirdengan tidak menyenangkan.

‘Ck, sial, seandainya aku tidak dibius pasti mereka sudah berada di alam kubur dan bertemu dengan malaikat penjaga neraka, tapi sayang tubuhku dibius. Bodoh!’

“Ha ha ha, sudah cukup lama kamu bicara Kak, sebaiknya sekarang mengirimmu ke dewa Yama.” Tepat setelah Tessa mengatakan hal demikian Tessa menembak kepala Kyara yang tidak dapat bereaksi karena pengaruh obat bius.

‘Sial, akan kubalas kalian. Huuu, kenapa aku mati dengan begitu mengenaskan.’ Kyara tidak bisa menangis, tapi dia tertawa, menertawi nasibnya yang begitu tragis. Mati di tangan orang yang kita kasihi begitu sialnya dia.

Namun, Tuhan berkendak lain dan memberinya kesempatan untuk membalas semua rasa sakit yang ditorehkan oleh mereka.

Kyara mengepalkan tangannya mengingat masalalu yang mengerikan itu.

Alasan kenapa ia setujuh untuk menikahi Al pria ‘Idiot’ karena dia ingin bebas dari rumah mewah bak istana ini.

“Huft, aku penasaran seperti apa rupanya?” tanya Kyara pada dirinya.

Ia tidak begitu mempermasalahkan pernikahan ini. Karena tujuannya hanya satu yaitu menghancurkan mereka semua dan merebut kembali perusahaan yang ia bangun sendiri dengan ketekungan dan kesabarannya.

Setelah mengucapkan kata itu, ia berdiam diri sejenak menghirup udara malam yang menusuk sampai tulang. Tak ingin masuk angin Kyara bergegas masuk dan menujuh ke alam mimpi berharap besok akan baik-baik saja.

***

Cicitan burung camar terdengar di pagi hari yang cerah. Bias cahaya matahari tampak menembus cela dedaunan. Pun menembus sela-sela jendela hingga cahayanya menembus masuk ke kamar seorang dara jelita yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya.

Gadis itu adalah seorang Kyara ia tampak sangat berseri-seri di pagi hari. Ia memakai kemeja yang tampak kebesaran di tubuhnya. Namun, hal itu malah membuat Kyara tampak lebih menawan.

Saat ia hendak beranjak ke kamar mandi, suara dobrakan pada pintu kamarnya terdengar yang membuat Kyara berdecih tidak suka. Harusnya semalam ia mengunci pintu kamarnya sehingga para wanita iblis itu tak dapat menerobos masuk dan menggangu ketenangannya.

Kyara hanya melirik merekak acuh. Kemudian beranjak dan berdiri di depan ke tiga wanita iblis itu yang tentunya akan mengajaknya berdebat. Kaki jenjang Kyara menapaki lantai kamarnya yang putih bersih, ia terlihat seperti dewi. Tubuhnya diselimuti cahaya hangat yang makin membuatnya tampak lebih menawan.

Alexa, Alexina dan Dira tampak tercekak. Mereka memang mengetahui jika Kyara adalah kecantikan yang murni, tapi mereka selalu menyuruhnya menutupi hal itu, dan tidak menyangka Kyara begitu cantik dan menawan ketika ia tak memakai riasan hitam lagi di wajahnya.

Kyara diam sejenak menatap mereka satu per satu tamu yang sedang menatapnya. Kyara hanya tersenyum mengejek ke arah mereka bertiga menunggu hal apa yang akan mereka lakukan.

“Hei, jalang sialan! Kau sudah berani ya sekarang? Pura-pura membatalkan pertunagan itu supaya Damien melirikmu, dasar penggoda ulung!”

Alexa yang tersadar terlebih dahulu langsung saja melontarkan kalimat hinaanya kepada Kyara yang sedang menatapnya seakan akan mengatakan bahwa Alexa adalah seorang idiot.

Kyara terdiam sejenak. Kemudian mengatakan apa yang ia pikirkan suaranya halus dan lembut. Dia berbicara tidak terburu-buru sehingga suaranya enak untuk didengar.

“Harusnya aku yang melontarkan pernyataan itu kepadamu ‘kan, Kak? Aku bingung seorang jalang yang merebut tunangan adiknya sendiri malah berteriak seakan dia tak bersalah?”

Kyara tampak berpikir. Namun, senyum mengejek lantas mengembang di kedua sudut bibirnya yang membuat Alexa menggeram.

“Kau ... dasar wanita penggoda!”

Alexa tak mampu beradu argument dengan Kyara sehingga ia hanya mampu menghinanya. Hal itu membuat Kyara merasa lucu dengan mereka semua, ternyata tidak ada apa-apanya.

“Hm, wanita penggoda, ya?”

Kyara terdiam sejenak kemudian menatap mereka semua dengan pandangan suram. Ia benci dengan mereka semua, ia tahu bagaimana harus memperlakukan anjing yang sedang menggonggong.

“Iya, kamu wanita penggoda. Namun, sayang Damien lebih memilihku daripada wanita menjijikkan sepertimu!”

Alexa tampak puas setelah mengatakan hal tersebut. Dia merasa puas ketika melihat wajah suram Kyara. Alexa berpikir bahwa Kyara pasti akan berteriak dan melakukan hal bodoh seperti sebelumnya ketika ia memprovokasi gadis jelek itu.

Alexina dan Dira tersenyum penuh penghinaan ke arah Kyara. Mereka berpikir Kyara memang pantas diperlakukan seperti binatang karena memang ia tak layak hidup di dunia ini.

“Bodoh! Kau seakan mengatai dirimu sendiri. Kita jelas tahu bahwa kau yang merebut tunanganku!”

Kyara maju ke depan dan langsung mencengkram dagu Alexa yang membuat mereka semua terkejut. Betapa berani gadis kecil ini.

“Akh, Kyara brengsek lepaskan tangan kotormu dari wajahku.”

Alexa mengaduh kesakitan karena Kyara mengcengkram dagunya begitu kuat. Dira yang melihat putrinya diperlakukan demikian langsung menarik Alexa ke sampingnya, dan menatap Kyara penuh ancaman.

“Dasar jalang! Beraninya kau menyentuh putri berhargaku!”

Dira berteriak di depan wajah Kyara yang membuat Kyara makin tersenyum penuh penghinaan.

“Menurutmu?!” tantang Kyara.

Kyara menatap mereka dengan senyum mengejek, mengatakan bahwa mereka semua idiot yang makin membuat Dira naik pitam. Sebelum, ia akan mencaci Kyara sang putri bersuara yang membuatnya tersenyum.

“Tidak ada guna meladeni orang seperti dia. Hidupnya telah hancur, dia akan menikah dengan seorang pria idiot, tidakk ada yang lebih memalukan dari itu. Idiot dan sampah tidak berguna.”

Setelah mendengar pernyataan dari Alexina Dira dan Alexa tampak merasa lebih baik. Mereka melupakan fakta bahwa meskipun pria itu idiot. Namun, pria itu tak dapat diremehkan begitu saja.

“Ha ha, kau benar. Hidupnya telah hancur, dan dia masih bisa bersikap congkak! Ayo kita pergi, Alexa jijik satu ruangan dengan sampah masyarakat!”

Kyara yang mendengar hal itu tentu saja acuh. Ia tak ingin terlalu memikirkan hal tersebut karena tiada yang bisa menebak masa depan akan seperti apa nantinya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status