Pak tua menyiapkan 3 bahan tersulit yang tidak mungkin diketahui oleh sembarang orang atau orang biasa, sambil berjalan ke arah Ling Li pria tua itu tidak berhenti menertawakan wanita muda yang berpikiran sempit berani menantangnya."Aku sudah menyiapkannya, jika kamu ingin menyerah sekarang masih sempat jangan membuat malu dirimu sendiri Nak," ucap pak tua menyunggingkan bibirnya meremehkan Ling Li."Siapa yang akan malu masih belum ada yang tahu, cepat keluarkan saja," sahut Ling Li."Heeeh, aku ingin lihat sampai mana kamu akan terus berpura-pura dan mempermalukan dirimu sendiri," gumam pak tua yang terus tersenyum."Yang pertama aku akan membuka adalah ini, aku beri waktu setengah jam untukmu berpikir apa ini," ucap pak tua memegang alang alang berwarna biru gelap di tangannya."Hahahaha, itu sangat gampang aku bahkan sudah ribuan kali melihatnya," ucap Naga kedua."Apa itu?" tanya Ling Li.Lingling baru pertama kali melihat rumput berwarna biru gelap apalagi sampai menyala sepert
Sin terus menatap sungai yang tenang di depannya, Sin bisa merasakan aura siluman yang sangat kuat di sekitarnya walau siluman itu tak mau menampakan wujudnya saat ini."Aku peringatkan sekali lagi jangan mengganggunya atau akan aku hancurkan tempat tinggal mu," ucap Sin."Naga yang Agung mengancam siluman hanya karena seorang manusia, apa tidak salah," sahut siluman air yang perlahan menampakan wujudnya."Siluman air, ternyata sesuai dengan dugaanku, jangan mengganggu anak muda ini," ucap Sin."Apa yang istimewa dari manusia ini kenapa kamu melindunginya?" tanya siluman air."Aku tidak akan memberitahumu, yang harus kamu ingat aku tidak akan melepaskan mu jika kamu..." sahut Sin yang tidak melanjutkan perkataannya karena Ling Li berusaha kembali mengambil alih tubuhnya."Padahal aku sudah menyuruhmu untuk tidak mengambil alih tubuhku sesuka hatimu," ucap Ling Li."Aku terpaksa, aku merasakan aura jahat yang mungkin saja bisa membunuhmu," sahut Sin."Naga yang Agung kalah berebutan tu
Di bawah ajaran Naga Kedua Ling Li mulai meracik pil berbeda dari yang lain, selama tiga hari tiga malam Ling Li terus membuat pil hingga semua bahan yang sudah dikeluarkannya habis tanpa sisa.Bup bup.Suara dari tungku dua jari yang terdengar membuat Ling Li tersenyum, saat ini pil terakhir yang dirinya buat Ling Li berharap hasilnya memuaskan sama seperti sebelumnya."Semua sudah jadi," ucap Ling Li yang baru menaruh pil terakhir ke dalam tempat."Apa kamu mengingat semua nama pil itu?" tanya Naga Kedua."12 butir pil mahkota, 12 butir pil elaksir penyembuh luka luar dalam dan 12 pil anti panas tingkat jadi," sahut Ling Li."Sebenarnya bahan pil anti panas bisa saja kita gunakan untuk membuat pil lain tingkat murni, tapi saat ini kamu lebih membutuhkan pil anti api untuk melawan Naga keempat," ucap Naga Kedua."Karena semua sudah selesai sekarang saatnya pergi lagi," sahut Sin.Ling Li bergegas meninggalkan sungai menuju bagian barat. Setelah berjalan kaki selama dua belas hari Lin
Memasuki ruangan tingkat pertama membuat tubuh Ling Li tiba-tiba gemetar dengan sendirinya, matanya langsung terpejam seketika dan tubuhnya seakan melayang di udara. Jeritan kecil terdengar di telinga Ling Li jeritan perlahan semakin keras seiring berjalannya waktu."Tidak tolong jangan," teriakan berakhir terdengar tepat setelah Ling Li kembali membuka matanya.Ling Li teringat pertama kali dirinya menjadi pembunuh bayaran setelah mendapatkan pelatihan selama belasan tahun, sebagai pembunuh bayaran dirinya yang tidak bisa memilih siapa targetnya membuatnya hanya bisa pasrah menerima misi yang didapatnya, tidak hanya itu syarat pertama yang harus diingat oleh pembunuh bayaran tidak boleh merasa kasihan pada siapapun semakin membuat Ling Li tidak berpikir untuk mengasihani siapapun targetnya atau orang terdekat dari targetnya.Ling Li masih mengingat jelas saat itu target yang menjadi sasaran pertamanya adalah seorang anak kecil berusia enam tahun, anak yang tidak tahu apa kesalahannya
Ling Li yang menaiki tingkat ketiga memasuki sebuah ruangan yang berada di tingkat itu, baru beberapa langkah memasuki ruangan seketika ruangan yang berukuran hanya beberapa meter persegi berubah menjadi ruangan tanpa batas tanpa ujung.Ling Li mencoba tidak mempedulikannya dan kembali melanjutkan langkahnya terus berjalan maju, setelah berjalan cukup jauh Ling Li tiba-tiba melihat puluhan Tugu berjejer di depannya. Rasa penasarannya seketika langsung naik saat melihat tulisan demi tulisan di tugu yang sama sekali tidak bisa dibacanya, Ling Li terus berjalan tanpa henti matanya memperhatikan satu persatu tugu yang dilewatinya.Sampai di tugu terakhir Ling Li kembali menghentikan langkahnya, Ling Li menatap erat tugu di depannya yang lebih kecil dari tugu lainnya, saat matanya terus menatap tugu tanpa sadar tangannya memegang tugu dengan sendirinya hingga membuat tugu di depannya bersinar sangat terang.Selain tugu yang tiba-tiba bersinar Ling Li terheran-heran melihat tulisan yang awa
Melihat seorang manusia berada di depannya Naga api merasa tidak senang, Naga api menggertakkan giginya sambil terus menatap ke arah Ling Li, sang Naga menebak kalau Ling Li adalah orang suruhan ketua menara suci untuk mempererat rantai agar dirinya tidak bisa melarikan diri.Tidak ingin itu terjadi sang Naga bersiap mengeluarkan apinya, semburan dari mulutnya langsung di arahkan ke Ling Li tanpa banyak bicara.Whuuuuuuuuuuuussssas."Hahahaha, rasakan itu manusia, matilah dengan tubuh hangus dari apiku," ucap sang Naga tertawa puas.Asap dari semburan api sang Naga perlahan menghilang, mata sang Naga tidak berkedip sedikitpun ingin melihat tubuh hangus manusia yang baru disemburnya.Lingling yang sudah menelan pil penahan api terlihat baik-baik saja setelah disembur api oleh sang Naga, Ling Li hanya tersenyum melihat sang Naga yang masih tidak percaya seorang manusia masih baik-baik saja walau terkena apinya."Kenapa? apa kamu heran?" ucap Ling Li."Hanya sedikit kuat saja kenapa aku
Ketua Ay menatap Ling Li yang berdiri di depannya, dua Ketua lainnya yang berdiri di sampingnya juga serentak mengarahkan pedang mereka ke leher Ling Li, Melihat kedua Ketua lainnya ingin menghabisi Ling Li saat itu juga ketua Ay ikut menarik pedangnya dan mengarahkan ke Ling Li, ketua Ay merasa itu memang kesalahan Ling Li yang membuat menara kehilangan energi sang Naga api dan tentu saja Ling Li pantas menerima hukuman."Tidak tau bagaimana caramu membuat sang Naga menghilang dari dalam menara, kamu membuat menara ini kehilangan sesuatu yang berharga," ucap Ketua Men."Sebagai Ketua kami akan memberimu hukuman, kematian adalah hukuman yang sangat pantas untukmu," sahut Ketua Den."Ingin sekali aku membuat perhitungan pada mereka," ucap Naga keempat."Ambil alih saja tubuhnya," sahut Sin."Heeeeh, bocah aku pinjam tubuhmu sebentar," ucap Naga keempat yang langsung mengambil alih tubuh Ling Li tanpa menunggu jawaban.Belum sempat Ling Li menjawab Naga keempat sudah berhasil menguasai
Ling Li melihat pria itu berjalan mendekatinya, sampai di sebelahnya sang pria langsung menaruh tangan Ling Li ke pundaknya dan menuntunnya berjalan masuk ke rumahnya. Ling Li dibaringkan di atas tikar anyaman, setelah membaringkan Ling Li sang pria bergegas mengambil air untuk membersihkan darah Ling Li yang masih mengalir deras.Melihat sang pria yang bersungguh-sungguh merawatnya Ling Li hanya bisa diam memperhatikan, sesekali Ling Li menatap wajah pria itu yang penuh dengan bercak hitam seperti tanda lahir hingga membuat sang pria jauh dari kata tampan."Tampan tidak selalu wajah, hati pria ini sangat baik aku menyukainya," ucap Sin."Emmmmmmm," sahut Ling Li yang tanpa sadar bersuara."Maaf-maaf sakit ya, aku akan coba pelan-pelan menjahitnya," ucap pria itu."Sebenarnya pria ini sangat tampan yang ada di wajahnya bukan tanda lahir, seseorang sengaja meracuni wajahnya," ucap Naga kedua."Apa ada obatnya?" tanya Ling Li."Heeeeeh, kamu tidak mungkin langsung menyukainya bukan," uc