Share

Masa Lalu

Jihan, mengerjap-ngerjapkan matanya, sinar mentari menyapa tubuhnya dari sela–sela korden, ia pun bangkit, dan sejenak duduk di atas tempat tidur, aroma roti bakar, tercium. Bergegas Jihan menuju kamar mandi dan membersikan diri, setelah itu di langkahkan kakinya keluar dari kamar.

“Pagi cantik,” sapa Adrian, yang telah rapi dengan kemeja warna biru tua.

“Mau kemana sudah rapi?” tanya Jihan.

“Tadi Mamaku telepon, dia baru saja tiba di Jakarta dan ingin bertemu dengan kita, Mama ingin melihat dan berkenalan denagn calon menantunya, Clara,” jelas Adrian, dengan memegang kedua bahu Jihan.

“Oh, selama ini kamu jarang bercerita tentang Mamamu.”

“Iya, Mama dan Papa cerai, dan sejak itu Mama memilih pergi ke Singapura. Di sana Mama memiliki galeri seni lukis. Aku sendiri kurang paham, kenapa Mama memilih pergi dari Papa, padahal papa selalu mendukung bakat seni Mama,” ujar Adrian, netranya nanar mengarah ke balkon apartemen, mengenang perpisahan Papa dan Mamanya yang sempat membuatnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status