Share

42. Pelayan!

Ckrekk… ckrekk… ckrekkk….

Jessie mencoba melepaskan pelukan Om Wisman yang terlalu erat. “Ih, Om. Jangan main peluk-peluk di ruang terbuka gini, dong. Malu kalau dilihat orang?”

“Ini jam kerja, Sayang. Aku tidak bisa membawamu check-in ke hotel bintang tujuh lalu kita pelukan di sana.”

Ckrekk… ckrekk… ckrekkk….

Seketika itu juga wajah Jessie bersemburat merah. Dengan cepat ia menguasai kesadaran dirinya. Jangan sampai baper: karena digombali Om Wisman dan ini masih jam kerja – di ruang publik lagi. Pandangan Jessie bertatapan dengan Pak Sopir. Laki-laki yang bekerja sebagai sopir pribadi Om Wisman segera menyunggingkan senyum dan menggangguk sebagai bentuk sapaan. Jessie membalas sapaan itu dengan melakukan hal yang sama.

“Ngapain kamu?” tanya Om Wisman menyelidik. Pelukannya sudah dilepaskan.

“Kerja, Om,” jawab Jessie. “Om sendiri ngapain ke sini?”

“Memeriksa keadaanmu,” Om Wisman ganti menjawab pertanyaan. “Pesan-pesanku tidaak kamu balas.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status