Share

SADAP WHATSAPP SUAMIKU
SADAP WHATSAPP SUAMIKU
Author: Sriayu23

Istri Beraksi

POV Aryan

"Aryan, aku mau baju yang mahal, tas, terus perhiasan juga yah, bolehkan?" tanya Naura dengan bergelayut manja di tanganku.

Hatiku selalu bahagia jika bersama Naura--selingkuhanku. Dia lebih lebih muda tujuh tahun. Bersamanya selalu membuat gairahku bergejolak. Hidup bagai dipenuhi pelangi, warna-warni dan menyenangkan.

"Iya, Sayang. Apapun yang kamu mau, pasti aku beliin."

Senyuman terulas di wajah mulus Naura. Kebahagian kami sangat lengkap. Di luar aku bisa dengan bebas berkencan dengannya. Sedangkan, di dalam rumah, aku dilayani penuh kasih oleh Evania--istriku. Bagai di surga rasanya.

Inilah nikmatnya mempunyai istri penurut. Dia bukan lulusan sekolah tinggi seperti aku dan Naura. Jadi, mudah untuk membohonginya.

"Cantik nggak?" tanya Naura ketika memilih baju. 

"Cantik dong. Apapun yang kamu pakai, pasti cantik," godaku sambil mengedipkan mata dengan genit.

Dia sangat suka berbelanja. Mood-nya akan kembali pulih jika membeli banyak barang mewah. Maklum, dia mahasiswa, jadi harus berpenampilan bergengsi.

Lain halnya dengan Evania. Dia lusuh, Kumal dan bau apek. Sungguh, muak rasanya menghabiskan waktu dengannya. Ditambah lagi,  dia tidak bisa memberiku keturunan. Sudah dua tahun menikah, tapi dia tidak kunjung hamil. Padahal, kami tidak punya masalah dengan organ reproduksi.

"Sayang, masih lama? Aku sudah tidak sabar menghabiskan malam bersamamu." Aku mengelus lembut rambut panjangnya sambil berbisik penuh gairah.

"Ih, sabar, Sayang. Bentar lagi yah. Nanti aku kasih servis terbaik, hahaha."

"Nakalnya." Aku tertawa melihat tingkah lakunya .

Hampir satu jam kami berkeliling mencari pakaian. Troli sudah penuh dengan barang mahal yang Naura beli.

"Nih, bayar, yah."

"Siap, Tuan Putri." Aku langsung menunggu antrian di kasir.

"Berapa Mbak?" tanyaku ketika semua barang sudah dihitung.

"Totalnya 25 juta, Pak." Awalnya sedikit kaget dengan harga yang tertera. Evania tidak pernah menghabiskan uangku hanya demi berbelanja seperti ini. Namun, biarlah, Naura dan Evania Memang beda level. Jadi, kebutuhan mereka juga berbeda.

"Pake kartu kredit yah, Mbak." Aku menyerahkan kartu kredit kepada kasir.

"Maaf Pak, kartu kreditnya tidak bisa digunakan."

"Apa? tidak mungkin Mbak, coba lagi. Mesinnya error kali." 

"Sudah Pak, tetap tidak bisa." 

"Ih, Aryan, kenapa kartu kredit kamu nggak bisa dipakai?"

"Tenang Naura, masih ada ATM." Aku serahkan ATM kepada kasir.

"Silahkan, Pin-nya Pak." Langsung aku tekan beberapa digit angka yang sangat dihafal.

"Pin salah, Pak. Silahkan coba lagi."

Apa? Kenapa pin-nya salah. Aku sangat menghafalnya. Sudah hampir lima kali aku coba tapi nihil. Siapa yang mengganti nomer pin ATM-ku, apa mungkin Evania? tidak mungkin, dia tidak sepintar itu.

"Aduh, kenapa bisa salah gini Naura. Coba pake ATM kamu dulu, nanti aku ganti."

"Gimana sih, aku mana ada duit sebanyak itu. Kamu 'kan belum mengirim jatah bulanan." Bibir Naura manyun dengan sempurna.

"Belanjaannya bagaimana, Pak? Pembeli lain sudah antri," ucap kasir dengan intonasi kesal.

"Maaf, Mbak. Kayanya nggak jadi, deh."

"Ih, gimana sih, malu-maluin aja," ucap Naura sangat kesal.

"Baik Pak, silahkan mundur dari antrian."

"Kalo nggak punya uang nggak usah bergaya beli barang mewah."

"Ih, malu-maluin. Bikin antrian jadi lama aja." 

Cibiran terdengar nyaring di telinga. Rasanya malu sekali, ingin aku copot muka ini. Namun, tidak bisa. 

"Kamu gimana sih, Aryan. Kenapa ATM dan kartu kredit tidak bisa digunakan. Malu aku sama orang-orang tadi. Mau ditaruh dimana muka ini," umpat Naura sangat marah. Sepanjang jalan dia terus mengomel.

"Maaf, Naura. Aku tidak tahu siapa yang mengganti nomer pin ku. Padahal, hanya aku dan Evania yang tahu. Tidak mungkin istri bodoh itu mengganti pin ATM-ku."

"Iya juga sih. Bodoamatlah, intinya aku marah sama kamu. Besok kamu harus beliin aku barang mewah. Kita nggak jadi ke apartemenku. Males aku, sama kamu."

"Jangan gitu dong Naura cantik. Aku sangat merindukan kamu. Tolong jangan tolak aku malam ini. Jika aku pulang, Evania pasti curiga. Dia tahunya aku pergi rapat dengan Bos kontraktor lainnya di luar kota."

"Terserah, aku nggak peduli."

Sepanjang jalan menuju parkiran, Naura terus merajuk. Bahkan, dia sama sekali tidak mau aku sentuh.

"Buru, anter aku pulang!" tuturnya dengan ketus saat kami sampai diparkiran.

"Baiklah," jawabku dengan pasrah.

Kami masuk ke dalam mobil. Beberapa kali aku mencoba menyalakan mesin mobil, tapi tidak bisa.

"Kenapa?" tanya Naura yang ikut keluar saat aku mengecek mesin mobil bagian depan.

"Ada kabel yang putus. Aduh, mobilku mogok Naura. Sepertinya, kita harus memesan taksi onlien."

"Ya ampun, kenapa si*l sekali hari ini. Kalo tahu gini, aku malas jalan sama kamu. Mana lapar, mendung. Menyebalkan." Naura terus mengomel sambil menghentakkan kaki dengan kesal.

"Sabar yah, Sayang. Kamu pesan taksi onlien dulu yah," bujukku berusaha menenangkan hatinya.

Dengan emosi yang membuncah, Naura membuka ponselnya. 

"Mas, kamu kenapa ngirim pesan kaya gini?" tanya Naura sambil menyodorkan ponselnya.

[Kesian tidak bisa bayar barang mewahnya yah, Sepupu iparku yang cantik? lebih baik kamu jadi selingkuhan om-om duda, pasti duitnya lebih banyak. Dibandingkan merebut suami orang. Sepupu sendiri diembat juga.]

Mataku membulat dengan sempurna. Pesan itu terkirim dari nomerku. Namun, aku yakin 100% itu bukan aku.

Tanpa banyak kata, aku langsung mengecek W******p. Di bagian W******p web. Betapa terkejutnya ketika aku melihat bahwa W******pku sedang aktif diperangkat lain.

"Ada yang meyadap WhatsAppku, Naura."

"Apa? Jangan-jangan semua ini ulah Mbak Eva."

Belum selesai kami menduga-duga, tiba-tiba ponselku berdering. Sebuah notif pesan hadir.

[Mas, makasih uangnya. Sudah aku pakai untuk membuat pesta keluarga dirumah. Nggak banyak ko, cuman habis 50 juta aja. Yah, cuman satu bulan gajimu. Simpanan kita masih aman.]

Apa hanya 50 juta? Gila. Pesta untuk apa sampai habis segitu banyaknya. Ada apa dengan Evania, apa dia sudah tidak waras? Tidak mungkin dia tahu perihal perselingkuhan ini.    

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
kapok . pinter evina
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status