Share

14. Markas Utama

Alana mencoba mengingatnya kembali. Suaranya memang persis seperti suara atasannya, tapi nomor yang digunakan memang berbeda. Saat itu, ia tidak berpikir dengan jernih, dan segera mengambil tindakan karena telepon dadakan.

“Aku tahu aku salah, maafkan aku,” ucap Alana dengan sungguh-sungguh.

Alden terdiam, keningnya mengkerut memperhatikan gadis itu. Dia masih tidak habis pikir dengan Alana.

Ketika Alana menyampaikan rencananya, dia terlihat sangat tegas dengan keseriusannya. Namun, ketika dia terlalu ceroboh untuk hal-hal sepele seperti ini.

Alden mengembuskan napas kasar, dan menyandarkan tubuhnya di kursi. Ia tidak mau membahas masalah itu lagi, dan fokus pada tujuannya yang sekarang.

Dering ponsel Alana memecahkan keheningan yang ada di antara mereka. Gadis itu menjawab teleponnya, sementara Alden hanya diam mendengarkan.

“Baiklah, aku mengerti,” ucap Alana sebelum memutuskan sambungan teleponnya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status