Share

BAB 93

"Kau—" Abigail berlinang air mata. "Membiarkan Lucca membunuhnya?"

Dom memalingkan wajah, di tegaknya vodkanya sampai habis tak bersisa dan membuangnya dengan kuat hingga membentur dinding dan pecah di lantai. Dom nampak penuh penyesalan dan menderita.

"BAJINGAN LUCCA!!" teriaknya sarat putus asa.

Abigail tidak sanggup berkata-kata. Pantas saja saat mereka bergelantungan di pinggir tebing, Brianna sama sekali tidak melihat ke arah Lucca tapi ke arahnya... atau lebihnya ke arah Dom yang menarik tangannya. Memberikan senyuman terakhirnya untuk lelaki yang dicintainya sampai akhir dan jatuh ke lautan luas bersama dengan perjuangan mereka yang sia-sia. Tatapan dan senyuman itu untuk Dom.

Abigail benar-benar tidak berpikir sampai sejauh itu.

"Kau—" Tiba-tiba Dom mencengkram dagunya dengan kuat hingga Abigail harus menahan rasa sakitnya. Tatapan kebencian itu menyelimuti matanya "Kau harus membantuku mendapatkan kebebasan atau perjuangan kekasihku akan sia-sia. Aku tidak mau kematianny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status