Share

LUCU

Pertandingan baru saja selesai beberapa saat yang lalu dengan hasil yang cukup memuaskan. Meski hanya unggul dua gol, namun Bagus merasa lega karena timnya bisa melaju ke babak selanjutnya.

“Aku pulang dulu, ya!” Bagus berpamitan pada semua temannya yang masih mengobrol di parkiran.

Bagus segera menutup kaca helmnya dan bersiap menyalakan motor besar selalu menemani hari-harinya yang tak lain adalah motor bekas milik kakaknya. Meski beberapa kali Ayahnya menawari untuk membeli motor baru, namun ia selalu menolaknya karena tak mau terus membebani Ayah sambungnya. Ia bahkan sudah sangat bersyukur bisa berkuliah, sebuah hal yang mustahil baginya jika mamanya tak menikah lagi dengan Ayahnya saat ini.

“Bagus selamat, ya!”

Bagus menunda menyalakan motonya saat Andin tiba-tiba berdiri di hadapannya. Seperti biasa gadis itu berpenampilan cantik dan selalu mengumbar senyum manis di hadapannya.

“Terima kasih, tapi lain kali enggak usah teriak-teriak bisa, enggak? Malu-maluin tahu!” jawab Bagus
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status