Share

5.MENGHANCURKANKU

Harum menatap Rafri penuh penasaran.

"Memangnya kamu siapa?"

Rafri pun bernapas lega karena gadis ini tidak mengetahui identitasnya sebagai pewaris utama keluarga Aditya.

"Bukan. Aku bukan siapa-siapa kok. Aku menjadi penasaran dengan kisahmu sampai kamu nekat mau bunuh diri?"

"Oh soal itu, aku... Aku sebenarnya tidak tahu akan pergi ke mana. 1 tahun yang lalu aku mengalami kecelakaan tabrak lari yang membuatku amnesia dan tulang kakiku patah. Pada saat itu, dokter yang menanganiku membawaku ke rumahnya dan aku dirawat di sana sampai sembuh. Ketika aku sembuh dari amnesia, aku mencari orang tuaku. Tapi ternyata mereka sudah pindah rumah. Lalu aku kembali ke rumah dokter itu, ternyata istri dokter itu menuduhku menggoda suaminya. Sekarang aku tidak tahu lagi akan pergi ke mana."

Rafri pun mendengarkan Harum dengan serius. Ternyata masalahnya begitu rumit yang jika di hadapi Rafri belum mungkin Rafri juga akan sekuat Harum.

"Pada saat itu apakah kamu tidak membawa identitas? Kenapa sampai dokter membawamu ke rumahnya?"

"Kata dokter aku tidak membawa identitas apapun. Padahal aku membawa koper dan identitas lengkap di dompetku. Pada saat itu aku mengalami amnesia dan aku tidak tahu akan pergi ke mana."

"Kenapa kamu tidak lapor polisi saja?"

"Karena kejadiannya begitu cepat. Tapi sampai sekarang aku masih ingat wajah orang yang menabrakku. Aku kedinginan, ketakutan, aku meminta tolong pada mereka tapi mereka malah pergi. Polisi tidak bisa menangkap orang itu hanya berdasarkan ciri-ciri saja."

"Astaga, benar-benar tega ya."

"Entahlah..!"

Harum menundukkan kepala dan kedua tangannya menutupi wajahnya. Gadis itu menangis.

"Menangislah jika itu membuatmu tenang."

Akhirnya malam itu, tangis seorang gadis yang Rafri temui beberapa menit lalu pecah. Rafri pun memeluk gadis itu dari samping. Padahal saat ini Rafri juga membutuhkan sandaran seseorang untuk mengobati luka hatinya.

Rafri tidak menyangka akan menjadi malam panjang untuk kisahnya. Setelah dikhianati Ayu, dia pun bertemu seorang perempuan yang bernasib sama dengannya. Bedanya, gadis itu punya permasalahan keluarga dan Rafri mempunyai masalah hatinya.

***

"Nak, bagaimana skripsi kamu? Sudah selesai?"

Di meja makan saat sarapan bersama, Mama Rafri menanyakan skripsi Rafri yang tak kunjung selesai.

"Tinggal revisi saja ma."

"Cepat selesaikan dan bekerjalah di perusahaan menggantikan papamu."

"Iya ma."

Rafri hanya menjawab seadanya sambil mengoleskan selai ke rotinya.

"Ma, Rafri jadi direktur utama?"

Bayu menjadi tidak terima jika Rafri menjadi direktur utama di perusahaan. Dia tidak mendapatkan warisan tapi dia berharap akan mendapatkan jabatan direktur di perusahaan.

"Iya. Adikmu kan tidak mempunyai apa-apa, jadi biarkan dia belajar mengelola perusahaan."

"Ma, kenapa harus Rafri? Bayu kan juga bisa ma. Lagian dia juga belum lulus kuliah. Mau menunggu berapa lama?"

"Bay, jika perusahaan kamu pegang, semua akan menjadi berantakan. Kamu itu di kantor sukanya klayapan tidak jelas. Menggoda sekretaris. Mau jadi apa perusahaan? Bisa-bisa runtuh Bay?"

"Ma..? Kelayapan tidak jelas? Lihat anak kesayangan mama, tadi malam pulang jam berapa? Jangan selalu menyalahkan Bayu ma."

Bayu melihat Rafri penuh amarah.

"Warisan Rafri, sekarang? Perusahaan juga dia yang megang? Bayu mendapatkan apa ma dari keluarga ini?"

"STOOPP...! Rafri pusing mendengarnya. Pagi-pagi sudah ribut soal uang. Ma, jika kak Bayu menginginkan menjadi direktur, Rafri tidak masalah ma. Silahkan..!"

Rafri berteriak dan membanting garpu serta sendoknya yang membuat mama dan kakaknya terkejut.

"Hahahhaa.... Cari muka terus saja Raf di depan mama!"

"Kak, Rafri sedang tidak ingin berdebat ya sama kakak"

Tatapan Rafri begitu tajam pada kakaknya. Keadaan semalam tidak membuat pagi hari Rafri menjadi tenang malah membuatnya menjadi frustrasi.

"Sudah, sudah. Rafri, mama ingin kamu segera menyelesaikan skripsimu. Dan kamu Bayu, mama ingin kamu itu berubah nak. Jangan menjadi egois. Jangan menghambur-hamburkan uang sesukamu."

"Dasar cari muka."

Bayu juga membanting garpunya dan meninggalkan meja makan. Tidak lupa dia juga mengumpat pada adiknya.

Rafri menghela napas kenapa semua ini harus terjadi pada dirinya. Masalah demi masalah banyak yang tidak terselesaikan. Ingin melangkahkan kaki ke kampus rasanya seperti ditahan. Jika saja tidak ada bimbingan skripsi, Rafri hanya akan berada di dalam kamar seharian, memutar musik dengan suara sekencang mungkin agar sakit hatinya bisa hilang tentang Ayu.

***

"Pak.. Saya sudah berusaha memperbaiki revisi saya. Tapi kenapa Anda malah mencoret-coret tulisan yang sudah saya perbaiki?"

Tidak biasanya Rafri berani melawan dosen pembimbingnya seperti ini. Karena rasa sakit hati yang tidak bisa dia obati, semua orang menjadi sasaran kemarahan Rafri.

"Ini tanda bacanya mana? Kenapa kamu hilangkan? Dan ini? awal kalimat harus memakai huruf besar. Sudah saya kata-"

"Sudahlah. Tidak ada gunanya lagi bimbingan dengan anda."

Rafri pun langsung mengambil revisi skripsinya dari tangan dosen ketika dosen sedang menjelaskan kesalahan tulisan Rafri.

"Hei, anak kurang ajar!"

Dia pun pergi dan keluar dari ruangan dosen. Dia tidak menghiraukan teriakan dari dosennya.

Ketika Rafri berjalan sambil memendam rasa sakit di hatinya, semua orang yang dia lewati melihatnya dengan heran. Dia pun melihat ekspresi wajah orang-orang yang melihatnya. Mereka semua terlihat merendahkannya.

Rafri bersikap tidak ingin peduli dengan orang-orang yang melihatnya. Namun berbeda ketika Rafri bertemu dengan Dio teman kampusnya.

"Dio, ada apa sebenarnya? Kenapa semua orang melihatku seperti itu?"

"Ini lihatlah!"

Dio memberikan ponselnya yang menunjukkan video rekaman youtube saat Rafri bersama Ayu di malam lamaran. Judul dari video itu adalah "Ahli waris utama Aditya ditolak lamarannya dan mengemis cinta kepada seorang perempuan dikarenakan bangkrut". Judul itu membuat Rafri naik darah dan rasa sakit di dalam dadanya bertambah.

"Siapa yang menyebarkan video itu?"

Rafri berteriak pada Dio sehingga orang-orang di sekitarnya pun menoleh kepadanya.

"Siapa yang tahu bro."

Rafri pun ingin menelpon Ayu untuk menanyakan darimana video itu berasal. Tapi semua itu diurungkannya. Dia tidak mungkin menghubungi Ayu terlebih dahulu untuk menjaga harga dirinya yang sudah dibuat hancur oleh Ayu.

***

"Rafri, papa ingin bicara padamu. Pulang ke rumah sekarang."

"Iya pa."

Dari kejadian video tersebut, papa Rafri langsung menelponya agar dia segera pulang. Dia sudah yakin jika akan mendapatkan masalah dengan papanya mengenai video dirinya bersama Ayu yang tersebar di jagat maya.

Di dalam mobil, dia pun masih penasaran siapakah yang menyebarkan video amatir itu. Padahal Rafri sudah membooking tempat itu hanya khusus acara dirinya dan Ayu saja.

Bahkan Ucil yang menyiapkan acara itu tidak tahu jika ada seseorang yang diam-diam memvideo acara malam itu.

"Aku minta tolong ya Cil, cari siapa pemilik akun youtube itu dan siapa penyebarnya."

Rafri segera menelpon Ucil agar dia tahu siapa sebenarnya dalang dari semua ini.

"Beres bos. Yang penting cuannya ada."

"Tenang saja. Nanti aku transfer jika pekerjaan sudah beres."

Lagi dan lagi Rafri mendapatkan masalah dan ada orang yang tidak menyukainya. Siapakah seseorang yang tega menyebarkan video seorang pewaris utama keluarga Aditya?

-Bersambung-

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status