Share

Bag-20

SANGAT TERASA OLEH KAKEK SAMAD, rumah yang ditempati cucunya sudah tidak suram lagi. Suasana di ruangan tempat dia duduk pun menjadi nyaman sekali, tidak ada suara-suara dari atas asbes yang suka membuat bulu kuduk merinding. Lelaki itu merasa berhasil dengan apa yang telah dibuatnya. Bulat mata yang dia miliki menyapu ke setiap sudut-sudut ruangan tempat istirahat menyandarkan punggung di kursi. Dia melihat di tembok ada cikcak yang menunggu kedatangan nyamuk untuk dicaploknya. Lelaki itu tersenyum. Lelaki itu tak bisa lagi untuk berkata-kata, selain menikmati malam yang menurutnya beda sekali dengan kemarin-kemarin. 

"Kek, kenapa senyum terus?" Tiba-tiba saja, Ani mengangetkan kakeknya itu. 

"Duh." Kakek Samad memandang cucu terakhirnya. 

Ani tidak ingin tahu lebih lanjut dengan apa yang sedang dipikirkan oleh kakeknya itu. Dia pun mengayunkan kakinya menuju kamar untuk istirahat. Gerak tubuhnya pun terl

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status