Share

95. Ayah Yang Lain

“Apa kamu yakin Mas?”

Aku kembali bertanya untuk memastikan.

“Iya, tunggu apalagi?” tegas Mas Mirza tanpa keraguan.

Tangan Akbar yang masih dalam genggamanku langsung menyentak lugas.

“Ma, ayo Ma kita berangkat sekarang, nanti kita terlambat.”

Sekarang Akbar malah terlihat tidak sabar.

Setelah mendapatkan ijin dari suamiku, dengan gerakannya yang cepat dan cukup lincah di usianya yang bahkan sudah paruh baya itu, Herlambang lalu membuka pintu mobilnya memberi isyarat pada kami untuk segera masuk ke dalam mobil.

Aku masih memandang lurus pada Mas Mirza seakan ingin memastikan sekali lagi keputusan suamiku.

Tapi nyatanya Mas Mirza memberikan tatapannya yang lugas diikuti anggukan kepalanya yang juga tegas.

Aku segera mengikis keraguanku yang kemudian membuatku melangkah bersama anakku memasuki mobil dari pria yang selama ini sudah memberikan banyak bantuannya pada kami.

***

Selama dalam perjalanan menuju sekolah Herlambang terus mengajak anakku berbicara. Nyata terlihat kalau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status