Kalau saja ibunya menyetujui Hans menikah dengan Delia. Meskipun pernikahannya carut marut. Zaki juga tidak tahu seperti apa pernikahan mereka. Tapi Zaki yakin pernikahan Hans tidak jelas."Bu, aku tidak akan menikah dengan orang lain, aku ingin menikah dengan pilihanku sendiri.""Apa maksud kamu dengan pilihan kamu sendiri? Siapa yang ingin kamu nikahi? Sekali lagi ya Zaki. Ibu nggak setuju kalau kamu menikah dengan Rizka karena Ibu dengar dari Hans kamu menyukai Rizka. Apa jadinya rumah tangga mu. Bisa aja rumah tangga kamu berantakan. Rizka itu mandul. Dia nggak bisa punya anak!"Zaki menghela nafas panjang dari mana ibunya punya pemikiran seperti itu kalau Rizka sekarang sudah punya anak. Sudah memiliki Rahman. Tapi beliau memang tidak tahu, Rizka tidak menginginkannya. Ibunya juga sudah terhasut Hans."Bu aku tidak akan menikah dengan orang lain, aku memang mencintainya. Aku berharap Ibu memberi Restu. Aku mohon Bu. Ada hal-hal yang tidak Ibu ketahui dan suatu saat ibu ketahui ke
SETELAH KITA BERPISAH 33.**"Bang, kamu tidur di sini saja."Perkataan itu keluar dari bibir Rizka setelah mereka resmi menjadi suami istri. Setelah melangsungkan akad pernikahan serta resepsi kecil-kecilan yang hanya dihadiri oleh masyarakat setempat saja. Zaki dan Rizka memutuskan untuk tinggal di rumah kontrakan sementara.Sebagaimana diketahui Zaki memiliki usaha di kota ini dan usaha yang cukup berkembang tetapi belum memiliki rumah sendiri. Untuk sementara mereka sepakat mengontrak rumah. Begitu Pak Rizka memiliki usaha online seperti biasanya.Zaki menghela nafas panjang, dia tahu Rizka belum siap melayaninya sebagai suami. Tidak tahu kapan harus siap. Dia harus sabar, ini sudah keputusan Rizka di awal pernikahan."Rizka bolehkah Abang meminta sesuatu. Meskipun kamu belum siap untuk melayani Abang tetapi Abang berharap kamu terbiasa akan kehadiranku di sisimu. Jika memang Rizka belum siap lahir dan batin maka Rizka boleh berbaring di samping Abang. Kita tidur bersama dalam sat
Hati Rizka bergetar ketika Zaki mengatakan itu kepadanya. Apakah dia sudah mulai ada perasaan dengan suaminya? Setelah menikah beberapa waktu dengan Zaki. Rizka merasakan hal berbeda. Mungkinkah dia sudah membuka perasaannya untuk lelaki suaminya? Lelaki yang mau membantu pekerjaannya dan pengasuh Rahman dengan baik. Meskipun Rahman bukan anak kandungnya tapi dia tulus dan baik.Kini Zaki sedang mandi dan Rizka duduk bersama anaknya. Rizka menghela napas panjang. Dia sudah melakukan salat beberapa waktu dan tidak seharusnya menjadi istri yang durhaka kepada suami. Seharusnya Rizka memberikan hak ke Zaki sebagai suaminya. Bagaimanapun Zaki sudah bertanggung jawab lahir kepadanya. Rizka akan menjadi wanita berdosa kalau tidak memberi nafkah batin kepada suaminya. Menolak suaminya. Rizka merasa sangat berdosa.Alangkah banyak dosanya saat menikah sampai sekarang yang belum ditunaikannya. Dia yang memilih Zaki. Suaminya berhak atas dirinya. Rizka memohon ampun kepada Tuhan atas kelakuan y
SETELAH KITA BERPISAH 34.**Rizka tidak menyangka kalau dia akan bercinta lagi dengan lelaki. Dia bahkan sekarang sudah naked dan tubuh polosnya di tutupi selimut. Rizka sungguh tak menyangka kalau h@srat Zaki besar sekali padanya. Rizka kewalahan menyambutnya.Lelaki itu kini memeluknya dari belakang. Rasa malu menjalari Rizka. Dia tak sangka, benar-benar tak sangka."Kamu lagi mikirin apa, eh," kata Zaki berbisik padanya."Abang, kamu belum tidur?" tanya Rizka."Abang sudah gak tahan ngantuk. Tapi, Abang tau kalau Rizka lagi memikirkan sesuatu. Bolehkah Abang tahu apa yang di pikirkan, Sayang?" tanya Zaki lembut ke istrinya.Lelaki itu sesekali mencium rambut dan pundaknya. Zaki tak sangka, dia berpikir Rizka membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa menerima dirinya menjadi suami tetapi ternyata Rizka lebih cepat menerima dirinya. Zaki sungguh bahagia dan berbunga saat ini.Bisa menghabiskan malam dalam satu selimut dengan Rizka adalah impiannya dan dia benar-benar memiliki Rizka se
Rizka sungguh lega saat Zaki mengatakan itu kepadanya. Rizka pun berbaring di dekapan sang suami. Zaki memeluknya dengan erat."Tidurlah, Sayang. Sebentar lagi Rahman bangun. Nanti kita pergantian menjaga dia." Zaki berkata lembut sambil memejamkan matanya. Sebenarnya dia ingin melakukan hubungan lagi dengan Rizka tetapi kasihan istrinya yang akan mengurus anak balita. Zaki harus lebih menahannya. Mungkin besok atau lusa dia ada kesempatan lagi untuk menjamah sang istri, istrinya juga sudah menyerahkan dirinya sukarela ke Zaki.**"Abang, kita jadi kan ke supermarket? Aku mau belanja sama beli kebutuhan Rahman.""Jadi, Dek Sayang."Hubungan mereka semakin erat dan semakin harmonis terjalin. Zaki juga merubah panggilannya ke Rizka menjadi Adik untuk menghargai sang istri. Sikap Rizka juga sudah berubah kepadanya. Rizka lebih manja, tidak seperti dulu yang lebih menjaga sikap dan jarak.Zaki lebih merasa dihargai. Kali ini mereka akan pergi ke supermarket bersama untuk membeli kebutuha
[Bang, apa istrimu gak tahu tentang hubungan kita. Aku sebenarnya ada ketakutan sendiri. Bagaimana kalau hubungan kita ketahuan istrimu dan juga suamiku.][Sabar, Sayang. Semoga hubungan kita masih berjalan dengan baik. Kita harus terus menutupi ini dari mereka. Nggak tahu sampai kapan. Namun, aku berusaha agar kita terus sama-sama nyaman.][Kenapa susah banget buat kita untuk jujur sama pasangan kita masing-masing kalau sebenarnya kita saling mencintai. Sampai kita harus melakukan ini, Bang?][Sabar, Sayang. Belum waktunya. Suatu saat kita pasti akan jujur dengan pasangan kita kalau kita berdua saling mencintai. Pasti ada jalan untuk kita bisa bersama.][Kamu mulai dong, Bang. Kamu ceraikan dulu istrimu. Sekarang kamu lagi apa? Kamu pasti tidur sama istrimu? Kamu jujur gak sih berkata kalau cantikan aku daripada istrimu.][Sabar, Delia. Abang sedang cari waktu. Lagian sudah setahun berumah tangga dengan Rizka kami belum punya anak. Abang yakin kalau sama kamu kita bakal punya anak. K
PoV Rizka.Aku merasa udah nggak tahan lagi karena mobil yang terparkir itu bergoyang. Aku sudah tidak bisa menunggu lagi hatiku hancur dan sakit melihat secara terang-terangan pengkhianatan yang mereka lakukan. Setelah ini aku tidak akan menyesal apabila penjelasan Mila tadi seperti itu kalau aku harus siap jika Bang Hans di permalukan saat dicambuk."Buka, Bang. Kalau gak ku hancurkan kaca mobilmu!" sentakku marah.Aku saat itu turun saja karena aku tahu beberapa saat lagi tim yang menggerebek Bang Hans akan datang. Mereka akan di permalukan. Tetapi, Bang Hans sama sekali tidak mempedulikan apa yang aku katakan. Dia tetap tidak mendengarkan aku. Bahkan dia ingin melajukan mobilnya tetapi aku tidak hilang akal. Aku mengambil batu besar dan hendak memecahkan kaca mobilnya. biar saja mobilnya itu rusak. Ini tidak sebanding dengan pengkhianatan yang sudah dilakukannya.Entah sudah berapa kali dia bermain api di belakangku. Entah sudah berapa kali dia menghianati aku seperti itu. Sengaja
PoV RizkaWajah Bang Hans benar-benar pias karena petugas mengatakan menemukan bungkus kon--dom dan juga kon--dom bekas pakai. Nggak salah lagi merekalah yang tadi melakukan hubungan terlarang di mobil bergoyang itu. Saat itu hatiku bagaikan dihantam balok kayu. Walaupun aku tahu mereka itu sudah berbuat zina dalam mobil. Namun, tetap saja barang bukti membuat diriku terguncang karena aku tidak menyangka pengkhianatan yang bertubi-tubi seperti ini kurasakan dalam Rumah tanggaku."Bapak gak bisa mengelak lagi. Bapak harus segera kami bawa ke kantor untuk dimintai keterangan. Bapak dan Ibu mari ikut kami ke kantor. Kami akan meminta keterangan dari kalian berdua atas laporan ini karena ini bukan pelaporan main-main. Ini harus ditindak lanjuti."Petugas itu dengan sigap menyuruh Bang Hans masuk ke dalam mobil. Petugas juga yang akan membawa mereka ke kantor Polisi Syariat. Di sana mereka akan dimintai keterangan atas apa yang telah mereka lakukan. Mungkin saja mereka terkena Qanun dan ak