Share

Bab 18

Dengan kecepatan penuh aku bangkit dari rebahan, menuju kamar mandi, membersihkan diri kemudian melaksanakan shalat Magrib, pria itu tidak akan suka menunggu lama. Hampir satu bulan bekerja sedikit banyak aku tahu sifat-sifatnya.

Selesai shalat, gegas aku membuka koper, Ya Allah ... aku nggak bawa baju lagi, hanya ada baju kantoran, masa iya makan malam pakai baju kantoran? Gimana dong?

Saat tengah bingung akan mengenakan apa untuk makan malam dadakan ini layar ponselku berpendar, menampilkan sebuah pesan masuk. Aku membukanya, dari siapa lagi kalau bukan si pengacau.

[Saya hampir siap, jangan sampai harus nunggu kamu nanti,]

Tuh, kan! Dia pakai acara nekan segala, bikin emosi saja, gegas kuketik pesan balasan untuk pria itu.

[Saya nggak jadi pergi, Pak, Bapak makan sendiri saja atau ajak siapa pun, pokoknya jangan saya,] tulisku, lantas aku menekan opsi sending. Belum satu menit dia sudah membalasnya.

@Pak Abi

[Kenapa lagi?]

[Saya tidak punya pakaian yang pantas, Pak]

@Pak Abi

[Maks
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status