Share

Chapter 36

Zidan menyambut saudara jauhnya yang dia panggil paman Adrian itu, dengan senyum paling ramah dari yang pernah dia tujukan pada pamannya itu seumur hidupnya. Dia mempersilakan pamannya itu masuk, dan dengan riang meminta istrinya menyuguhinya segelas teh.

"Duduklah dengan tenang, Paman! Kuharap Paman bisa ikut berbahagia bersamaku," ujar Zidan dengan senyumnya yang jenaka. Sang paman mengernyitkan kening.

"Ekspresimu ini sangat berbeda dengan hari-hari yang lalu. Kemarin-kemarin wajahmu bagaikan kepingan langit malam, dan sekarang seolah semangat hidupmu telah kembali."

"Mengejutkan untukmu, Paman?"

"Seharusnya begitu! Jika saja aku tidak melihat rombongan keluarga Ananta di depan rumahmu ini, tadi," tukas sang paman yang curiga bahwa keceriaan Zidan terkait dengan kedatangan keluarga kaya itu.

"Paman mengenal mereka?" tanya Zidan terperangah.

"Kamu pikir aku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status