Share

Chapter 37

Mata Adrian berbinar-binar penuh antusiame saat menelepon si nyonya muda, Shania. Semangatnya begitu berapi-api untuk mengelabui Shania, demi mewujudkan skenario jahatnya membalaskan dendam terpendam pada Edward. Pria dengan sisa luka lama itu mengatakan bahwa dia secara terpaksa menghubungi sang nyonya, karena didorong semangat kemanusiaan serta keprihatinan melihat kondisi keponakan jauhnya yang tiga hari sebelumnya tertabrak oleh Tuan Edward. Dalam hatinya, pria itu mensyukuri perjumpaan mereka yang hanya sekilas di depan rumah Zidan, sehingga tak sulit bagi Shania untuk mendapatkan gambaran mengenai dirinya, begitu Adrian menyebutkan identitasnya. 

Pria itu memoles cerita karangannya dengan mengatakan bahwa dia mendapatkan nomor ponsel Shania dari sang keponakan—narasi yang sudah barang tentu dusta, karena meski Zidan memang memegang nomor Shania, peninggalan dari sang Nyonya, namun nuraninya yang jernih telah membisikinya untuk tidak membagikan n

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status