Share

Part 74–Malam yang Sempurna

Aku berdehem pelan dan hendak membuang muka, tapi dia lebih dulu menahannya dengan menangkup satu pipi ini. Aku dibuat mematung dengan napas tertahan, karena ditatap intens dalam jarak yang sangat dekat.

"Kita salat dulu," ujarnya lembut dan tersenyum, lalu melepaskan tangannya dari pipi ini.

Kuhela napas lega seraya mengusap dada saat dia beranjak turun dan menjauh dari ranjang.

"Ayo!" ajaknya dari ambang pintu.

Aku mengangguk, lalu bergegas mengikutinya ke kamar mandi.

Lama Mas Widi menengadahkan tangan s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status