Share

Part 73–Grogi

Pukul sekitar sembilan malam, acara resepsi selesai digelar. Aku langsung diboyong ke rumah Mas Widi. Semua barang-barang milikku dan Alan memang sudah dipindahkan dari dua hari yang lalu. Sementara, orangtuanya akan menginap di rumah Bapak dengan menggunakan kamarku.

"Ayo masuk!" ajaknya setelah membukakan pintu.

Kuhela napas panjang seiring mengucap basmalah dalam hati, lalu mulai mengayunkan kaki ke dalam rumah dengan dua kamar tidur ini. Rumah sementara yang digunakannya selama bertugas di desa ini. Rumah milik pribadinya bukanlah di sini, melainkan di kota yang sama dengan Mas Aldi.

"Kamar mandinya udah kupasang heater, Nur. Biar kamu enggak dingin kalau mandi malam."

Aku sontak menoleh, dan segera membuang muka lagi saat merasakan wajah ini memanas seiring jantung yang kembali berdegup kencang.

"Ehm, anu ... maksudnya ... biar enggak usah rebus air dulu kalau Alan mau mandi." Mas Widi meralat perkataannya. "Ayo sini masuk. Tidurin Alannya dulu. Kasihan." Dia membuka pintu kamar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status