Share

Lamaran

“Nia, adalah calon istri saya!” Bang Satria kembali mengulang kalimat yang sama, ada penegasan ketika ia mengucapkannya kembali. 

Apa? Aku? Calon istrinya? Ya Allah, apakah ini mimpi indahku, tetapi mengapa ada pak Gunawan, di mimpiku ini. Ck. 

“A … Apa maksud, Bapak?” Pak Gunawan kini beralih menatap bang Satria.

“Apa saya harus mengulang tiga kali, Pak Gunawan?” Bang Satria telah berjalan, mendekat. 

Aku masih terpaku, tidak mampu mengucapkan sepatah katapun. Ucapan bang Satria mampu melumpuhkan otakku untuk berhenti berpikir. 

“Apa Bapak tidak salah? Bagaimana mungkin seorang pejabat, mau menikahi seorang anak dari keturunan miskin?” Pak Gunawan terkekeh, ia kini melihatku dan bapak bergantian. Tatapan seolah kami adalah makhluk rendahan. 

Hening. 

&ld

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status