Setelah mereka menghabiskan waktu bersama di taman, Hanna merasa lebih dekat dengan Satya. Mereka tertawa, bercanda, dan berbagi cerita seperti dulu kala. Namun, ketika jam menunjukkan hampir tengah malam, Hanna mengajak Satya untuk kembali ke dalam rumah."Ayo, Satya. Sudah larut malam, lebih baik
Gelombang malam memperlihatkan warna kelamnya yang menghiasi langit saat Satya duduk di teras balkon rumah mewah Hanna yang terbuka. Cahaya berkilauan dari lampu balkon yang hangat menyinari wajahnya yang tenang, menciptakan aura magis di sekelilingnya. Di pangkuannya terletak gitar kesayangannya, a
Malam semakin beranjak pergi. Satya mengajak Hanna masuk.Begitu sampai di kamar, Satya segera melumat bibir Hanna dengan rakus. Saat ini, dia sedang terbakar api cemburu karena membayangkan jika kekasih hatinya itu dipaksa menikah lagi oleh ayahnya nanti.Hanna pun dengan cepat menyelaraskan permai
Pagi merangkak siang, sunyi merayapi ruangan kamar mereka dengan pelan. Cahaya surya yang masih malu-malu merayap masuk melalui jendela, menciptakan permainan bayangan di seluruh ruangan. Satya, tanpa mengganggu keheningan pagi itu, membuka matanya dengan perlahan. Dalam keheningan itu, Hanna masih
Hari berganti malam, menjelang waktu senja yang indah di kota Jakarta. Satya dan Hanna duduk bersama di teras rumah mereka, menikmati gemerlap cahaya senja yang membelai langit."Diketahui orang lain tentang hubungan kita, membuatku merasa sedikit gugup, Satya," ujar Hanna sambil tersenyum lembut.S
Hanna mulai melepaskan ikat pinggang Satya. Sementara itu tangan nakal Staya tak berhenti menyentuh tubuh wanita tersebut."Sudah ketat," ucap Hanna sambil mendongakkan wajahnya.Pose eksotis yang membuat Satya tak bisa mengabaikannya. Pria itu langsung meraup wajah yang tengah memandangnya itu,lalu
Hujan sangat lebat membasahi jalan raya yang terang benderang oleh lampu-lampu kendaraan. Di depan sebuah rumah besar nan megah, Hanna dan Satya berdiri di teras yang diliputi oleh kegelapan malam.Hanna memandang Satya dengan kekhawatiran yang tersemat di matanya. "Kamu yakin ingin pergi sekarang,
Malam semakin larut, udara di sekitar Garut terasa sejuk dan angin bertiup lembut. Satya, diapit oleh Shadow, seorang pria bertubuh tegap dengan tatapan tajam yang selalu setia mengawalnya, bersiap-siap untuk perjalanan menuju rumah neneknya. Sejumlah pengawal keluarga Soedibyo menyusul di belakang