Setiap pagi, cahaya matahari menyapa Satya dengan hangat di kamar tidurnya. Tawa kecil dari kedua bayi kembar yang terletak di tempat tidur mereka menggelitik hatinya. Dia memandang mereka dengan penuh kekaguman, seakan-akan melihat keajaiban yang tiada tara. "Hanna, lihatlah betapa indahnya pagi i
"Tidurlah lagi, Hanna. Kau butuh istirahat yang cukup," kata Satya sambil menepuk lembut punggung Hanna. Hanna menggeleng lembut. "Tidak, aku ingin membantumu. Aku juga ingin menikmati momen bersama mereka." Satya tersenyum lembut, merasa begitu bersyukur memiliki seorang istri yang begitu peduli
Satya merangkul Hanna dengan lembut, menyadari betapa lelahnya istrinya. Mereka berdua terbaring dalam keheningan, saat Satya mendekatkan bibirnya ke telinga Hanna. "Kamu hebat, Sayang. Terima kasih atas segala yang telah kamu lakukan hari ini. Aku sangat bersyukur memiliki kamu sebagai pasangan hi
Matahari pagi menyinari parkiran perusahaan dengan hangatnya. Satya turun dari mobilnya dengan pakaian formal yang rapi, siap memulai hari kerja yang baru. Langkahnya mantap menuju pintu masuk perusahaan, ketika tiba-tiba terdengar suara ceria yang memecah keheningan pagi."Hai, Papa!" teriak Hazel,
"Satya! Jangan meleng! Sat!"Suara rekan-rekannya yang mengingatkan terus terdengar, namun Satya yang saat ini tengah mengendalikan forklift tak sedikitpun mendengarnya karena sibuk membaca pesan di ponselnya. "Tidak mungkin! Zee tidak akan melakukannya!" Satya mematikan layar ponselnya dengan sang
[ Satya Wijaya, datanglah tepat waktu! Kompensasi penuh akan aku berikan nantinya.] "Siapa kamu berani memerintahku?" [Kau akan mengetahuinya saat kita bertemu!] "Hilangkan tanda seru itu!" [Kau sendiri mengirimkan tanda serunya kepadaku.] "Aku sangat sibuk!" [Sibuk? Bukankah kau sedang patah
"Kau sedang tidak punya pilihan! Cepat tanda tangani atau kita semua akan kehabisan waktu. Aku tahu kau merasakan malu karena kekasihmu itu menikah dengan Bosmu sendiri bukan?" ucap wanita bernama Hanna itu dengan sangat percaya diri. Satya berdehem kecil sambil menggaruk-garuk kepalanya. Meski ben
Mobil terus merayap di kemacetan kota Jakarta yang semakin padat pada jam pulang seperti saat ini. entah mimpi apa yang terjadi kepada Satya semalam, hingga dia merasa jika hari ini terasa aneh dan sangat menyebalkan. Semua hal berjalan diluar kehendaknya. Tidak ada percakapan di sepanjang jalan. B