"Sus, tolong bujuk suami pasien, jenazah bayi sudah siap dan sekarang giliran ibunya," kata dokter yang menangani Leona.
Perawat itu pun mengangguk. Dia lalu masuk ke dalam ruang ICU. "Permisi Tuan, saya mau membawa jenazah Nyonya untuk dibersihkan," ujarnya."Tidak, jangan sentuh istriku, dia masih hidup, dia belum mati, berani kamu mencabut alatnya, aku bunuh kamu," teriak Rehan."Tapi Tuan," sanggah perawat itu."Pergi, sebentar lagi istriku akan bernafas, dia tidak akan meninggalkanku, dia sangat mencintaiku sus, jadi, jangan cabut alat itu," ujar Rehan sambil menatap nyalang sang perawat.Perawat itu pun ketakutan, dia langsung berlari keluar. "Maaf Dok, Anda bujuk saja sendiri, saya tidak berani," ujarnya kemudian berlalu pergi."Aduh, bagaimana ini, lima menit lagi jantung Leona berdetak kembali, aku harus bagaimana?" gumam dokter itu.Lelaki berkacamata itu pun nekat memasuki ruang ICU, jika dia tidak bisa membujuk Rehan, dia akan melakukan cara l"Bagaimana ini Dok?" tanya perawat itu."Usahakan ditutup sus, aku tidak akan bisa menukarnya kalau terus dibuka seperti itu," kata dokter bermata sipit itu."Bagaimana saya membujuknya Dok? Laki laki itu keras kepala sekali," keluh perawat itu."Aku tidak mau tahu bagaimana caramu, yang penting wajah Leona harus ditutup," titah dokter itu.Perawat itu kembali masuk ke dalam ruang jenazah. "Maaf Tuan, sesuai prosedur rumah sakit, jenazah sudah harus tertutup dan masuk dalam peti, tidak ada perkecualian," kata perawat itu."Baiklah, tunggu 15 menit lagi," ujar Rehan.Rehan duduk di samping sang istri. Lelaki tampan itu memeluk dan mencium Leona.Rehan pun mencium bibir sang istri, lelaki tampan yang memang sangat merindukan istrinya melakukannya dengan brutal. Leona berusaha sekuat tenaga untuk tidak bereaksi. Tubuhnya sudah panas dingin karena ciuman Rehan. Sentuhan Rehan bak api yang membakar tubuhnya.Hingga akhirnya, dia kalah oleh cinta dan juga g
"Tuan, pemakamannya tidak dilanjutkan?" tanya anak buah Rehan."Kamu selesaikan sendiri! Aku masih ada urusan yang harus aku selesaikan," kata Rehan kemudian berlalu pergi.Sesampainya di rumah, Rehan langsung menelepon teman yang sempat menjadi dokter Leona kemarin."Bro, tolong kau selidiki, siapa dokter yang menangani istriku terakhir kali?" kata Rehan."Memangnya kenapa dengan dokter itu? Ohh iya aku turut berduka atas kepergian istrimu," kata Daichi."Dokter itu telah membawa kabur istri dan juga anakku. Mereka belum meninggal, tapi dokter itu membuat seolah mereka meninggal dunia," geram Rehan.Rehan meraba bibirnya, terbayang saat terakhir kali dia mencium Leona."Istriku masih hidup Daichi, cari mereka sampai ketemu. Aku akan pindah ke Jepang supaya aku bisa ikut mencarinya," kata Rehan."Baiklah, aku akan membantumu mencarinya, tapi, kita harus bermain halus. Karena yang membantu istri dan anakmu ini bukanlah orang sembarangan. Jadi bersabarl
'Ayolah Re, hanya sekali saja, kumohon, aku sangat merindukanmu," pinta Keysa.Keysa terus saja menggoda Rehan dengan menyentuh titik sensitif lelaki itu. Hingga akhirnya lelaki itu pun kalah. Rehan membalas ciuman Keysa tak kalah brutal hingga sesaat kemudian terlintas di pelupuk matanya ciuman panasnya dengan Leona beberapa saat lalu sebelum Leona menghilang.Rehan akhirnya melepaskan ciumannya. "Maaf, aku tak bisa," ujar Rehan kemudian pergi meninggalkan Keysa."Rehan, tunggu, Rehaaan," teriak Keysa. Lelaki tampan itu tidak memperdulikan teriakan Keysa, gara gara wanita itu, dia kini harus berpisah dengan anak dan istrinya. Rehan akhirnya memutuskan untuk tidur di hotel sambil menunggu penerbangannya ke Jepang esok hari.Rehan sudah berada di pesawat pagi ini, dan beberapa jam lagi, dia kan sampai di Jepang. Anak buahnya sudah menemukan perawat yang bertugas membersihkan Leona waktu itu. Dan Rehan akan membuat dia bicara tentang keberadaan istrinya."Dima
"Apa Kiko tertangkap oleh Rehan?" ujar dokter Ryu tak percaya."Betul Tuan, dan kami tidak tahu bagaimana nasib wanita itu. Karena sampai sekarang, dia tidak ada kabar beritanya, kami juga tidak menemukan mayatnya," lapor anak buah dokter Ryu."Baiklah, terima kasih informasinya," ujar dokter Ryu kemudian menutup panggilannya."Kenapa dia bisa tertangkap, bukankah dia sudah aku suruh menghilang, kasihan sekali nasibnya, pasti dia tidak selamat," gumam Ryu.Ryu sudah membawa Leona dan juga Rayyan ke sebuah desa terpencil dekat dengan klinik Takeshi. Ryu adalah sahabat sekaligus saudara sepupu Takeshi. Lelaki itu langsung jatuh cinta begitu melihat Leona pertama kali. Maka dari itu, waktu Takeshi meminta tolong padanya, dia langsung menyanggupinya. Dia berniat menikahi Leona dan mengganti namanya supaya tidak terendus oleh Rehan."Maafkan aku Leona, tapi, kita harus menikah, supaya Rayyan dan kamu tidak terendus oleh Rehan," ujar Ryu saat dia dan Leona makan m
Ayumi tersenyum tipis saat melihat Rehan datang ke pestanya, dia sudah membayangkan malam panas bersama Rehan."Terima kasih sudah datang Dokter Rehan," kata Ayumi.Rehan hanya mengangguk. Dia lalu memberikan sebuah paper bag pada Ayumi."Selamat ulang tahun," ucapnya seraya mencium pipi Ayumi."Terima kasih Dokter, silahkan duduk disini, 6aku sudah menyiapkan makanan khusus untuk Dokter Rehan," kata Ayumi.Rehan pun tersenyum manis. Dia duduk di kursi yang sudah disediakan oleh Ayumi. Rehan menatap semua makanan yang ada disana.Begitu acara pemotongan kue selesai, Ayumi duduk di samping Rehan. "Silahkan dinikmati Dokter," kata Ayumi.Rehan pun mengangguk. Dia memakan dengan lahap semua makanan yang ada di meja itu. Ayumi tersenyum licik melihatnya. Hampir satu jam menunggu, Ayumi tidak melihat adanya perubahan pada diri Rehan, yang ada malah dirinya yang merasa seluruh tubuhnya panas seolah terbakar, dia begitu ingin disentuh oleh Rehan."Dokter, bi
"Sudah kau dapatkan alamatnya?" tanya Rehan pada anak buahnya yang dia suruh mengintai di klinik Takeshi."Dokter Ryu tidak pernah kesana, mungkin … dia menyuruh orang untuk mengambil flashdisk itu sehingga kita tidak mengetahuinya," kata anak buah Rehan. "Ada satu informasi yang harus Tuan tahu. Minggu yang lalu, Dokter Ryu menikahi seorang wanita Indonesia, tapi bukan Leona namanya, kita bisa mencari tahu dari sana Tuan," sambungnya."Coba kamu selidiki lebih jauh," ujar Rehan."Baik Tuan," sahut anak buahnya."Kenapa kamu licin sekali?" gumam Rehan.Di Rumah Ryu."Lily, bagaimana Rayyan?" tanya Ryu pada sang istri karena semalam balita itu demam tinggi."Alhamdulillah, panasnya sudah turun, mungkin … efek imunisasi kemarin Dok," jawab Lily."Ly, bisakah kau mengganti panggilanmu, meski kita belum bisa menikah secara agama, paling tidak aku sudah menikahimu secara hukum," protes Ryu."Lalu, aku harus panggil apa?" tanya Lily."Terserah, kamu
"Kurang ajar, berani sekali kamu menikahi istriku saat aku belum menceraikannya," geram Rehan.Anak buah Rehan berhasil mendapatkan surat nikah Ryu dan juga wanita yang bernama Lily, tapi wajahnya sangat mirip dengan Leona sang istri. Dan itu membuat Rehan curiga kalau Ryu telah mengganti identitas istrinya."Tuan, dokter Ryu terlihat di jalan XY," lapor anak buah Rehan."Kepung tempat itu, kamu bawa dia dalam keadaan hidup," titah Rehan."Baik Tuan," sahut anak buah Rehan.Sementara itu, di rumah Ken, sahabat Ryu, lelaki itu tengah serius di depan laptopnya. Apa yang diinginkan oleh Ryu sudah berhasil dia dapatkan. Namun, belum sempat dia meng-copy rekaman itu, rumahnya sudah dikepung oleh beberapa orang."Kau membawa teman?" tanya Ken."Bukan teman, hanya sedikit penggemar," kata Ryu."Cepat kau copy, supaya kita bisa segera pergi," titah Ryu."Terlalu lama kalau harus meng-copy dulu, kita bawa saja laptop ini," kata Ken.Mereka segera melar
Melihat semua senjata mengarah kepadanya membuat Ryu harus waspada. Dia lalu mengayunkan kakinya ke arah kepala lelaki yang menodongkan senjata di kepalanya.BughSemua anak buah Rehan mulai menembak tubuh Ryu, tapi lelaki tampan itu dengan sigap menarik tubuh lelaki yang dia tendang tadi sebagai pelindungnya.Dor Dor DorTembakan itu tidak hanya mengenai jantungnya, tapi juga tubuh dan tangannya. Tembakan bertubi tubi membuat lengan Ryu terkena peluru tadi. Dor Dor Dor"Akkhhh."Ketiga lelaki yang mengepung Ryu akhirnya tumbang."Maaf Bos, kita terlambat," kata anak buah Ryu."Tidak apa, sekarang, kita harus cepat menyelamatkan Ken, kasihan dia," titah Ryu."Tenang Bos, sudah ada anggota lainnya yang kesana. Lebih baik, sekarang kita pergi," ajak anak buahnya."Baiklah, terima kasih sudah datang," kata Ryu."Sama sama Bos," jawabnya.Mereka akhirnya pergi meninggalkan tempat itu. Ryu segera menuju ke tempat pengacaranya, biarlah