Share

Penculikan Ayra

"Rai, kamu tidak apa-apa?" tanya Revan saat lelaki itu mendapati sang adik tengah menangis di toilet.

"Kak, Rehan Kak. Dia …." Wanita itu tak sanggup meneruskan ceritanya.

"Kenapa? Apa dia menyakitimu?" tanya Revan sambil memeluk sang adik.

Wanita itu mengangguk. Revan mengusap punggung Raina yang terus bergetar. Seingat Revan, Raina, adalah wanita yang kuat. Wanita itu bahkan tidak pernah menangis. Entah apa yang telah dilakukan Rehan pada adiknya hingga membuat wanita itu begitu rapuh sekarang ini.

"Sudah, jangan menangis lagi. Apapun keadaanmu, Kakak akan terima. Apa dia sempat menyentuhmu?" tanya Revan.

"Tidak Kak, dia hanya menciumku saja tadi," jawab Raina.

"Tapi Kak …." Raina tidak meneruskan ucapannya hanya deraian air mata saja yang terus mengalir di pipinya.

"Sudah, tidak perlu merasa bersedih. Apa kamu ingin aku menghukumnya?" tanya Revan.

"Tidak perlu Kak, aku tidak ingin menambah masalah," kata Raina.

"Baiklah, ayo kita pulang. Kita jemput Ayra dulu," kata Revan.

"Kakak ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status