"Rayyan, apakah balita ini putraku?" batin Rehan.
Rei langsung saja memgambil Rayyan dari pangkuan lelaki tadi. Dia segera membawa pergi anak majikannya pergi dari sana."Hei tunggu, dia putraku, jangan kamu bawa dia," teriak Rehan.Ya, lelaki tadi adalah Rehan, dia mendapat undangan dari temannya untuk makan bersama di restoran dekat situ, kebetulan dia melihat masjid dan sholat disana terlebih dahulu.Rehan langsung mengejar lelaki yang membawa sang putra tadi. Untungnya lelaki itu masih terlihat, jadi dia masih bisa mengejarnya."Pencuri, pencuri, tolong, lelaki itu telah menculik putraku," teriak Rehan supaya mendapat bantuan dari orang orang disana.Benar saja, beberapa orang ikut mengejar Rei."Mati aku, bagaimana ini?" gumam Rei.Lelaki itu pun menelepon sang atasan. "Bos, saya dikejar oleh seorang lelaki yang mengaku Ayah dari Tuan Kecil, sekarang kami dalam bahaya, karena dia berteriak aku menculik putranya," ujarnya."Posisi kamu dimana"Bawa dia," titah beberapa orang yang baru saja datang.Para warga yang mengira dia adalah aparat kepolisian hanya terdiam saat lelaki itu membawanya."Mati aku," batin Rei.Sementara itu di Restoran India, Leona langsung dibawa oleh Jack menggunakan mobilnya. Wanita itu panik, karena Jack hanya datang seorang diri."Dimana Rei? Dimana Rayyan?" teriak Leona."Nanti Anda akan melihatnya," kata Jack dengan tenang."Kita akan kemana? Kenapa kamu tidak menyelamatkan Rei duluan?" Leona kembali bertanya."Nyonya tenang, di persimpangan nanti, kita akan melihatnya," ujar Jack.Leona hanya diam, dia berdoa semoga Rei dan Rayyan bisa selamat. Rasa cemas seketika hilang ketika dia mendapati putranya tengah digendong oleh seorang lelaki yang dia tidak kenal."Mami!" seru balita itu.Leona mencium dan memeluk putra kesayangannya. Saat tak melihat Rei, Leona akhirnya bertanya, "mana Rei?""Maaf Nyonya, Rei, tertangkap oleh anak buah Rehan," lirih Jack.
Sesaat sebelum kecelakaan."Nyonya, sepertinya mobil kita akan terbalik," kata Jack saat berusaha mengendalikan laju mobilnya yang mulai oleng."Lalu, apa yang harus aku lakukan Jack?" tanya Leona yang mulai panik."Saya akan melindungi tubuh Nyonya dan Rayyan saat mobil ini terbalik, begitu mobil telah berhenti, segera keluar dan cari tempat persembunyian. Tidak lama lagi, Tuan akan sampai, tunggu sampai Tuan datang jangan keluar meski nanti mobil ini akan meledak, sebentar lagi kita akan sampai di jembatan, kemungkinan, mobil ini akan terjun ke sungai,9" kata Jack."Bagaimana denganmu Jack?" tanya Leona."Saya akan baik baik saja Nyonya," jawab Jack."Hati hati Jack," ujar Leona kemudian menyembunyikan sang putra di belakang tubuhnya."Bersiaplah Nyonya," teriak Jack yang langsung merangkul tubuh Leona.Benar saja, tak lama setelah itu, mobil pun terbalik. Bruak bruak bruak. Mobil itu menabrak jembatan dan jatuh ke sungai."Se-ge-ra ke-lu-ar," h
"Dibaca dulu Papi," lirih Leona dengan wajah sendu membuat Ryu semakin khawatir.Begitu dia melihat isi amplop itu, matanya berbinar, lelaki tampan itu pun mencium dan memeluk sang istri. "Terima kasih Mami," ujarnya.Melihat sang istri hanya diam"Kenapa Mami sedih begitu?" tanya Ryu."Mami sedih, karena kita tidak bisa pindah sekarang, padahal Mami sudah kangen dengan Mama dan Papa," ujar Leona."Tenang, nanti kalau Mami sudah diperbolehkan naik pesawat, kita pasti pulang, Papi janji" kata Ryu."Terima kasih Pi," ujar Leona.Ryu akhirnya membawa sang istri ke Hanakaida, yaitu ryokan kecil yang tidak jauh dari jembatan Togetsu, tempat Leona bersembunyi tadi. Ryu memilih kamar yang dilengkapi dengan pemandian udara terbuka."Mami suka tempatnya?" tanya Ryu."Suka Papi, tapi kalau Mami mandi terus ada yang ngintip gimana, kamar mandinya bolong begini," omel Leona."Bolong?" tanya Ryu bingung.Leona tidak menjawab hanya menunjuk pada atap ya
Melihat Ayumi yang tak sadarkan diri, membuat nafas Rehan terasa berat. Dia segera menekan tombol sembarang di gawainya. Belum sempat tersambung, tubuh Rehan langsung kejang kejang dan tak sadarkan diri."Halo, halo … Rehan, kamu baik baik saja kah?" tanya seorang disana.Karena tak kunjung mendapat jawaban, lelaki itu menjadi khawatir dengan keadaan sahabatnya. Rehan jarang sekali menelepon, jika tidak penting sekali. Lelaki yang ditelepon Rehan tadi adalah Daichi, dia bergegas menuju ke apartemen Rehan. Dia yang sudah hapal dengan kode passwordnya langsung saja masuk ke dalam."Rehan … Rehaan," panggilnya.Karena tidak ada jawaban, lelaki itu pun mencoba membuka kamar sang sahabat. Matanya membola ketika melihat kedua orang tanpa busana sedang terkapar di ranjang."Ya Tuhan, Rehaan," teriaknya.Daichi segera memeriksa denyut nadi Rehan. "Lemah," gumamnya.Dia lalu menutup tubuh wanita yang sedang tidur tertelungkup kemudian membalik tubuhnya dan me
Ryu sudah kembali ke Kobe, mereka sudah tiba di rumah yang hampir sebulan tak ditinggali. Rayyan sangat senang melihat hewan peliharaannya masih ada disana."Mami, cici Iyan macih idup," katanya."Iya sayang, Papi menyuruh orang untuk terus merawatnya," kata Ryu."Makasih Papi," ujar Rayyan."Sama sama sayang," balasnya sambil mengacak rambut sang putra."Iyan mau main sama cici boleh Pi?" tanya Rayyan."Boleh sayang, tapi kelincinya jangan diajak mandi seperti waktu itu ya, nanti dia mati," ujar Ryu."Baik Pi," sahut Rayyan.Ryu pun masuk ke dalam menemani sang istri. Dia duduk di samping sang istri sambil menempelkan kepalanya di bahu sang istri."Sayang, kita kan belum pernah memeriksanya, kita ke dokter ya," ajak Ryu seraya memegang perut sang istri."Boleh Papi, coba Papi tanya? Dokternya praktek hari apa?" ujar Leona.Ryu akhirnya menelepon perawatnya, ternyata, hari ini ada jadwal praktek dokter kandungan."Kamu daftarkan sekali
"Auww, Papi, perut Mami sakit Pi," desis Leona.Ryu yang masih tertidur karena lelah setelah mengempur sang istri langsung terbangun mendengar desisan sang istri."Kamu kenapa sayang?" tanyanya dengan wajah panik."Tidak tahu Pi, tiba tiba perut aku sakit," lirihnya.Ryu pun mengambil handuk kecil kemudian dia celupkan dengan air hangat. Lalu dia tempelkan pada perut sang istri."Bagaimana rasanya? Apakah masih sakit?" tanyanya.Leona hanya mengangguk sambil menahan perutnya yang terasa kencang."Kita ke dokter ya?" ajak Ryu.Leona menggelengkan kepalanya. Dia lalu memgambil tangan suaminya lalu menempelkannya di perut. Ajaibnya, begitu tangan itu mengusap usap perutnya, rasa sakit itu sedikit demi sedikit mulai berkurang."Tadi kencang, sekarang tidak," kata Ryu.Leona mengangguk."Apa sekarang, dia baik baik saja?" tanya Ryu "Tidak apa Papi, hanya sedikit kram tadi," jawab Leona."Apa Papi terlalu kasar? Sehingga membuat dia kes
"Bagaimana? Sudah kau siapkan semuanya?" tanya lelaki disana."Sudah Tuan, siang nanti, mereka akan pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungan istrinya," jawab anak buah lelaki itu."Bagus, buat seolah itu kecelakaan alami, pastikan wanita hamil dan juga balita itu selamat. Lalu culik mereka," titah lelaki yang memakai kacamata hitam itu."Baik Tuan," sahut anak buah lelaki itu.Kediaman Ryu."Sayang, bukankah hari ini kamu waktunya kontrol?" tanya Ryu pada istrinya."Iya Papi, tapi kenapa? Rasanya Mami malas sekali keluar, Mami ingin tidur saja dipeluk sama Papi," rengek Leona."Bagaimana kalau Mami ikut Papi ke Shibuya? Kita bisa jalan jalan sekaligus memeriksakan kandungan Mami," usul Ryu."Memangnya, Papi ada acara apa di Shibuya?" tanya Leona."Papi ada seminar di sebuah kampus disana. Acaranya malam kok, kita bisa berangkat siang sambil jalan jalan dulu," jawab Ryu sambil mengusap usap perut sang istri yang sudah seperti balon itu.
"Apa Pak? Remnya blong?" ulang Ryu.Sopir itu pun mengangguk. Ryu memandang sang istri. Bagaimana nasib anak dan istrinya jika mobil mereka mengalami kecelakaan?"Jangan panik, turunkan gigi secara bertahap," titah Ryu pada sang sopir."Sudah Tuan," sahut sopir itu."Pinggirkan mobil, cari pohon atau apa yang tidak terlalu bahaya jika kita berbenturan," ucapnya seraya melihat ke arah sang istri. "Didepan ada pohon Tuan, kita benturkan disana saja ya?" tanya sopir itu."Iya hati hati Pak," jawab Ryu."Sayang, pakai sabuk pengaman ya. Kakak sini, duduk di belakang Papi," titah Ryan pada anak dan istrinya.Namun naas, sebuah mobil tengah menyalip berbarengan dengan mobil Ryu yang menyeberang ke kiri. Dan tabrakan pun tak bisa dihindari. Bruak Ryu langsung memeluk erat putra dan juga istrinya saat mobil mereka terbalik. Rayyan, satu satunya orang yang selamat karena berada di pelukan kedua orang tuanya."Mami … bangun Mami.""Papi, bangun,"