"Huh, sia sia aku membawanya kesini," gumam Rehan, karena tak lama setelah itu, Ayumi pun ambruk.
Rehan membawanya ke kamar kemudian menidurkannya di ranjang. Tak ingin khilaf, Rehan memilih tidur di kamar lain.Keesokan paginya, Ayumi sadar, dia begitu senang saat tidur di kamar Rehan, tapi saat melihat bajunya yang masih utuh membuat dia tersenyum kecut.Ayumi pun keluar, dia tidak melihat Rehan disana. Ayumi pun menuju ke meja makan. Dia berharap, Rehan menyiapkan sarapan, tapi sepertinya, itu hanya angannya saja."Segera pulang setelah kau bangun dan jangan menyentuh apapun di apartemenku," tulis Rehan di sebuah kertas."Hah, kukira dia suka padaku saat dia membawaku kesini, ternyata, perlakuannya masih saja sama, dingin dan arogan," gumam Ayumi.Wanita cantik itu pun keluar dari apartemen Rehan. Dia harus segera bersiap karena setelah ini, dia ada jadwal praktek. Untungnya, Ayumi selalu menyiapkan baju ganti di ruangannya, jadi dia tidak perlu pulang tLeona memeluk tubuh suaminya, tapi ada satu hal yang mengganjal di hatinya."Hani, apa kamu sudah khitan?" tanya Lily malu malu."Khitan?" Ryu kembali bingung dengan pertanyaan istrinya.Lily akhirnya membisikkan pengertian khitan di telinga sang suami, dia malu jika harus bicara terus terang.Ryu tertawa mendengar bisikan sang istri. "Jadi, itu namanya khitan?" ujarnya.Lily mengangguk. Ryu langsung memeluk sang istri, dia ingin sekali menggoda Lily."Memangnya kenapa kalau aku belum di khitan? Apakah aku tidak bisa memuaskanmu? Hingga aku harus dikhitan dulu sebelum menikahimu, Humm?" Ryu menaik turunkan alisnya."Ishh, bukan itu Hani, tujuan khitan itu untuk kebersihan, bukan masalah puas atau tidak," jelas Lily seraya menundukkan wajahnya menahan rasa malu.Ryu membelai wajah sang istri. "Baiklah, demi bisa memuaskanmu, aku akan khitan setelah kita resmi menikah," ujar Ryu."Ihh, Hani, dibilang bukan itu alasannya, kenapa masih terus itu saja
Masjid Kobe 480 Kobe HyokoSebelum Ryu mengucapkan kalimat akad, dia terlebih dahulu dibimbing oleh seorang ustad membaca 2 kalimat syahadat. Jantung Leona berdegup kencang saat itu, tak bisa dia pungkiri, 4 bulan hidup dengan Ryu membuat hatinya bergetar. Dia mulai mencintai lelaki yang sesaat lagi akan menjadi imamnya."Sudah siap?" tanya penghulu.Ryu pun mengangguk. Setelah itu, lelaki tampan itu mengucapkan kalimat akad hanya dengan satu tarikan nafas. Nama Leona yang diucapkan, bukan Lily."Bagaimana saksi?" tanya penghulu."Saaah," teriak mereka.Leona merasa lega, akhirnya pernikahan mereka sah juga. Dia langsung mencium tangan suaminya, setelah itu barulah Ryu mencium kening istrinya. Papa Leona menyaksikan pernikahan putrinya yang kedua kali melalui video call."Selamat sayang, semoga kali ini, rumah tangga kalian penuh berkah dan langgeng hingga akhir hayat," ucap Papa Leona."Terima kasih doanya Pa, Ma," ucap Ryu dan Leona bersamaan.
"Waifu, kita sudah 3 bulan menikah, kenapa kamu belum hamil juga?" tanya Ryu saat mereka selesai dengan kegiatan panasnya.Wajah yang semula ceria kini murung. Leona berpikir, Ryu menuntutnya segera memiliki anak darinya."Apa kamu tidak menyayangi Rayyan, sehingga kamu segera ingin memiliki anak?" tanya Leona.Mendengar panggilan sang istri berubah membuat Ryu menyadari kalau dia salah bicara. Dan itu membuat sang istri marah."Maaf Waifu, aku sangat menyayangi Rayyan, hanya saja, aku bingung, kita melakukannya setiap hari sedangkan kamu juga tidak KB kenapa belum hamil?" jawab Ryu."Rayyan masih 7 bulan, dan masih meminum ASI, itu sebabnya aku belum hamil. Mungkin, setelah Rayyan lepas ASI, saat itulah kesuburanku kembali, mungkin … aku bisa hamil," kata Leona."Ohh iya aku lupa," sahut Ryu sambil menepuk dahinya.Saat ini, keberadaan mereka belum terendus oleh Rehan, jadi kedua orang yang dimabuk cinta itu merasa nyaman. Namun, tanpa mereka sadari, Reh
"Rayyan, apakah balita ini putraku?" batin Rehan.Rei langsung saja memgambil Rayyan dari pangkuan lelaki tadi. Dia segera membawa pergi anak majikannya pergi dari sana."Hei tunggu, dia putraku, jangan kamu bawa dia," teriak Rehan.Ya, lelaki tadi adalah Rehan, dia mendapat undangan dari temannya untuk makan bersama di restoran dekat situ, kebetulan dia melihat masjid dan sholat disana terlebih dahulu.Rehan langsung mengejar lelaki yang membawa sang putra tadi. Untungnya lelaki itu masih terlihat, jadi dia masih bisa mengejarnya."Pencuri, pencuri, tolong, lelaki itu telah menculik putraku," teriak Rehan supaya mendapat bantuan dari orang orang disana. Benar saja, beberapa orang ikut mengejar Rei."Mati aku, bagaimana ini?" gumam Rei.Lelaki itu pun menelepon sang atasan. "Bos, saya dikejar oleh seorang lelaki yang mengaku Ayah dari Tuan Kecil, sekarang kami dalam bahaya, karena dia berteriak aku menculik putranya," ujarnya."Posisi kamu dimana
"Bawa dia," titah beberapa orang yang baru saja datang.Para warga yang mengira dia adalah aparat kepolisian hanya terdiam saat lelaki itu membawanya."Mati aku," batin Rei.Sementara itu di Restoran India, Leona langsung dibawa oleh Jack menggunakan mobilnya. Wanita itu panik, karena Jack hanya datang seorang diri."Dimana Rei? Dimana Rayyan?" teriak Leona."Nanti Anda akan melihatnya," kata Jack dengan tenang."Kita akan kemana? Kenapa kamu tidak menyelamatkan Rei duluan?" Leona kembali bertanya."Nyonya tenang, di persimpangan nanti, kita akan melihatnya," ujar Jack.Leona hanya diam, dia berdoa semoga Rei dan Rayyan bisa selamat. Rasa cemas seketika hilang ketika dia mendapati putranya tengah digendong oleh seorang lelaki yang dia tidak kenal."Mami!" seru balita itu.Leona mencium dan memeluk putra kesayangannya. Saat tak melihat Rei, Leona akhirnya bertanya, "mana Rei?""Maaf Nyonya, Rei, tertangkap oleh anak buah Rehan," lirih Jack.
Sesaat sebelum kecelakaan."Nyonya, sepertinya mobil kita akan terbalik," kata Jack saat berusaha mengendalikan laju mobilnya yang mulai oleng."Lalu, apa yang harus aku lakukan Jack?" tanya Leona yang mulai panik."Saya akan melindungi tubuh Nyonya dan Rayyan saat mobil ini terbalik, begitu mobil telah berhenti, segera keluar dan cari tempat persembunyian. Tidak lama lagi, Tuan akan sampai, tunggu sampai Tuan datang jangan keluar meski nanti mobil ini akan meledak, sebentar lagi kita akan sampai di jembatan, kemungkinan, mobil ini akan terjun ke sungai,9" kata Jack."Bagaimana denganmu Jack?" tanya Leona."Saya akan baik baik saja Nyonya," jawab Jack."Hati hati Jack," ujar Leona kemudian menyembunyikan sang putra di belakang tubuhnya."Bersiaplah Nyonya," teriak Jack yang langsung merangkul tubuh Leona.Benar saja, tak lama setelah itu, mobil pun terbalik. Bruak bruak bruak. Mobil itu menabrak jembatan dan jatuh ke sungai."Se-ge-ra ke-lu-ar," h
"Dibaca dulu Papi," lirih Leona dengan wajah sendu membuat Ryu semakin khawatir.Begitu dia melihat isi amplop itu, matanya berbinar, lelaki tampan itu pun mencium dan memeluk sang istri. "Terima kasih Mami," ujarnya.Melihat sang istri hanya diam"Kenapa Mami sedih begitu?" tanya Ryu."Mami sedih, karena kita tidak bisa pindah sekarang, padahal Mami sudah kangen dengan Mama dan Papa," ujar Leona."Tenang, nanti kalau Mami sudah diperbolehkan naik pesawat, kita pasti pulang, Papi janji" kata Ryu."Terima kasih Pi," ujar Leona.Ryu akhirnya membawa sang istri ke Hanakaida, yaitu ryokan kecil yang tidak jauh dari jembatan Togetsu, tempat Leona bersembunyi tadi. Ryu memilih kamar yang dilengkapi dengan pemandian udara terbuka."Mami suka tempatnya?" tanya Ryu."Suka Papi, tapi kalau Mami mandi terus ada yang ngintip gimana, kamar mandinya bolong begini," omel Leona."Bolong?" tanya Ryu bingung.Leona tidak menjawab hanya menunjuk pada atap ya
Melihat Ayumi yang tak sadarkan diri, membuat nafas Rehan terasa berat. Dia segera menekan tombol sembarang di gawainya. Belum sempat tersambung, tubuh Rehan langsung kejang kejang dan tak sadarkan diri."Halo, halo … Rehan, kamu baik baik saja kah?" tanya seorang disana.Karena tak kunjung mendapat jawaban, lelaki itu menjadi khawatir dengan keadaan sahabatnya. Rehan jarang sekali menelepon, jika tidak penting sekali. Lelaki yang ditelepon Rehan tadi adalah Daichi, dia bergegas menuju ke apartemen Rehan. Dia yang sudah hapal dengan kode passwordnya langsung saja masuk ke dalam."Rehan … Rehaan," panggilnya.Karena tidak ada jawaban, lelaki itu pun mencoba membuka kamar sang sahabat. Matanya membola ketika melihat kedua orang tanpa busana sedang terkapar di ranjang."Ya Tuhan, Rehaan," teriaknya.Daichi segera memeriksa denyut nadi Rehan. "Lemah," gumamnya.Dia lalu menutup tubuh wanita yang sedang tidur tertelungkup kemudian membalik tubuhnya dan me